Penerapan Putusan Bebas Vrijspraak Dalam Putusan PN Banyuwangi

melainkan perbuatan tersebut terbukti, tetapi bukan merupakan tindak pidana. Jika demikian putusan hakim pengadilan, maka berarti ketiga perkara tersebut adalah perkara perdata, yakni wanprestasi, bukan delik penipuan.

B. Penerapan Putusan Bebas Vrijspraak Dalam Putusan PN Banyuwangi

Nomor: 344Pid.B1999PN,Bwi, jo Putusan MA Nomor: 1811KPid2001 Dari ketujuh kasus perjanjian tersebut di atas, hanya ada satu kasus yang diputusan bebas vrijspraak oleh hakim pengadilan yaitu kasus terhadap Nastak Hendriono di Pengadilan Negeri Banyuwangi yang kemudian kasasi di Mahkamah Agung dari JPU ditolak MA artinya MA menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Banyuwangi tersebut.

a. Duduk Perkara

Sekitar antara tahun 1990 sd tahun 1992 bertempat di Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, masih berada dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Banyuwangi, Nastak Hendriono Kepala Desa Gintangan telah menerima uang sejumlah Rp.75.000,- tujuh puluh lima ribu rupiah dari Saksi Santoso untuk pengurusan Sertifikat tanah wakaf dari sebuah Musollah, dan melalui saksi Rohman Kepala Dusun yang diterima dari saksi Su’ilah sejumlah Rp.45.000,- empat puluh lima ribu rupiah dan Supardi, serta dari saksi Rasyad sejumlah Rp.30.000,- tiga puluh ribu rupiah untuk perobahan hak milik atas tanah dari Kodraningsih kepada Lastari dan Musairi, sehingga keseluruhan uang yang diterima Universitas Sumatera Utara oleh Nastak Hendriono bertambah menjadi Rp.150.000,- seratus lima puluh ribu rupiah di mana tanah yang akan diselesaikan pengurusan sertifikat. Namun hingga Nastak Hendriono mengakhiri masa jabatannya selaku Kepala Desa pada tahun 1999 dan bahkan telah terpilih kembali pengurusan tanah-tanah dimaksud tidak pernah selesai dibuat sertifikat tersebut sedangkan uang yang pernah diterima oleh Nastak Hendriono tidak pernah dikembalikan kepada para saksi.

b. Dakwaan dan Tuntutan

Jaksa Penuntut Umum dari Kejaksaan Negeri Banyuwangi membuat dakwaan subsidiaritas dan tuntutan sebagai berikut: Pertama: Primair : JPU mendakwa Nastak Hendriono dengan sengaja dan melawan hukum telah memiliki sesuatu barang yang sebagian atau seluruhnya milik orang lain yang berada di tangan Nastak Hendriono bukan karena kejahatan melainkan karena ada hubungan kerja yakni karena Nastak Hendriono selaku Kepala Desa Gintangan telah menerima uang sejumlah di atas. Diancam dengan Pasal 374 KUH Pidana. Subsidiair : JPU mendakwa Nastak Hendriono dengan sengaja dan melawan hukum telah memiliki sesuatu barang yang sebagian atau seluruhnya milik orang lain yang berada di tangan terdakwa bukan karena kejahatan melainkan karena telah menerima uang Universitas Sumatera Utara sejumlah sebagaimana di atas untuk mengurus beberapa sertifikat tanah. Diancam dengan Pasal 372 KUH Pidana. Kedua : JPU mendakwa Nastak Hendriono dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hukum dan dengan keadaan palsu baik dengan akal tipu muslihat maupun dengan rangkaian perkataan bohong membujuk orang lain supaya memberikan sesuatu barang atau membuat hutang yang dilakukan dengan cara menyanggupi mengurus sertifikat serta perobahan hak atas tanah dengan biaya-biaya tersebut di atas. Diancam dengan Pasal 378 KUH Pidana. Tuntutan : Melanggar Pasal 374 KUH Pidana yaitu melakukan tindak pidana penggelapan dalam pekerjaannya sebagaimana dalam Dakwaan Pertama Primair. Pidana penjara selama 10 sepuluh bulan dengan masa percobaan selama 1 satu tahun.

c. Putusan Hakim Pengadilan

PN Banyuwangi : Tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan semua tindak pidana yang didakwakan JPU dan membebaskan dari semua dakwaan dan tuntutan JPU putusan bebas atau vrijspraak. 179 179 Putusan Pengadilan Negeri Banyuwangi Nomor: 344Pid.B1999PN,Bwi tertanggal 11 Maret 2000. Universitas Sumatera Utara MA Kasasi : Kasasi dari JPU ditolak MA dan menguatkan Putusan PN Banyuwangi. 180 Terhadap perkara Nastak Hendriono ini, hakim pengadilan menjatuhkan putusan bebas vrijspraak, bukan putusan lepas onslag dan bukan pula dihukum dijatuhkan pidana, dengan putusan bebas tersebut, berarti perkara ini bukan perkara wanprestasi dan bukan pula kasus delik penipuan. Lalu apa yang menjadi penting terhadap kasus ini, akan dijelaskan pada sub bab analisis sub bab D.

C. Penerapan Delik Penipuan Terhadap Perjanjian