Jumlah Kematian Bayi MORTALITAS KEMATIAN

P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 5 Page 39 Jumlah kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. Berbagai faktor yang berkaitan dengan penyebab kematian, baik langsung maupun tidak langsung, antara lain dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi, kualitas lingkungan hidup, upaya pelayanan kesehatan dan lain-lain. Di Propinsi Jawa Barat beberapa faktor penyebab kematian perlu mendapat perhatian khusus, diantaranya yang berhubungan dengan kematian ibu dan bayi yaitu besarnya tingkat kelahiran, umur masa paritas, jumlah anak yang dilahirkan serta penolong persalinan. Indikator kematian yang paling sering digunakan adalah Angka Kematian Ibu AKI, Angka Kematian Bayi AKB dan Angka Kematian Balita Akaba.

1. Jumlah Kematian Bayi

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Angka kematian yang terjadi dalam suatu wilayah dapat menggambarkan derajat kesehatan wilayah tersebut. Penyebab kematian ada yang langsung dan tidak langsung. Walaupun dalam kenyataannya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat kematian di masyarakat. Faktor yang berkaitan dengan penyebab kematian maupun kesakitan di suatu daerah antara lain tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan kualitas lingkungan hidup, upaya pelayanan kesehatan lainnya baik preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif. Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 5 Page 40 melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. GAMBAR 4.3 SEBARAN JUMLAH KEMATIAN BAYI MENURUT KECAMATAN DI KOTA DEPOK TAHUN 2015 Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok, 2015 Gambar 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebaran jumlah kematian bayi di Kota Depok tahun 2015 tertinggi pada Kecamatan Sukmajaya yaitu sebanyak 15 kematian bayi, sedangkan kecamatan dengan jumlah kematian bayi terendah adalah Kecamatan Cinere yaitu satu kasus kematian bayi. Bila dihitung rasio angka kematian bayi AKB per 1000 kelahiran hidup, maka pada tahun 2013 sebesar 2,341000 KH, tahun 2014 sebesar 1,781000 KH dan tahun 2015 sebesar 21000 KH. Tabel 4.1 menjabarkan rasio angka kematian bayi di Kota Depok tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 5 Page 41 TABEL 4.1 RASIO ANGKA KEMATIAN BAYI DI KOTA DEPOK TAHUN 2011 – 2015 Tahun Jumlah Kematian Bayi Jumlah Kelahiran Hidup Rasio AKB 2011 119 38.421 3,211000KH 2012 114 43.545 2,821000KH 2013 113 42.661 2,341000KH 2014 83 46.679 1,781000KH 2015 62 40.186 21000 KH Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Depok,2015 Ada banyak faktor yang mempengaruhi jumlah kematian bayi tetapi tidak mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Dari beberapa rangkaian peristiwa kematian bayi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah kematian bayi diantaranya tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah pola perilaku hidup. Jumlah kematian bayi tahun 2013 sebanyak 113 kasus, tahun 2014 sebanyak 83 kasus dan tahun 2015 sebanyak 62 kasus. Beberapa faktor penyebab kematian bayi antara lain disebabkan BBLR, asfiksia, infeksi, serta permasalahan laktasi. Angka Kematian Bayi AKB atau Infant Mortality Rate IMR merupakan indikator yang sangat sensitif terhadap upaya pelayanan kesehatan terutama yang berhubungan dengan bayi baru lahir perinatal dan neonatal. Gambar 4.4 menampilkan angka kematian Bayi hasil perhitungan BPS dari Tahun 2011 - 2015 . P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 5 Page 42 GAMBAR 4.4 ANGKA KEMATIAN BAYI DI KOTA DEPOK TAHUN 2011-2015 Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Depok,2015

2. Jumlah Kematian Balita