ALIRAN DAN PENDAPAT AHLI EKONOMI ISLAM

G. ALIRAN DAN PENDAPAT AHLI EKONOMI ISLAM

Sesuai dengan perkembangan sosiologi suatu bangsa dan negara, apalagi rentang waktu dan geografi yang lama dan luas, maka dalam sistem ekonomi Islam, ditemui beberapa pendapat ahli ekonomi Islam. Menurut Abdul Halim, setidaknya ada tiga golongan pendapat tentang ekonomi Islam, yakni:

1. Aliran Iqtishaduna

Tokoh mazhab ini, Moh. Baqir as-Sadr, Abbas Mirakhor, Baqir a-Hasani, dan Kadim as- Sadr. Inti ajaran ini antara lain:

1) Eksistensi ekonomi konvensional tidak pernah sejalan dengan ekonomi syariah.

2) Islam tidak mengenal doktrin yang menganggap, sumber daya terbatas. Sebab, Al- Qur’an mengatakan, “Sesungguhnya telah Kami ciptakan segala sesuatu dalam ukuran yang setepat-tepatnya.”

3) Aliran ini menolak pendapat yang mengatakan, tidak terbatasnya kebutuhan atau keinginan ekonomi manusia karena adanya marginal utility dan law of diminishing returns.

4) Sebenarnya masalah tidak terbatasnya sumber daya muncul disebabkan sistem distribusi yang tidak merata dan ketiadaan keadilan yang merajalela.

5) Istilah ekonomi tidak tepat, yang benar adalah iqtishaduna, bukan saja berarti ekonomi, tetapi bisa juga berarti ekuilibirium atau seimbang atau keadaan yang sama.

2. Aliran Mainstream

Tokoh mazhab ini antara lain Umar Chapra, M. Nejatullah Shiddiqy dan para tokoh Islam di IDB. Aliran ini mengatakan, ekonomi muncul karena sumber daya yang terbatas yang dihadapkan pada keinginan, kebutuhan, dan kecenderungan masyarakat yang tidak terbatas.

Aliran ini mirip aliran konvensional di mana perbedaannya ada pada penyelesaian masalah yang berhubungan dengan ekonomi. Dalam pandangan konvensional, masalah ekonomi dapat diselesaikan dengan cara menentukan pilihan atau skala prioritas berdasarkan selera masing- masing. Sedangkan dalam sistem ekonomi Islam, panduannya al-Qur’an dan as-Sunah.

Usaha untuk mengembangkan ekonomi syariah, tidak berarti harus memusnahkan semua hasil analisis yang dilakukan para tokoh ekonomi konvensional terdahulu. Apabila hasil analisis itu cocok/baik, dan tidak bertentangan dengan syariat Islam, tidak ada salahnya dipakai/diambil oleh ekonomi syariah.

Mengambil hal-hal yang baik dan bermanfaat yang dihasilkan bangsa dan budayanon- islam, tidak dilarang oleh syariat Islam. Dalam sejarah Islam, para cendekiawan muslim banyak

30 JURNAL EkonomiKa

Kesejahteraan Yang Diberkahi

memakai ilmu dan peradaban lain seperti filsafat Yunani, Romawi, Persia, dan China (dalam bidang ekonomi).

3. Aliran Alternatif Kritis

Pelopor aliran ini adalah Timur Kur’an dari University of Southern, California, Yomo dari Harvard University, dan beberapa tokoh ekonomi Islam dari Cambrige University dan Yale University. Aliran ini mengeritik Iqtishaduna yang mengklaim, dapat membuat sesuatu yang baru dalam ekonomi syariah, padahal, apa yang dilakukan sudah pernah dilakukan orang lain.

Aliran ini juga mengeritik aliran Mainstream dengan mengatakan, apa yang dilakukan aliran Mainstream sebenarnya sebagai jiplakan dari aliran nonklasik dengan menghilangkan variabel riba dan memasukkan vaiabel zakat dan niat sesuai dengan ajaran Islam. Ekonomi Islam itu belum tentu benar karena fondasi ekonomi Islam adalah hasil tafsiran manusia atas Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasul sehingga nilai kebenarannya masih bersifat relatif dan tidak mutlak.

Praposisi dan teori yang diajukan ekonomi syariah harus selalu diuji kebenarannya, sebagaimana yang dilakukan terhadap ekonomi konvensional.

Selain tiga mazhab dalam ekonomi Islam di atas, Abdul Manan juga mengenalkan pendapat para ahli ekonomi Islam tentang ekonomi, baik dari kalangan sahabat Rasulullah saw, tabiin, tabi-tabiin, maupun para mujahid pada masa-masa kejayaan Islam. Para pakar itu antara lain:

1) Umar Ibnu Khattab Seperti diketahui, selain memiliki sifat-sifat berani dan tawaddu, Umar ibnu Khattab

juga memiliki pemikiran dan ijtihad yang hebat sehingga ada yang dilegalisasi Allah swt sebagai wahyu. Oleh karena itu, sangat wajar kalau umat Islam menjadikan pendapat Umar dalam mengembangkan sistem ekonomi syariah. Abdul Manan mencatat beberapa pendapat Umar tentang ekonomi antara lain:

a. Ekonomi Islam menggalakkan sektor pertanian;

b. Mengurangi beban pajak terhadap barang-barang nabati dan kurma dari Siria sampai 50 persen. Hal ini dimaksudkan untuk memperlancar arus masuknya makanan ke Madinah;

c. Membangun pasar di kota-kota agar terjadi suasana persaingan secara sehat;

d. Membanting harga dan menumpuk barang serta mengambil keuntungan berlebihan, dilarang;

e. Menggalakkan pungutan zakat sebagai sumber utama penghasilan negara;

f. Surplus pendapatan dalam jumlah-jumlah tertentu harus diserahkan kepada negara, kemudian dana itu dikelola untuk kepentingan rakyat;

g. Mendirikan institusi administrasi yang hampir tidak mungkin dilakukan pada abad ke-7 Masehi;

JURNAL EkonomiKa

Kesejahteraan Yang Diberkahi

h. Mendirikan baitulmal di ibu kota dan cabang-cabangnya di provinsi di mana baitulmal ini secara tidak langsung bertugas sebagai pelaksanaan kebijakan

fiskal negara Islam dan berada langsung di bawah pengawasan khalifah; i.

Menetapkan beberapa peraturan yang mendorong lajunya perkembangan ekonomi secara baik.

2) Abu Yusuf Abu Yusuf adalah Ketua Mahkamah Agung pada masa Khalifah Harun Al-Rasyid.

Kitabnya yang paling populer di bidang ekonomi adalah Al Kharaj yang ditulis atas permintaan Khalifah dalam rangka menghimpun pemasukan negara dari pajak. Kitab ini dapat digolongkan sebagai Public Finance dalam ekonomi modern, memuat beberapa hal penting berkaitan ekonomi Islam, antara lain:

a. Uang negara bukan milik khalifah, tetapi amanah Allah dan rakyat yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab;

b. Di sektor pertanahan, tanah yang diperoleh dari pemberian pemerintah, dapat ditarik kembali jika tidak digarap selama tiga tahun dan selanjutnya tanah

tersebut diserahkan kepada orang lain;

c. Di sektor perpajakan, pajak hanya ditetapkan pada harta yang melebihi kebutuhan rakyat dan ditetapkan berdasarkan kerelaan mereka;

d. Di sektor peradilan, hukum tidak dibenarkan berdasarkan hal yang syubhat. Kesalahan dalam mengampuni lebih baik daripada kesalahan dalam

mengukum.

e. Sistem ekonomi Islam mengikuti mekanisme pasar dengan memberi beberapa yang optimal bagi para pelaku di dalamnya. Dengan demikian, pemerintah tidak perlu menetapkan harga. Namun, negara berkewajiban menjaga keseimbangan perkembangan ekonomi di masyarakat.

3) Ibnu Sina Sekalipun dikenal di dunia Barat sebagai bapak kedokteran internasional, Ibnu Sina

juga menelorkan beberapa pendapat tentang ekonomi, antara lain:

a. Manusia adalah makhluk berekonomi;

b. Ekonomi membutuhkan negara;

c. Perkembangan ekonomi melalui perkembangan ekonomi keluarga, masyarakat, dan negara;

d. Tujuan politik negara harus diarahkan kepada keseragaman seluruh masyarakat dalam mewujudkan perekonomian, dan kestabilan ekonomi harus dijaga;

e. Seseorang dapat memiliki harta milik pribadi yang berasal dari warisan atau hasil kerja;

32 JURNAL EkonomiKa

Kesejahteraan Yang Diberkahi

f. Wajib bekerja untuk mendapatkan harta ekonomi menurut jalan-jalan yang halal;

g. Pengeluaran dan pemasukan negara harus diatur dengan sistem anggaran;

h. Pengeluaran wajib atau nafkah yang sifatnya konsumtif harus sehemat mungkin. Pengeluaran untuk kepentingan umum (negara dan masyarakat)

yang sifatnya wajib juga harus mempunyai rencana simpanan yang menjadi jaminan baginya pada saat kesukaran atau saat diperlukan.

4) Abu Hamid Al-Ghazali Tokoh ini lebih dikenal sebagai seorang sufi dan filsuf, bahkan juga sering mengeritik

filsafat pada jamannya. Namun, Abu Hamid Al-Ghazali juga mempunyai pemikiran dan gagasan tentang masalah ekonomi syariah, antara lain:

a. Perkembangan ekonomi bertolak dari hakikat dunia, terdiri dari tiga unsur: materi, manusia, dan pembangunan. Ketiga unsur ini interdependen;

b. Perkembangan ekonomi memerlukan adanya transportasi;

c. Uang bukanlah komoditas, tetapi alat tukar;

d. Perkembangan ekonomi mengikat menjadi ekonomi jasa, yakni hubungan jasa di antara manusia;

e. Perlu adanya pemerintah;

f. Negara Islam harus mempunyai mata uang sendiri;

g. Perlunya institusi semacam perbankan;

h. Hati-hati terhadap riba sebab riba dapat merusak kehidupan manusia; i.

Dua jalur transaksi perbankan, yakni: peribadi dan negara.

5) Ibnu Taimiyyah Ibnu Taimiyyah dikenal sebagai seorang ulama yang gigih memperjuangkan

kemurnian ajaran Islam, khususnya yang berkaitan dengan akidah Islam. Namun, seperti ulama Islam tersohor lainnya, Ibnu Taimiyyah juga menulis pelbagai ilmu-ilmu Islam, termasuk di dalamnya ekonomi syariah. Dalam konteks ini, Abdul Manan mengutip beberapa pendapatnya tentang ekonomi, antara lain:

a. Naik turunnya harga bukan saja dipengaruhi penawaran dan permintaan, tetapi bisa disebabkan faktor lain seperti efisiensi produk, penurunan jumlah impor barang-barang yang diminta dan adanya tekanan pasar;

b. Kontrak harus bersifat sukarela;

c. Moral sangat diperlukan dalam transaksi bisnis;

JURNAL EkonomiKa

Kesejahteraan Yang Diberkahi

d. Perlunya mekanisme pasar yang sehat, sistem upah dari keuntungan yang wajar, kebijakan monoter dan lembaga hibah keuangan publik;

e. Pencetakan uang yang berlebihan akan memicu inflasi dan hilangnya kepercayaan tentang uang tersebut;

f. Prinsip ”bad money will drive out good” merupakan pendapat yang dijiplak ke dalam apa yang dikenal sebagai teori Oresham Law.

6) Ibnu Khaldun Ibnu Khaldun adalah seorang cendekiawan muslim yang dikenal dunia Barat

sebagai seorang sosiolog ulung. Sama seperti ulama Islam pada umumnya, Ibnu Khaldun juga memiliki pelbagai pemikiran di segala sektor kehidupan termasuk ekonomi syariah. Dalam konteks ini, dikutip beberapa pendapat Ibnu Khaldun mengenai ekonomi syariah, yakni:

a. Kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya uang di negara tersebut, tetapi ditentukan oleh tingkat produksinya dan neraca pembayaran uang, positif;

b. Produksi merupakan motor penggerak pembangunan yang menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan negara, dan menimbulkan permintaan atas

faktor produksi lainnya;

c. Uang hanya sebagai alat tukar, jadi tidak perlu mengandung emas dan perak di mana keduanya hanya sebagai standar nilai uang saja.

d. Kebijakan negara tetap diperlukan dalam mengatur perdagangan internasional;

e. Perlu dibentuk pasar yang luas dengan lebih digalakkan perdagangan internasional dan perlu perbaikan tingkat upah;

f. Produksi adalah aktivitas manusia yang diorganisasikan secara sosial dan internasional;

g. Inflasi ada dua jenis, yakni yang disebabkan alam dan yang disebabkan oleh manusia. Inflasi yang disebabkan oleh alam misalnya, gagal panen dan adanya bencana alam. Sedangkan, inflasi yang disebabkan ulah manusia, misalnya korupsi, administrasi yang buruk, pajak yang tinggi, dan kenaikan pasokan mata uang;

h. Mencetak uang secara berlebihan, jelas akan meningkatkan naiknya tingkat harga secara keseluruhan dan merusak perkembangan ekonomi negara.