RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 10 BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA Pembangunan bidang perikanan budidaya yang telah dilaksanakan selama ini telah membawa hasil yang cukup menggembirakan. Perubahan tatanan global serta nasional yang berkembang dinamis menuntut percepatan pembangunan bidang perikanan budidaya secara nyata untuk mampu menyesuaikan dan memenuhi tantangan lingkungan strategis yang bergerak cepat tersebut. Sejalan dengan tantangan dan permasalahan tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengembangkan kebijakan industrialisasi kelautan dan perikanan yang dimulai sejak tahun 2012 dengan tujuan untuk meningkatkan kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Melalui industrialisasi, para pelaku usaha perikanan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing, sekaligus membangun sistem produksi yang modern dan terintegrasi dari hulu sampai hilir. Oleh karenanya, guna mewujudkan pembangunan perikanan dan kelautan yang lebih terarah, terukur, konsisten dan akuntabel diperlukan visi dan misi yang dapat menggambarkan harapan dan kenyataan yang akan diperoleh melalui kebijakan dan program serta kegiatannya, maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan visi, misi dan tujuan pengembangan perikanan budidaya sebagai berikut.

2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA

Rencana Strategis adalah merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana Strategis Renstra Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2010-2014 yang telah disesuaikan, diuraikan sebagai berikut :

2.1.1. VISI

Selaras dengan visi Kementerian Kelautan dan Perikanan Pe a gu a Kelauta da Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Mas yarakat , pada tahun 2010-2014 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan visi sebagai berikut: Pe a gu a Perika a Budidaya ya g Berdaya “ai g da Berkela juta u tuk Kesejahteraa Masyarakat

2.1.2. Misi

Dalam rangka mewujudkan visi di atas, maka ditetapkan misi pembangunan perikanan budidaya yaitu : LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 11 Me gelola “u erdaya Perika a Budidaya se ara Opti al da Berwawasa Li gku ga

2.1.3. Tujuan

Ditjen Perikanan Budidaya sesuai dengan visi dan misinya menetapkan tujuan pokok dalam pembangunan perikanan budidaya yaitu: Me i gkat ya Produksi Usaha Perika a Budidaya ya g Berkela juta 2.1.4. Sasaran Strategis Untuk keperluan pengukuran ketercapaian tujuan strategis pembangunan perikanan budidaya diperlukan sejumlah sasaran strategis yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun 2014. Sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya berdasarkan tujuan yang akan dicapai dijabarkan dalam tiga perspektif dengan masing-masing IKU sebagai berikut : Customer Perspective 1. Sasaran Strategis : Tersedianya SDM Ditjen PB yang kompeten dan profesional. Indikator Kinerja Utama IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Indeks kesenjangan kompetensi pejabat eselon III, IV dan V lingkup Ditjen Perikanan Budidaya; dan b. Indeks kesenjangan kompetensi pejabat fungsional. 2. Sasaran Strategis : Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di bidang perikanan budidaya. Indikator Kinerja Utama IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Service Level Agreement di Ditjen Perikanan Budidaya; dan b. Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi dan data terkini di Ditjen Perikanan Budidaya. 3. Sasaran Strategis : Terwujudnya good governance and clean government. Indikator Kinerja Utama IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Tingkat ketaatan terhadap SAP Ditjen Perikanan Budidaya; b. Tingkat kepatuhan terhadap SPI Ditjen Perikanan Budidaya; c. Ketersediaan Catatan atas Laporan Keuangan CaLK Ditjen Perikanan Budidaya; d. Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah APIEP yang ditindaklanjuti disbanding total rekomendasi di Ditjen Perikanan Budidaya; e. Nilai perencanaan kinerja Ditjen Perikanan Budidaya; f. Nilai pengukuran kinerja Ditjen Perikanan Budidaya; g. Nilai pelaporan kinerja Ditjen Perikanan Budidaya; h. Nilai evaluasi program Ditjen Perikanan Budidaya; i. Nilai pencapaian kinerja Ditjen Perikanan Budidaya; LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 12 j. Nilai penerapan Reformasi Birokrasi RB Ditjen Perikanan Budidaya; dan k. Persentase jumlah asset BMN yang termanfaatkan dibanding dengan jumlah asset BMN yang ada. 4. Sasaran Strategis : Terkelolanya anggaran secara optimal di Ditjen Perikanan Budidaya. Indikator Kinerja Utama IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah Persentase penyerapan anggaran Ditjen Perikanan Budidaya. 5. Sasaran Strategis : Terwujudnya kerja sama bidang perikanan budidaya di dalam dan luar negeri yang implementatif. Indikator Kinerja Utama IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah Persentase jumlah kerja sama yang di implementasikan. Internal Process Perspective 6. Sasaran Strategis : Terintegrasinya sistem informasi Ditjen Perikanan Budidaya. Indikator Kinerja Utama IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah Persentase data dan informasi yang ditampilkan dalam website KKP dibandingkan dengan data yang dikirim dari Ditjen Perikanan Budidaya. 7. Sasaran Strategis : Terselenggaranya Reformasi Birokrasi RB Ditjen Perikanan Budidaya sesuai roadmap RB KKP. Indikator Kinerja Utama IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah Persentase rencana aksi RB di Ditjen Perikanan Budidaya yang telah terpenuhi. 8. Sasaran Strategis : Terlaksananya kerja sama internasional dan antar lembaga sesuai ruang lingkup perjanjian kerja sama bidang perikanan budidaya. Indikator Kinerja Utama IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah Rasio jumlah ruang lingkup kerja sama yang berhasil dilaksanakan terhadap total ruang lingkup kerja sama. 9. Sasaran Strategis : Terselenggaranya perencanaan program perikanan budidaya yang efektif. Indikator Kinerja Utama IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Rasio jumlah anggaran yang dibutuhkan dibanding dengan jumlah anggaran yang diterima; b. Konsistensi pelaksanaan kegiatan terhadap rencana kerja pemerintah; dan c. Rasio hasil evaluasi kinerja yang ditindaklanjuti dalam perencanaan. Learning and Growth Perspective 10. Sasaran Strategis : Tersedianya SDM Setditjen PB yang kompeten dan profesional. Indikator Kinerja Utama IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon III, IV dan V Lingkup Setditjen PB ; dan b. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Fungsional lingkup Setditjen PB. 11. Sasaran Strategis : Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di bidang PB. Indikator Kinerja Utama IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Service Level Agreement di Setditjen PB; dan b. Persepsi User terhadap Kemudahan Akses Informasi dan Data Terkini di Setditjen PB. LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 13 12. Sasaran Strategis : Terwujudnya good governance clean government di Setditjen PB. Indikator Kinerja Utama IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah APIEP yang ditindaklanjuti dibanding Total Rekomendasi di Setditjen PB; b. Nilai AKIP Setditjen PB; c. Nilai Integritas Setditjen PB; d. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Setditjen PB; dan e. Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi Setditjen PB. 13. Sasaran Strategis : Terkelolanya anggaran secara optimal di Setditjen PB. Indikator Kinerja Utama IKU pencapaian sasaran strategis ini adalah Persentase Penyerapan Anggaran Setditjen PB.

2.1.5. Strategi Dan Kebijakan

Arah kebijakan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam mendukung kebijakan nasional serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam 5 tahun ke depan adalah: 1. Terpenuhinya kebutuhan pakan yang teregistrasi dalam rangka penerapan teknologi, unit usaha budidaya yang tersertifikasi dan tersedianya data statistik perikanan budidaya yang akurat dan mutakhir 2. Terpenuhinya kebutuhan benih untuk produksi dan pasar dengan mutu terjamin 3. Terpenuhinya kebutuhan lahan budidaya yang sehat dan menghasilkan produk perikanan budidaya yang aman dikonsumsi 4. Terpenuhinya kebutuhan modal kerja guna berkembangnya usaha perikanan budidaya yang mandiri 5. Tersedianya lahan kawasan perikanan budidaya yang memiliki prasarana dan sarana yang memadai 6. Pengawalan dan pendampingan teknologi dalam rangka pengembangan kawasan perikanan budidaya 7. Pengelolaan keuangan dan aset Satker lingkup DJPB menuju KKP dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian dan penataan organisasi. Untuk melaksanakan arah kebijakan di atas, akan ditempuh melalui tiga strategi pembangunan perikanan budidaya, yaitu : a. Pengembangan Kawasan Minapolitan Minapolitan merupakan suatu konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan yang berdasarkan prinsip-prinsip integrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan akselerasi. Pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 14 merupakan upaya percepatan pembangunan perikanan budidaya di sentra-sentra produksi perikanan budidaya yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya bertujuan untuk : i meningkatkan volume produksi, produktivitas usaha, dan meningkatkan kualitas produk perikanan budidaya; ii meningkatkan pendapatan pembudidaya dan masyarakat terkait lainnya; dan iii mengembangkan kawasan minapolitan perikanan budidaya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah. Adapun sasaran strategi pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya adalah menjadikan lahan-lahan budidaya potensial sebagai sentra produksi perikanan dengan tingkat produksi, produktivitas, dan kualitas tinggi melalui sistem intensifikasi dan ekstensifikasi. b. Pengembangan Komoditas Unggulan Pengembangan komoditas unggulan ditetapkan untuk lebih memacu kegiatan perikanan budidaya untuk sepuluh komoditas yang telah ditetapkan sebagai komoditas unggulan yang memiliki kriteria : i bernilai ekonomis tinggi; ii teknologi budidaya yang dapat diterapkan dan telah tersedia; iii permintaan yang tinggi baik lokal maupun luar negeri; dan iv dapat dibudidayakan dan dikembangkan secara massal. Sepuluh komoditas budidaya unggulan tersebut adalah : i udang; ii rumput laut; iii nila; iv lele; v patin; vi gurame; vii kerapu; viii kakap; ix bandeng; dan x ikan lainnya. Disamping 10 sepuluh komoditas unggulan tersebut, pengembangan komoditas lainnya yang potensial dan spesifik daerah tetap dikembangkan baik dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa negara, pemenuhan konsumsi di dalam negeri, peningkatan pendapatan masyarakat, maupun untuk pelestarian jenis-jenis ikan lokal yang cenderung akan mengalami kepunahan. c. Pemberdayaan dan Wirausaha Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai. PNPM Mandiri KP untuk bidang perikanan budidaya dilaksanakan melalui kegiatan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan PUMP Perikanan Budidaya yaitu pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan melalui fasilitasi bantuan pengembangan usaha yang diperuntukan bagi pembudidaya ikan yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan Pokdakan. Tujuan PUMP Perikanan Budidaya adalah meningkatkan kemampuan usaha produksi perikanan budidaya, penyerapan tenaga kerja, pendapatan dan LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 15 kesejahteraan, menumbuhkan wirausaha dan memperkuat kelembagaan pokdakan serta meningkatkan kualitas lingkungan pembudidayaan. d. Industrialisasi Perikanan Budidaya Berbasis Blue Economy Kementerian Kelautan dan Perikanan mencanangkan industrialisasi kelautan dan perikanan sebagai salah satu strategi pembangunan kelautan dan perikanan yang dimulai pada tahun 2012. Industrialisasi kelautan dan perikanan adalah integrasi sistem produksi hulu dan hilir untuk meningkatkan skala dan kualitas produksi, produktivitas, daya saing, dan nilai tambah sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Tujuan industrialisasi kelautan dan perikanan terwujudnya percepatan pendapatan pelaku usaha kelautan dan perikanan. Sasaran yang ingin dicapai melalui industrialisasi kelautan dan perikanan adalah meningkatnya skala dan kualitas produksi, produktivitas, daya saing, dan nilai tambah sumberdaya kelautan dan perikanan. Pengembangan industrialisasi perikanan budidaya dilakukan dengan pendekatan Blue Economy yang dilandasi dengan prinsip-prinsip : i terintegrasi, yakni integrasi ekonomi dan lingkungan, jenis investasi dan sistem produksi; ii berbasis kawasan, yakni berbasis pengembangan kawasan ekonomi potensial; iii sistem produksi bersih, yakni sistem produksi efisien, hemat bahan baku, bebas pencemaran dan tidak merusak lingkungan; iv investasi kreatif dan inovatif, yakni penanaman modal dan bisnis dengan model blue economy; dan v berkelanjutan, yakni keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan.

2.1.6. Program Pembangunan Perikanan Budidaya

Pembangunan Perikanan Budidaya pada tahun 2014 difokuskan kepada program pencapaian indikator kinerja utama yaitu meningkatnya produksi perikanan budidaya dengan volume produksi perikanan budidaya sebanyak 13.978.946 ton dengan rincian sebagai berikut : 1. Produksi Perikanan Budidaya Air Tawar sebanyak 3.881.602 ton; 2. Produksi Perikanan Budidaya Air Payau sebanyak 3.370.656 ton; dan 3. Produksi Perikanan Budidaya Laut sebanyak 6.726.688 ton. Adapun rincian sasaran produksi masing-masing komoditas sebagaimana tabel 1 berikut. LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 16 Tabel 1. Sasaran Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama Tahun 2009-2014 TARGET TON TARGET TON TARGET TON TARGET TON TARGET TON setel ah revi si TARGET TON setel ah revi si Total 4,780,100.0 5,376,200.0 6,847,500 9,415,700 11,632,122 13,978,946 1 Udang 348,100.0 400,300.0 460,000 529,000 608,000 750,000 - Wi ndu 123,100.0 125,300.0 115,720 128,700 158,000 188,000 - Vaname 225,000.0 275,000.0 344,280 400,300 450,000 562,000 2 Rumput Laut 2,574,000.0 2,672,800.0 3,504,200 5,100,000 6,500,000 7,800,000 3 Ni l a 378,300.0 491,800.0 639,300 850,000 1,200,000 1,440,000 4 Pati n 132,600.0 225,000.0 383,000 651,000 750,000 900,000 5 Lel e 200,000.0 270,600.0 366,000 495,000 700,000 840,000 6 Mas 254,400.0 267,100.0 280,400 300,000 500,000 600,000 7 Gurame 38,500.0 40,300.0 42,300 44,400 125,000 150,000 8 Kakap 4,600.0 5,000.0 5,500 6,500 7,000 8,400 9 Kerapu 5,300.0 7,000.0 9,000 11,000 11,000 13,200 10 Bandeng 291,300.0 349,600.0 419,000 503,400 700,000 840,000 11 Lai nnya 553,000.0 646,700.0 738,800 925,400 531,122 637,346 NO. KOMODITAS 2011 2012 2013 2014 2010 2009 2.2. RENCANA KINERJA DAN ANGGARAN 2.2.1. Indikator Kinerja