P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 5 Page 16
GAMBAR 3.5 LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK LPP KOTA DEPOK
TAHUN 2011- 2015
Sumber: BAPPEDA Kota Depok, 2015
B. GAMBARAN SOSIAL EKONOMI
1. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kota Depok merupakan daerah yang memiliki potensial sosial ekonomi yang tinggi. Potensi tersebut karena letaknya yang sangat strategis, menjadi penyangga Ibukota
Negara. Letaknya demikian berdampak positif bagi para investor untuk menanamkan modalnya di wilayah ini, terutama yang berkaitan dengan pengembangan kawasan di Kota
Depok sebagai kota permukiman, perdagangan dan jasa. Adanya Universitas Indonesia UI dan universitas swasta lainnya yang cukup berkualitas, menjadikan investor
berbondong – bondong untuk membuka berbagai macam perdagangan wisata kuliner
serta investasi lahan untuk dijadikan apartemen ataupun rumah. Berdasarkan struktur ekonomi, yang ditunjukkan oleh angka PDRB, sektor
unggulan daerah Kota Depok adalah sektor tersier yang meliputi subsektor perdagangan, hotel dan restoran, dan subsektor jasa. Berdasarkan data PDRB tahun 2011 yang
dipublikasikan BPS Kota Depok pada tahun 2012, sektor tersier memberikan kontribusi pada perekonomian daerah sebesar 48,55 Atas Dasar Harga Konstan, meningkat
dibanding tahun sebelumnya 47,48. Makin meningkatnya kontribusi sektor tersier kian
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 5 Page 17
mengokohkan Kota Depok sebagai kota perdagangan dan jasa. Sektor sekunder sebenarnya masih menunjukkan kontribusi yang besar 48,68 ADHK, namun cenderung
mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Sebelumnya tahun 2010, kontribusi sektor sekunder sebesar 49,36. Di luar sektor makro di atas, Kota Depok juga memiliki
berbagai produk potensial yang memiliki keunggulan komparatif, antara lain komoditas belimbing, ikan hias, tanaman hias, serta beberapa produk ekonomi kreatif. Sumbangan
kegiatan ekonomi kreatif di Kota Depok terhadap PDRB ADHK 2000.
2. Pengeluaran Per Kapita
Besarnya pendapatan yang diterimadiperoleh rumah tangga dapat menggambarkan kesejahteraan suatu masyarakat. Namun demikian data pendapatan yang akurat sulit
diperoleh, sehingga dalam Surveykegiatan Sosial Ekonomi Daerah Suseda didekati melalui pengeluaran rumah rangga. Pengeluaran perkapita masyarakat Kota Depok pada
tahun 2011 sebesar 651,46, tahun 2012 sebesar 654,95, tahun 2013 sebesar 658,25, tahun 2014 sebesar 661,30 dan tahun 2015 sebesar 661.35. Berikut gambaran pengeluaran
perkapita penduduk Kota Depok tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 seperti terlihat pada Gambar dibawah ini.
GAMBAR 3.6 PENGELUARAN PERKAPITA PENDUDUK KOTA DEPOK
TAHUN 2011- 2015
Sumber : Bappeda Kota Depok, 2015
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 5 Page 18
3 . Penduduk miskin
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Indikator kemiskinan ditentukan dengan nilai rupiah
yang dibelanjakan untuk 2.100 kalori per kapita per hari ditambah dengan pemenuhan kebutuhan pokok minuman lainnya seperti perumahan, bahan bakar, sandang, pendidikan,
kesehatan dan transportasi. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2012 sebanyak 321.012 jiwa 16,9 , tahun 2013 sebanyak 469.603 jiwa 24, tahun 2014 dan tahun 2015
berdasarkan data dari UPT Jamkesda jumlah penduduk miskin sebanyak 188.660 jiwa.
4. Tingkat Pendidikan