PENYULUHAN KESEHATAN SITUASI UPAYA KESEHATAN

P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 5 Page 138 GAMBAR 5.43 CAKUPAN USILA 60 TAHUN YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DI KOTA DEPOK TAHUN 2011-2015 Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok, 2015 Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2011 cakupan pelayanan kesehatan bagi lansia sebesar 27,02 tahun 2012 sebesar 36,56, tahun 2013 sebesar 37,53. Pada tahun 2014 sebesar 23,62. Pada tahun 2015 cakupan pelayanan kesehatan bagi lansia sebesar 69,34 jumlah ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.

E. PENYULUHAN KESEHATAN

Kegiatan penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan penambahan pengetahuan yang diperuntukkan bagi masyarakat melalui penyebaran pesan. Tujuan kegiatan penyuluhan kesehatan yaitu untuk mencapai tujuan hidup sehat dengan cara mempengaruhi perilaku masyarakat baik itu secara indvidu ataupun secara kelompok dengan cara menyampaikan pesan. Penyuluhan kesehatan merupakan gabungan dari berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar sehingga harapannya, dengan adanya penyuluhan kesehatan dapat membuat masyarakat lebih sadar akan pentingnya pola kehidupan yang sehat. Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Penyuluhan kessehatan biasanya dilakukan di rumah sakit, P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 5 Page 139 klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan. Trend penyuluhan kesehatan dari rentang waktu 2011 hingga tahun 2015 bergerak fluktuatif. Pada tahun 2011 hingga tahun 2012, trend penyuluhan mengalami penurunan. Tahun 2011, jumlah seluruh kegiatan penyuluhan kesehatan sebanyak 9.782, sedangkan tahun 2012 sebanyak 2,117 kegiatan. Tahun 2013, kegiatan penyuluhan kesehatan sebanyak 92.794 kali, dan meningkat di tahun 2014 menjadi 122.379 kali. Pada tahun 2015 menurun menjadi 106.637 kali. Harapannya, kegiatan penyuluhan tersebut semakin ditingkatkan agar dapat menjangkau masyarakat luas sehingga tujuan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat juga meningkat. Rumah tangga sehat ber-PHBS Rumah tangga sehatber-PHBS adalah rumah tangga yang seluruh anggota keluarganya telah berperilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi 10 indikator, yaitu ibu bersalin oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI untuk balita, adanya jaminan pemeliharaan kesehatan, aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok, makan dengan gizin seimbang, ketersediaan air bersih, adanya jamban yang memenuhi syarat, tingkat kepadatan hunian, lantai rumah bukan dari tanah dan bebas jentik. Dari laporan, pada tahun 2011 telah dilakukan pengkajian PHBS pada 349.445 rumah tangga diantaranya 74,83 sudah ber PHBS. Pada tahun 2012 Jumlah Rumah Tangga Ber PHBS sebanyak 264.569 70, tahun 2013 Jumlah rumah tangga yang ber PHBS sebanyak 270.187 74. Tahun 2014 Jumlah Rumah Tangga Ber PHBS sebanyak 283.879 77,2. Padat tahun 2015 jumlah Rumah Tangga yang ber PHBS sebanyak 296.949 77,5. Peningkatannya memang masih sangat sedikit. Untuk itu, perlu adanya dukungan dari berbagai komponen baik lintas program, lintas sektor, LSM, swasta dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. Berikut gambaran persentase rumah tangga ber PHBS di Kota Depok tahun 2011- 2015. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 5 Page 140 GAMBAR 5.44 PERSENTASE RUMAH TANGGA BER PHBS DI KOTA DEPOK TAHUN 2011 – 2015 Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Depok, 2015 Persentase Rumah Tangga Ber PHBS Menurut Kecamatan Di Kota Depok Tahun 2015 ditunjukkan dalam gamber berikut: P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 5 Page 141 GAMBAR 5.45 PERSENTASE RUMAH TANGGA BER PHBS MENURUT KECAMATAN DI KOTA DEPOK TAHUN 2015 Sumber : Seksi Promkes Dinas Kesehatan Kota Depok, 2015 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 5 Page 142

BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Penentu keberhasilan pembangunan kesehatan adalah ketersediaan sumber daya kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Sumber daya kesehatan yang diperlukan di dalam pembangunan kesehatan antara lain tenaga, dana, sarana dan prasarana serta teknologi.

A. TENAGA KESEHATAN

Sesuai dengan UU Nomor 36 Tahun 2104, yang dimaksud sebagai tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabadikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan dikelompokkan ke dalam tenaga medis dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis, tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisan medis, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional dan tenaga kesehatan lain Standar indikator Indonesia Sehat yaitu rasio dokter spesialis 6 per 100.000 penduduk, rasio dokter 40 per 100.000 penduduk, rasio dokter gigi 11 per 100.000 penduduk, rasio bidan 100 per 100.000 penduduk, rasio perawat 117,5 per 100.000 penduduk, rasio tenaga gizi 22 per 100.000 penduduk, rasio tenaga kesmas 40 per 100.000 penduduk, rasio tenaga sanitasi 40 per 100.000 penduduk.

1. Tenaga Medis

Pada tahun 2015 data yang dilaporkan menunjukkan bahwa sebaran tenaga medis meningkat 19 dari tahun 2014. Peningkatan tenaga medis ini disebabkan juga karena telah tersedia data tenaga medis yang bertugas di klinik. Dokter spesialis yang semula berjumlah 635 meningkat menjadi 725. Demikian juga dengan dokter umum, yang semula berjumlah 365, meningkat menjadi 1062. Dari 365 dokter umum, yang mengurus dan memiliki Surat Izin Praktek sebesar 287 orang, sisanya masih belum memiliki SIP. Untuk tahun 2015, dari 1062 jumlah dokter umum, telah mengurus dan memiliki SIP.