126
ini akan menyulitkan Astra Credit Company ACC dalam melakukan penyelesaian pembiayaan bermasalah tersebut.
112
Salah satu contoh kasus yang pernah dibawa oleh Astra Credit Company ACC cabang Medan adalah kasus Said Fahli dimana pada awalnya menurut
pengakuan yang bersangkutan
kendaraan bermotor yang dibeli debitur
dinyatakan untuk penggunaan pribadi, tetapi dalam kenyataannya disewakan kepada pihak ketiga seperti yang dilakukan oleh Said Fahli menurut
pengakuannya sendiri di bawah sumpah di depan Pengadilan Negeri, Ternyata pihak ketiga yang menyewa tersebut juga menyewakan kendaraan dimaksud
kepada pihak lain dan tidak diketahui lagi keberadaan kendaraan tersebut. Hal ini tentu akan sangat menyulitkan Astra Credit Company ACC dalam penyelesaian
pembiayaan bermasalah tersebut, sehingga harus dilakukan melalui jalur hukum seperti contoh kasus yang diteliti dan menjadi lampiran dalam penelitian ini.
B. Upaya Penyelesaian Hambatan-hambatan
Dalam penyelesaian kredit macet di Astra Credit Company ACC Cabang Medan sebagian besar menggunakan eksekusi di bawah tangan
113
. Hal tersebut lebih memudahkan kreditur dan debitur, karena apabila dilakukan melalui pengadilan akan
lebih membutuhkan waktu dan biaya. Namun demikian tentunya eksekusi di bawah tangan juga mempunyai kelemahan dalam pelaksanaannya.
112
Hasil wawancara dengan Edy Tribowo, Account Receivable Management Head ARMH Astra Credit Companies Cabang Medan, tgl 15 September 2012
113
Hasil wawancara dengan Dona Farida Sianipar, Operation Head Astra Credit Companies Cabang Medan, 25 November 2012.
Universitas Sumatera Utara
127
Undang-Undang Jaminan Fidusia memberikan kemudahan melaksanakan eksekusi melalui lembaga parate eksekusi. Kemudahan dalam pelaksanaan eksekusi
ini tidak semata-mata monopoli jaminan fidusia karena dalam gadai pun dikenal lembaga serupa.
114
Dalam Pasal 15 ayat 1 Undang-Undang Jaminan Fidusia dicantumkan bahwa dalam sertifikat jaminan fidusia dicantumkan kata-kata DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHAESA. Irah-irah inilah yang memberikan kekuatan eksekutorial pada sertifikat jaminan fidusia oleh karena itu
dipersamakan dengan putusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap. Artinya sertifikat jaminan fidusia dapat langsung dieksekusi tanpa melalui proses
persidangan dan pemeriksaan melalui pengadilan dan bersifat final serta mengikat para pihak untuk melaksanakan putusan tersebut.
Apabila debitur cidera janji maka penerima fidusia berhak untuk menjual benda yang menjadi objek jaminan atas kekuasaannya sendiri. Ini merupakan salah
satu ciri
jaminan kebendaan
yaitu adanya
kemudahan dalam
pelaksanaan eksekusinya.
Pasal 29 Undang-Undang Jaminan Fidusia menyatakan bahwa apabila debitur atau pemberi fidusia cidera janji, eksekusi terhadap benda yang menjadi objek
jaminan fidusia dapat dilakukan dengan cara: a.
Pelaksanaan titel eksekutorial oleh penerima fidusia;
114
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Jaminan Fidusia, Jakarta : Raja Grafindo, 2000, Hal. 150.
Universitas Sumatera Utara
128
Dalam Undang-Undang Jaminan Fidusia diatur secara khusus tentang eksekusi jaminan fidusia yaitu melalui parate eksekusi. Parate eksekusi adalah melakukan
sendiri eksekusi tanpa bantuan atau tanpa campur tangan pengadilan. Parate eksekusi dalam hukum jaminan semula hanya diberikan kepada kreditur
penerima hipotik pertama dan kepada penerima gadai pand. b.
Penjualan benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas kekuasaan penerima fidusia sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya
dari hasil penjualan; Prinsipnya adalah bahwa penjualan benda yang menjadi objek jaminan fidusia
harus melalui pelelangan umum, karena dengan cara ini diharapkan dapat diperoleh harga yang paling tinggi. Namun demikian dalam hal penjualan
melalui pelelangan umum diperkirakan tidak akan menghasilkan harga tertinggi yang menguntungkan baik pemberi fidusia ataupun penerima fidusia, maka
dimungkinkan penjualan di bawah tangan asalkan hal tersebut disepakati oleh pemberi fidusia dan penerima fidusia dan syarat jangka waktu pelaksanaan
penjualan tersebut dipenuhi. c.
Penjualan di bawah tangan Pelaksanaan penjualan bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan
pemberi dan penerima fidusia jika dengan cara demikian dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para pihak dilakukan setelah lewat waktu 1 satu
bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh pemberi fidusia dan penerima fidusia kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan diumumkan sedikitnya
Universitas Sumatera Utara
129
dalam 2 dua surat kabar yang beredar di daerah yang bersangkutan. Jadi pada prinsipnya pelaksanaan penjualan di bawah tangan dilakukan oleh pemberi
fidusia sendiri, selanjutnya hasil penjualan tersebut diserahkan kepada penerima fidusia pihak kreditbank untuk melunasi hutang pemberi fidusia debitur.
Pasal 30 Undang-Undang Jaminan Fidusia mewajibkan pemberi fidusia untuk menyerahkan benda yang menjadi objek jaminan fidusia dalam rangka pelaksanaan
eksekusi Jaminan Fidusia. Dalam hal pemberi fidusia tidak menyerahkan benda yang menjadi objek jaminan fidusia pada waktu eksekusi dilaksanakan, penerima fidusia
berhak mengambil benda yang menjadi objek jaminan fidusia dan apabila perlu dapat meminta bantuan pihak yang berwenang.
Menurut Pasal 29 ayat 1 huruf C Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia memberikan peluang kepada kreditur untuk melakukan
penjualan di bawah tangan jika dengan cara tersebut dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para pihak, akan tetapi pelaksanaan penjualan baru dapat
dilakukan setelah melewati waktu 1 satu bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh pemberi fidusia dan penerima fidusia kepada pihak-pihak yang berkepentingan
dan diumumkan sedikitnya dalam 2 dua surat kabar yang beredar di daerah yang bersangkutan.
Dalam pelaksanaannya eksekusi jaminan fidusia, mengalami kendala dalam hal debitur tidak memberikan kesempatan dengan berbagai alasan. Lembaga
pembiayaan senantiasa melakukan tindakan eksekusi sendiri atau dengan bantuan
Universitas Sumatera Utara
130
pihak berwenang. Penggunaan kewenangan ini oleh lembaga pembiayaan di lapangan sering mendapatkan perlawanan dari pihak debitur pemberi fidusia.
C. Analisa Kasus Said Fahli Kronologis