Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Landasan Teori

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pendapatan usahatani jeruk dan usahatani kopi di daerah penelitian ? 2. Bagaimana perbandingan pendapatan usahatani jeruk dan kopi di daerah penelitian ? 3. Bagaimana distribusi pendapatan usahatani jeruk dan kopi di daerah penelitian ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pendapatan usahatani jeruk dan usahatani kopi di daerah penelitian. 2. Untuk menganalisis perbandingan pendapatan usahatani jeruk dan usahatani kopi di daerah penelitian. 3. Untuk menganalisis distribusi pendapatan usahatani jeruk dan usahatani kopi di daerah penelitian.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi petani jeruk dan kopi untuk mengembangkan usahataninya. 2. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pemerintah setempat dalam membuat kebijakan pertanian khususnya untuk usahatani kopi dan usahatani jeruk. 3. Sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Jeruk Di dalam buku yang ditulis Soelarso 1996 Tanaman jeruk Citrus sp. mempunyai sistematika adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Clasis : Dicotyledoneae Ordo : Rutales Famili : Rutaceae Genus : Citrus Spesies : Citrus sp. Tanaman jeruk dapat ditanam di daerah antara 40°LU dan 40°LS. Di daerah subtropis, tanaman jeruk ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 650 m dpl, sedangkan di daerah katulistiwa sampai ketinggian 2.000 m dpl. Temperatur optimal untuk tanaman jeruk yaitu antara 25°C dan 30°C. Tanaman jeruk memerlukan sinar matahari yang penuh, bila terlindung akan berkurang produksinya. Curah hujan 1.000 mm sampai 2.000 mm bila merata sepanjang tahun merupakan hujan ideal karena bisa memelihara kelembaban tanah sepanjang tahun pada kebun jeruk. Tanaman jeruk dapat ditanam di berbagai jenis tanah dan tanah yang baik untuk tanaman jeruk yaitu bila berasal dari tanah endapan yang subur, cukup dalam dan tidak bergaram Pracaya, 2000. Universitas Sumatera Utara Tanaman jeruk rata-rata berbunga sepanjang tahun, karena bunganya tidak mengenal musim, maka buahnya tersedia setiap saat. Umur tanaman jeruk yang dibudidayakan dengan baik, maksimal dapat mencapai umur 10-15 tahun. Setelah mencapai unur tersebut dapat dilakukan peremajaan kembali. Tanaman jeruk dapat juga dipelihara terus hingga mencapai puluhan tahun dan bahkan ratusan tahun, terutaman jika pohon jeruk tersebut tumbuh dalam suatu lingkungan yang cocok dan tidak terserang penyakit atau hama AAK, 1994. Jeruk merupakan salah satu jenis buah yang digemari masyarakat Indonesia. Rasanya yang menyegarkan dan khasiatnya yang “segudang” sering menjadi alasan orang untuk mengkonsumsi buah jeruk. Ketersediaan jeruk di toko-toko buah atau pasar swalayan tiak pernah kosong. Kondisi ini menunjukkan bahwa permintaan konsumen terhadap buah jeruk cukup tinggi Tetty, 2011.

2.1.2 Kopi

Adapun klasifikasi tanaman kopi Coffea sp. adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dycotiledoneae Ordo : Rubiales Famili : Rubiaceae Genus : Coffea Spesies : Coffea sp. Kopi Coffea sp. adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk Universitas Sumatera Utara ke dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan dapat mencapai tinggi 12 m. Daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. Daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang, dan ranting- rantingnya Najiyati dan Danarti, 1999. Untuk tumbuh subur kopi diperlukan curah hujan sekitar 2.000 – 3.000 mm tiap tahun serta memerlukan waktu musim kering sekurang-kurangnya 1-2 bulan pada waktu berbunga dan pada waktu pemetikan buah. Tanaman kopi menghendaki tanah dengan lapisan tanah yang dalam, yang gembur dan yang mengandung banyak bahan organik. Tanah-tanah bekas abu gunung berapi sangat baik untuk tanaman kopi. Tanaman kopi yang diusahakan untuk produksi secara komersial umumnya sudah bukan tanaman asli, melainkan klon-klon unggul hasil persilangan dan seleksi. Tanaman-tanaman ini memberi hasil yang tinggi dan merupakan salah satu kunci untuk perkebunan-perkebunan kopi. Tanaman kopi semaian umumnya baru menghasilkan setelah umur 4-5 tahun. Tanaman kopi dapat memberikan hasil yang tinggi mulai umur 8 tahun dan dapat berbuah baik selama 15 – 18 tahun, jika memperoleh pemeliharaan yang baik-baik. Tanaman kopi dapat memberi buah sampai umur sekitar 30 tahun Spillane, 1990. Mutu kopi yang dihasilkan umumnya juga dipengaruhi oleh keadaan khusus dari masing-asing daerah, yaitu ketinggian dan iklim suatu daerah, keadaan tanah, pemeliharaan tanamannya, pemetikan buah dan pengolahannya. Ini semua dapat membuat kopi yang dihasilkan di daerah-daerah dan negara- negara tertentu memiliki keistimewaan-keistimewaan yang khas Spillane, 1990. Distribusi pendapatan merupakan kriteria yang mengindikasikan mengenai penyebaran atau pembagian pendapatan atau kekayaan antar penduduk satu Universitas Sumatera Utara dengan penduduk lain pada wilayah tertentu. Distribusi pendapatan juga merupakan salah satu isu yang sentral dalam pembahasan tentang peran negara dalam perekonomian. Hal ini disebabkan karena distribusi pendapatan seringkali dihubungkan dengn keadilan. Ketimpangan pendapatan yang disebabkan oleh tidak meratanya distribusi pendapatan menyebabkan sekelompok orang terjerat dalam kemiskinan Dwimauliddiana, 2010.

2.2 Landasan Teori

Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan yang semaksinal mungkin Suratiyah, 2009. Karena ilmu usahatani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani memperoleh dan memadukan sumberdaya lahan, tenaga kerja, modal, waktu, pengelolaan yang terbatas untuk mencapai tujuannya, maka disiplin induknya ialah ilmu ekonomi. Teori yang sangat relevan dengan usahatani ialah teori ekonomi. Penelitian usahatani dianggap mempunyai sifat multidisiplin karena harus memperhatikan informasi, prinsip, dan teori dari ilmu yang sangat erat kaitannya, seperti sosiologi, psikologi maupun berbagai ilmu tanaman dan hewan Soekartawi, 2011. Universitas Sumatera Utara Menurut Sugiarto 2002 produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasanya dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu. Secara matematika fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut : Q = FK, L, X, E Dimana : Q = Output K, L, X, E = Input kapital, tenaga kerja, bahan baku, keahlian keusahawanan Menurut Suratiyah 2009 pendapatan kotor atau penerimaan ialah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali yang diukur dalam satuan rupiah Rp. Pendapatan kotor atau penerimaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: TR = Y x Py Dimana : TR = Pendapatan kotor penerimaan Y = Jumlah produksi kg Py = Harga produksi Rp. kg Menurut Rahardja dan Mandala 2006 Biaya produksi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam melakukan kegiatan produksi. Biaya total sama dengan biaya tetap yang ditambah dengan biaya variabel. Biaya tetap fixed cost merupakan biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi, contohnya biaya barang modal, gaji pegawai, bunga pinjaman, bahkan pada saat Universitas Sumatera Utara perusahaan tidak berproduksi Q = 0, biaya tetap harus dikeluarkan dalam jumlah yang sama. Biaya variabel variable cost adalah biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi, contohnya upah buruh, biaya bahan baku. TC = FC + VC Dimana : TC = biaya total jangka pendek FC = biaya tetap jangka pendek VC = biaya variabel jangka pendek Menurut Rahardja dan Mandala 2006 Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit output. Besarnya biaya rata adalah biaya total dibagi jumlah output, maka besarnya biaya rata-rata average cost sama dengan biaya tetap rata-rata average fixed cost ditambah dengan biaya variabel rata-rata average variable cost. AC = AFC + AVC Dimana : AC = biaya rata-rata AFC = biaya tetap rata-rata AVC = biaya variabel rata-rata Menurut Ahmad 2006 Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dengan semua biaya yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan usahatani. Pendapatan suatu usahatani dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Pd = TR – TC Dimana : Pd = Pendapatan bersih usahatani TR = Total penerimaan TC = Total biaya Universitas Sumatera Utara Gini Ratio merupakan suatu alat untuk mengukur tingkat kepincangan pembagian pendapatan relatif antar penduduk suatu negara atau wilayah yang telah diakui secara luas. Indeks Gini Ratio dengan asumsi-asumsi tertentu dapat pula dipergunakan untuk bahan analisis perbandingan pendapatan relatif antar masyarakat dari beberapa negara atau wilayah dan kecenderungan kepincangan pembagian pendapatan antara anggota masyarakat tertentu. Koefisien Gini Gini Ratio adalah parameter yang digunakan untuk mengukur ketimpangan distribusi pendapatan. Koefisien Gini bernilai antara 0 sampai dengan 1 yang merupakan rasio antara luas area antara kurva Lorenz dengan garis kemerataan sempurna dengan luas area di bawah kurva Lorenz Syamsuddin, 2011. Gambar 1. Bentuk Arsiran Kurva Lorenz Kumulatif Pendapatan Kumulatif Penduduk Sumber : http:statistikaterapan.files.wordpress.com Dari gambar di atas, sumbu horizontal menyatakan presentase kumulatif penduduk, sedangkan sumbu vertikal menyatakan bagian dari total pendapatan Universitas Sumatera Utara yang diterima oleh masing-masing presentase penduduk tersebut. Sedangkan garis diagonal di tengah disebut “garis kemerataan sempurna”. Karena setiap titik pada garis diagonal merupakan tempat kedudukan presentase penduduk yang sama dengan presentasi penerimaan pendapatan. Semakin jauh jarak kurva Lorenz dari garis diagonal maka semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya. Sebaliknya, semakin dekat jarak kurva Lorenz dari garis diagonal maka semakin tinggi tingkat pemerataan distribusi pendapatannya. Pada gambar di atas besar ketimpangan digambarkan sebagai daerah yang diarsir Halim, 2012. Analisis komparasi atau perbedaan merupkan prosedur statistik untuk menguji perbedaan di antara dua kelompok data variabel atau lebih. Analisis perbedaan atau uji perbedaan ini sering bergantung pada jenis data nominal, ordinal, interval dan rasio dan kelompok sampel yang diuji. Jenis teknis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif harus sesuai dengan jenis data atau variabel berdasarkan skala pengukuran Ahmad, 2006.

2.3 Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

Analisis Usahatani Kakao(Studi Kasus : Desa Kuala Lau Bicik, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang)

19 155 59

Analisis Usahatani Jeruk Manis (Citrus)(Studi Kasus: Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo)

59 303 67

Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

7 64 86

Partisipasi Wanita dalam Usahatani Kubis dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara)

0 10 60

Partisipasi Wanita dalam Usahatani Kubis dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara)

0 0 13

Partisipasi Wanita dalam Usahatani Kubis dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara)

0 0 1

Partisipasi Wanita dalam Usahatani Kubis dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara)

0 1 8

Partisipasi Wanita dalam Usahatani Kubis dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara)

0 1 12

Analisis Komparasi Distribusi Pendapatan Usahatani Jeruk Dan Usahatani Kopi Di Kabupaten Karo ( Studi Kasus : Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo )

0 0 25

KABUPATEN KARO( Studi Kasus : Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

0 3 11