pertemuan-pertemuan ilmiah, mendownload artikel melalui internet dan melakukan studi dokumen untuk memperoleh putusan-putusan pengadilan yang memutus
perbuatan wanprestasi dan delik penipuan. Semua bahan yang diperoleh akan dipilah- pilah dan diurutkan guna memperoleh data yang sesuai dengan rumusan perbuatan
wanprestasi dan rumusan perbuatan penipuan dalam perjanjian.
4. Analisis Data
Putusan-putusan yang berkaitan dengan perbuatan wanprestasi dan delik penipuan di dalam perjanjian yang telah dikumpulkan tersebut akan dianalisis secara
kualitatif. Analisis secara kualitatif maksudnya adalah menganalisis data dengan mengaitkan kasus-kasus tersebut terhadap teori kesepakatan dan teori merumuskan
tindak pidana, norma-norma, doktrin-doktrin, prinsip-prinsip, dan ketentuan pasal- pasal tentang perjanjian dan wanprestasi di dalam KUH Perdata serta ketentuan
tentang delik penipuan di dalam KUH Pidana. Mukti Fajar dan Yulianto Achmad menyebut analisis kualitatif ini adalah analisis yang didasarkan pada tingkat relevansi
data dengan rumusan masalah yang sedang diteliti, bukan didasarkan pada banyaknya data kuantitatif.
63
Putusan-putusan yang akan dianalisis adalah putusan-putusan atas perkara terhadap Kapang Jaya, Suwarno, Stevie Rondonuwu, Sundar Hariram, Nastak
Hendriono, Billu, dan Ina Malombasi, yang pada intinya putusan-putusan hakim pengadilan ini berkenaan dengan wanprestasi dalam perjanjian.
Menganalisis putusan-putusan tersebut sekaligus memberikan argumentasi-
63
Ibid., hal. 161.
Universitas Sumatera Utara
argumentasi hukum tentang wanprestasi, argumentasi hukum tentang perjanjian, dan argumentasi hukum tentang perjanjian dengan delik penipuan. Argumentasi-
argumentasi hukum tentang wanprestasi, perjanjian dengan delik penipuan tersebut dikemukakan secara deduktif pada setiap sub bab dalam bentuk uraian yang
sistematis.
64
Penarikan kesimpulan dilakukan secara perskriptif, Argumentasi hukum yang bersifat umum dikemukakan dengan
mendasarkan kepada KUH Perdata dan KUH Pidana, sedangkan argumentasi hukum yang bersifat khusus didasarkan kepada perjanjian-perjanjian yang diingkari
sebagaimana yang telah dijatuhkan di dalam putusan-putusan pengadilan seperti putusan-putusan pengadilan tersebut di atas.
65
yakni memberikan argumentasi-argumentasi yuridis terhadap permasalahan di dalam penelitian yang
dilakukan misalnya memberikan penilaian apa dan bagaimana yang semestinya menurut teori-teori, doktrin-doktrin, asas-asas, norma-norma, dan kaidah-kaidah
dalam penanganan perkara wanprestasi dan penipuan di Indonesia. Data yang dikemukakan secara deduktif
66
tersebut akan diuraian secara sistematis dengan menjelaskan hubungan antara berbagai jenis data dengan teori-teori perjanjian dan
teori-teori hukum pidana termasuk pula asas-asas atau prinsip-prinsip, norma-norma dan kaidah-kaidah yang berkaitan dengan perjanjian dan penipuan.
64
Ibid., hal. 192.
65
Ibid, hal. 183-184.
66
Ibid, hal. 109.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KARAKTERISTIK YANG MEMBEDAKAN ANTARA PERBUATAN
WANPRESTASI DENGAN DELIK PENIPUAN DALAM SUATU PERJANJIAN
A. Perbedaan Antara Hukum Publik dan Hukum Privat