menggambarkan isi atau adegan pokok yang terdapat di halaman yang bersangkutan. Jadi, gambar-gambar ilustrasi itu tidak menggambarkan adegan demi adegan, atau
tokoh demi tokoh secara berurutan sebagaimana halnya dalam komik Nurgiyantoro,
2005: 416.
Gambar-gambar ilustrasi dalam buku cerita fiksi dan nonfiksi pada umumnya merupakan gambar-gambar tunggal. Walau terdapat lebih dari satu gambar di
halaman-halaman tertentu, pada hakikatnya gambar-gambar itu tetaplah berdiri sendiri atau dapat dimaknai secara sendiri, dan bukan merupakan gambar-gambar
yang berurutan Nurgiyantoro, 2005: 416.
Edgar Dale mengatakan bahwa gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar dari taraf belajar dengan lambang kata-kata ke taraf yang lebih konkrit
pengalaman langsung. Misalnya guru akan menjelaskan terjadinya letusan gunung berapi, maka pebelajar akan lebih mudah menangkap gambar daripada uraian guru
dengan kata-kata. Selain dapat menggambarkan berbagai hal, gambar dapat diperoleh
dari majalah, Koran, atau buletin, dan lain-lain melalui Anitah, 2010: 8.
Gambar dipilih sebagai media pembelajaran karena mempunyai beberapa manfaat, antara lain menimbulkan daya tarik bagi pebelajar, mempermudah
pengertian pebelajar, memperjelas bagian-bagian yang penting, dan menyingkat suatu
uraian panjang Anitah, 2010: 9.
Sebagai media pembelajaran, gambar mempunyai kelebihan dan kekurangan. Anitah 2010: 8 menguraikan kelebihan gambar antara lain dapat menerjemahkan
ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata, banyak tersedia dalam buku-buku,
sangat mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan, relatif tidak mahal, dan dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi. Kelemahan gambar
antara lain kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan di kelas yang besar, tidak dapat menunjukkan gerak, pebelajar tidak selalu mengetahui bagaimana
membaca gambar.
5.
Media Komik Tanpa Teks sebagai Media Pembelajaran
Kata Komik berasal dari bahasa Perancis “comique” yang merupakan kata
sifat lucu atau menggelikan. Comique sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu komikos Nugroho. E, 1990: 54. Komik sangat erat kaitannya dengan kartun. Komik
dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan
dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca Sudjana dan Rivai,
2010: 64.
Komik berfungsi sebagai hiburan kepada para pembaca karena pada awalnya komik bersifat humor dan lucu. Namun dalam perkembangannya, tema yang diangkat
semakin meluas sehingga muncul tema-tema yang bersifat petualang maupun fantasi. Luasnya popularitas komik telah mendorong banyak guru bereksperimen dengan
medium ini untuk maksud pengajaran. Banyak percobaan telah dibuat di dalam seni bahasa pada tingkat SMP dan SMA Sudjana dan Rivai, 2010: 65. Walaupun komik
telah mencapai popularitas secara luas terutama sebagai medium hiburan, beberapa materi tertentu dalam penggolongannya ini memiliki nilai edukatif yang tidak