Pertumbuhan Perusahaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba

resiko perusahaan. Oleh karena itu, makin banyak menggunakan modal asing maka besar pula rasio leveragenya dan berarti semakin besar pula resiko yang dihadapi perusahaan. Financial leverage. diproksikan dengan debt to equity rasio yang diperoleh melalui total utang dibagi dengan total equity. Jin dan Machfoedz 1998 menjelaskan bahwa variabel debt to equity berpengaruh terhadap perataan laba. Adanya indikasi perusahaan melakukan perataan laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang dapat dilihat melalui kemampuan perusahaan tersebut untuk melunasi utangnya dengan menggunakan aktiva yang dimiliki. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi diduga melakukan perataan laba karena perusahaan terancam default sehingga manajemen membuat kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan.

2.2.9.3. Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan merupakan dampak dari arus dana perusahaan dari perubahan operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau penurunan volume usaha, Helfert, 1997. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan investor pun akan mengharapkan tingkat pengembalian rate of return dari investasi yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk memperoleh deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Hal ini dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham yang memiliki earnings per share tinggi dibandingkan saham yang memiliki earnings per share rendah. Earnings per share yang rendah cenderung membuat harga saham turun. Syukriy dan Abdul 2000, menguji enam faktor yang dianggap mempengaruhi perataan laba yaitu leverage operasi, profitabilitas ROI dan ROE dan faktor fundamental perusahaan PER, PBV, dan EPS. Dalam hasilnya menyatakan bahwa secara univariate faktor Universitas Sumatera Utara fundamental perusahaan PER, PBV, dan EPS memiliki pengaruh terhadap perataan laba tetapi secara multivariate keenam variabel tidak memiliki pengaruh terhadap perataan laba. Menurut Dictionary of Accounting Zulkarnaini, 2007 laba bersih per saham adalah pendapatan bersih perusahaan selama setahun dibagi dengan jumlah rata-rata lembar saham yang beredar, dengan pendapatan bersih tersebut dikurangi dengan saham preferen yang diperhitungkan untuk tahun tersebut. Weygandt et. al, 2007 menjelaskan earnings per share menilai pendapatan bersih yang diperoleh setiap lembar saham biasa. Besarnya earning per share suatu perusahaan dapat diketahui dari informasi keuangan yang diterbitkan perusahaan atau dapat diproksikan dengan membagi keuntungan yang diperoleh setelah pajak laba bersih dengan jumlah saham yang beredar. Kallapur dan Mark, 1999 menyatakan pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size, dan tingkat pertumbuhan perusahaan dapat diukur dari beberapa variabel seperti priceearning ratio price per shareearning per share, pricecash flow ratio price per sharecash flow per share, marketbook ratio market price per sharebook value per share. Kallapur dan Mark, 1999 dan Kustono 2007, mengajukan pendekatan untuk mengukur nilai pertumbuhan perusahaan dengan pendekatan aktiva. Pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini diproksi dengan earning per share EPS Kustono 2007, menjelaskan adanya pengaruh pertumbuhan terhadap praktik perataan laba. Temuan ini konsisten dengan argumen berikut ini. Pertama, perusahaan yang tumbuh akan mendapatkan perhatian dari masyarakat sehingga untuk meminimalkan risiko eksternal, perusahaan melakukan perataan laba sehingga tidak begitu mencolok. Kedua, perusahaan yang pertumbuhannya tinggi akan menggunakan kontrak kompensasi dan utangnya berdasarkan akuntansi, dan untuk mengurangi risiko fluktuasi laba yang perusahaan yang pertumbuhannya tinggi akan menggunakan kontrak kompensasi dan utangnya Universitas Sumatera Utara berdasarkan akuntansi, dan untuk mengurangi risiko fluktuasi laba yang tak terkendalikan di masa depan maka perusahaan melakukan praktik perataan. Hasil ini mendukung pernyataan Key 1997 tentang adanya hubungan antara pertumbuhan dengan perataan laba. Dari uraian diatas dapat disimpulkan makin konsisten dan stabil laba yang diperoleh per lembar sahamnya, maka akan semakin besar indikasi manajemen dalam melakukan perataan laba. Besarnya earning per share suatu perusahaan dapat diketahui dari informasi keuangan yang diterbitkan perusahaan atau dapat diproksikan dengan membagi keuntungan yang diperoleh setelah pajak laba bersih dengan jumlah saham yang beredar. Kallapur dan Mark, 1999 menyatakan pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size, dan tingkat pertumbuhan perusahaan dapat diukur dari beberapa variable seperti priceearning ratio price per shareearning per share, pricecash flow ratio price per sharecash flow per share, marketbook ratio market price per sharebook value per share.

2.3. Kerangka Konseptual

Masalah perataan laba income smoothing merupakan aspek yang sangat penting dari manajemen laba earnings management, karena hal tersebut sangat sulit dipisahkan dalam upaya manajemen untuk mengukur income yang dilaporkan dari tahun ke tahun Wolk et. al, 2004. Lebih jauh konsep yang mendasari manajemen laba dengan menggunakan pendekatan teori keagenan agency theory menyatakan bahwa praktik perataan laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen agent dan pemilik principal yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang diinginkannya. Anuar et. al, 2000 melakukan pengujian terhadap perusahaan kecil yang memiliki kecenderungan lebih besar untuk pemerataan laba smaller firms have greater propensity to smooth income. Hasil pengujian tersebut menyatakan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financial Leverage terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 57 97

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Propensity Income Smoothing di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 36 76

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN PERBANKAN: SuatuKasusPada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia.

1 3 58

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Propensity Income Smoothing di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Propensity Income Smoothing di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 1

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Propensity Income Smoothing di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Propensity Income Smoothing di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 16

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Propensity Income Smoothing di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 2

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Propensity Income Smoothing di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 27