Ruang Lingkup Pembahasan Metode Penelitian Defenisi Partikel Joshi

14 Penggunaan partikel ほ dan い い memiliki persamaan makna yaitu sama-sama mengandung makna “kira-kirapaling-paling” namun nuansa makna “kira-kirapaling-paling” yang diberikan tiap-tiap partikel dalam kalimat tersebut berbeda. Hal ini menimbulkan masalah sehingga menggugah penulis untuk membahas fungsi dan makna partikel ほ dan い い pada kalimat bahasa Jepang. Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka penelitian ini hanya akan dibatasi dalam beberapa hal saja. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana fungsi dan makna partikel ― ほ dan い い pada kalimat bahasa Jepang? 2. Bagaimana fungsi dan makna partikel – ほ dan い い pada kalimat bahasa Jepang dalam majalah wochi kochi edisi 30 dan 32?

I.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Penelitian ini difokuskan kepada fungsi dan makna partikel ― ほ dan い い yang ditinjau dari segi semantik. Dalam hal ini, analisis dilakukan dengan mengambil data dari majalah Wochi Kochi edisi 30 dan 32. Majalah wochi kochi membahas mengenai kebudayaan- kebudayaan Internasional ataupun masalah masalah kompleks yang terjadi dalam kehidupan masyarakat berbagai negara. Majalah Wochi Kochi Universitas Sumatera Utara 15 pertama kali diterbitkan pada tahun 2004, dan diterbitkan satu bulan sekali. Namun, edisi 32 adalah edisi terakhir yang diterbitkan oleh majalah wochi kochi. Sebagai bahan pembahasan, tema yang dipilih merupakan tema-tema yang dalam kalimat-kalimatnya menggunakan partikel ― ほ dan い い . Adapun jumlah partikel ― ほ dan い い yang akan dianalisis sebanyak 14 buah yaitu, partikel berjumlah 4 buah, ほ berjumlah 5 buah dan い い berjumlah 5 buah. Diharapkan dengan tema ini dapat ditemukan fungsi dan makna partikel ― ほ dan い い pada kalimat bahasa Jepang.

I.4 Tinjauan Pustaka

dan Kerangka Teori 1. Tinjauan Pustaka Semantik imiron 意 味 論 merupakan salah satu cabang linguistik gengogaku 言 語 学 yang mengkaji tentang makna. Sutedi, 2008 : 111. Semantik memegang peranan penting, karena bahasa yang digunakan dalam komunikasi tiada lain untuk menyampaikan suatu makna. Penelitian yang berhubungan dengan bahasa, apakah struktur kalimat, kosakata, ataupun bunyi- bunyi bahasa, pada hakikatnya tidak terlepas dari makna. Studi semantik lazim diartikan sebagai bidang dalam linguistik yang meneliti atau membicarakan, atau mengambil makna bahasa sebagai objek kajiannya Chaer, 2007 : 115 Semantik membahas makna kata-kata yang berhubungan dengan benda- benda konkrit seperti batu, hujan, rumah, mobil dan sebagainya; dan dengan Universitas Sumatera Utara 16 konsep-konsep yang abstrak seperti cinta, dendam, kasih sayang dan sebagainya. Semantik juga membahas makna kata-kata seperti dan, pada, ke, yang maknanya tidak jelas kalau tidak dirangkai dengan kata-kata lain. Semantik juga membicarakan macam-macam yang dapat timbul dalam bahasa, perubahan makna dan lain-lain. Lubis, 2002 : 28 Dalam semantik juga dibahas tentang hubungan kemaknaan relasi makna. Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa lainnya. Satuan bahasa di sini dapat berupa kata, frase, maupun kalimat; dan relasi semantik itu dapat menyatakan kesamaan makna sinonim, ketercakupan makna hiponim, kegandaan makna polisemi dan ambiguitas, atau juga kelebihan makna redundansi. Sinonim atau sinonimi adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya Chaer, 2007:297. Sedangkan menurut Verhaar dalam Chaer 1995:82 mendefenisikan sinonim sebagai ungkapan bisa berupa kata, frase, atau kalimat yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Alwasilah 1993:164 mengatakan bahwa sinonim adalah beberapa kata leksim yang berbeda mempunyai arti yang sama, dengan perkataan lain beberapa leksim mengacu pada satu unit semantik yang sama. Dalam bahasa Jepang sinonim disebut dengan ruigigo 類 義 語 yaitu beberapa kata yang maknanya hampir sama Sutedi, 2008:129 Studi mengenai makna dapat dikaji pada setiap bahasa, termasuk bahasa Jepang yang memiliki banyak keunikan. Kalaupun bahasa Jepang itu “unik”, itu karena ia memiliki kosakata dan konstruksi gramatikal serta idiomnya yang tidak Universitas Sumatera Utara 17 berlaku pada bahasa-bahasa lain- justru hal itulah yang menyebabkan setiap bahasa unik Rubin, 2003 : 17. Keunikan lainnya yaitu bahwa bahasa Jepang mengenal penggunaan partikel Joshi di dalam gramatikalnya. Joshi secara harafiah bisa diartikan sebagai kata bantu, postposisi, atau partikel Sudjianto, 2007 : 3 Menurut Situmorang 2007 : 50, jenis-jenis joshi ada empat : 1. Kakujoshi = joshi biasa Contohnya: No, o, ni, de, yori, kara, ga, wa, made. 2. Fukujoshi = joshi sebagai keterangan Contohnya: Dake, hodo, kurai, nado. 3. Setsujokujoshi = joshi penyambung kalimat Contohnya: Keredo, ga, kara, node. 4. Shujoshi = joshi di akhir kalimat Contohnya: Ka, ne, na. Hal ini juga diperkuat oleh Hirai dalam Sudjianto 2007 : 181 yang menyatakan bahwa berdasarkan fungsinya joshi dapat dibagi menjadi empat macam sebagai berikut: 1 Kakujoshi Universitas Sumatera Utara 18 Joshi yang termasuk kakujoshi pada umumnya dipakai setelah nomina untuk menunjukkan hubungan antara nomina tersebut dengan kata lainnya. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya dan . 2 Setsuzokujoshi Joshi yang termasuk setsuzokujoshi dipakai setelah yoogen doushi, i- keiyoushi, na-keiyoushi atau setelah jodooshi untuk melanjutkan kata- kata sebelumnya terhadap kata-kata yang ada sebelumnya terhadap kata-kata yang ada pada bagian berikutnya. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya 手 dan 3 Fukujoshi Joshi yang termasuk fukujoshi dipakai setelah berbagai macam kata. Seperti kelas kata fukushi, fukujoshi berkaitan erat dengan bagian kata berikutnya. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya わ え ほ い い dan 4 Shuujoshi Joshi yang termasuk shuujoshi pada umumnya dipakai setelah berbagai macam kata pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan suatu pernyataan, larangan, seruan, rasa haru, dan sebagainya. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya あ わ dan Universitas Sumatera Utara 19 Partikel ― ほ dan い い memiliki makna yang hampir sama, yaitu bermakna “kira-kirapaling-paling” namun nuansa makna yang diberikan ketiga partikel tersebut berbeda-beda. diketahui bahwa partikel ― ほ dan い い yang menjadi objek peneliti termasuk ke dalam jenis partikel Fukujoshi.

2. Kerangka Teori

Teori adalah penjelasan tentang data, teori linguistik berusaha menjelaskan data yang berupa ujaran yang digunakan para bahasawan penutur serta instuisi tentang bahasa yang mendasari kemampuan bahasa orang Djajasudarma, 2006:29. Penulis berusaha meneliti fungsi dan makna partikel ― ほ dan い い dengan mengacu kepada beberapa teori dari pakar linguistik. Secara populer orang sering menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya Chaer, 2007: 1. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kajian linguistik tidak akan pernah terlepas dari Bahasa. Hal ini dikarenakan bahasa memang sudah menjadi obyek “studi” manusia sejak dulu. Alwasilah 1985: 18 menyatakan bahwa: “Linguistik adalah studi bahasa secara ilmiah dan struktur bahasa adalah fokus utamanya, dan tujuan dan obyek utamanya adalah bagaimana orang menggunakan bahasa untuk berkomunikasi”. Muslich 2010:103 mengatakan bahwa : Universitas Sumatera Utara 20 “Linguistik adalah disiplin ilmu yang dianggap paling berwenang menggambarkan bahasa dari dalam diri bahasa itu sendiri”. Kushartanti 2005:7 mengemukakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa. Sedangkan Martinet 1987:19 menyatakan bahwa linguistik adalah telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Linguistik memiliki ruang lingkup bahasan yang sangat luas. Aspek-aspek internal bahasa itu sendiri sudah cukup luas yakni aspek bunyi, aspek struktur kata, aspek struktur bahasa di atas kata frasa, klausa, kalimat, dan wacana serta aspek makna. Lubis 2002:28 menyatakan bahwa: “Semantik adalah bidang linguistik yang khusus membicarakan makna bahasa.” Pendapat yang sama dikemukakan pula oleh Kambartel dalam Pateda 2001:7 bahwa: “Semantik adalah studi tentang makna, Selain itu menurutnya semantik mengansumsikan bahwa bahasa terdiri dari struktur yang menampakkan makna apabila dihubungkan dengan objek dalam pengalaman dunia manusia”. Kushartanti 2005:114 mengemukakan bahwa semantik merupakan bidang linguistik yang mempelajari makna tanda bahasa. Sedangkan Cahyono 1995: 197 menyatakan bahwa semantik membahas aspek-aspek makna dalam bahasa yang mencakup deskripsi makna kata dan makna kalimat. Menurut Sutedi 2008: 111 objek kajian semantik antara lain adalah makna kata go no imi, relasi makna go no imi kankei, makna frase dalam suatu idiom ku no imi, dan makna kalimatbun no imi. Karena pembahasan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang makna ― ほ dan い い , maka dalam penelitian ini Universitas Sumatera Utara 21 digunakan salah satu cabang ilmu linguistik yang mengkaji mengenai makna, yaitu semantik.

I.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembahasan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui fungsi dan makna partikel ほ dan い い pada kalimat bahasa Jepang. 2. Untuk mengetahui fungsi dan makna partikel ほ dan い い pada kalimat bahasa Jepang dalam majalah wochi kochi edisi 30 dan 32.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai fungsi dan makna partikel – ほ dan い い pada kalimat bahasa Jepang. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi positif terhadap keilmuan di Fakultas Sastra USU khususnya Jurusan Sastra Jepang untuk memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan. Universitas Sumatera Utara 22

I.6 Metode Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kepustakaan library research. Kajian Pustaka adalah proses umum yang kita lalui untuk mendapatkan teori terdahulu Sevilla, 1993:31. Mencari kepustakaan yang terkait adalah tugas yang segera dilakukan, lalu menyusunnya secara teratur dan rapi untuk dipergunakan dalam keperluan penelitian. Sedangkan metode penyajian data dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam deskriptif, data yang dikumpulkanlah bukanlah angka-angka, dapat berupa kata-kata atau gambaran sesuatu Djajasudarma, 2006: 16. Tujuan utama dalam menggunakan metode deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat dari suatu keadaan yang ada pada waktu penelitian dilakukan dan menjelajahi penyebab dari gejala-gejala tersebut Sevilla, 1993:91. Universitas Sumatera Utara 23 BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP PARTIKEL JOSHI DAN SEMANTIK

2.1 Defenisi Partikel Joshi

Bila dilihat dari huruf kanji, kata joshi 助詞 terdiri dari dua buah huruf kanji. Huruf kanji yang pertama dibaca jo dapat dibaca juga tasukeru yang berarti bantu, membantu, atau menolong, sedangkan kedua yang dibaca shi memiliki makna yang sama dengan istilah kotoba yang berarti kata, perkataan, atau bahasa. Oleh karena itu, tidak sedikit orang yang menterjemahkan joshi dengan istilah kata bantu Sudjianto, 2007: 1. Sugihartono 2001: viii menyatakan Joshi 助詞 adalah jenis kata yang tidak memiliki perubahan, dan tidak bisa berdiri sendiri yang memiliki fungsi membantu, dan menentukan; arti, hubungan, penekanan, pertanyaan, keraguan dan lainnya dalam suatu kalimat bahasa Jepang baik dalam ragam lisan maupun tulisan. Kaitannya dengan defenisi joshi, Reiko dalam Lubis 2005:13 mengatakan bahwa : い い い う い い わ う い Joshi wa iroiro na kotoba o tsunagunori zecchakuzai no youna mono desu. Joshi ga hitotsu haitta dake de bun no imi ga sukoshi kawattari, mattaku chigau imi ni narimasu. Universitas Sumatera Utara 24 Terjemahan kalimat di atas kira-kira: “Joshi adalah bahan perekat seperti lem yang merekatkan kata-kata. Dengan memasukkan sebuah partikel ke dalam sebuah kalimat, makna kalimat tersebut akan sedikit berubah atau bahkan menjadi makna lain yang sangat berbeda.” Sudjianto 2007:181 mengemukakan bahwa joshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo kata yang tidak mengalami perubahan; konjugasi, yang dipakai setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi. Kawashima 1999: i mengatakan bahwa: 1. A particle joshi in the Japanese Language follows a word to: a Show it relation ship to other words in a sentence, andor b Give that word a particular meaning or nuance 2. Unlike Verbs, adjectives and adverbs, particles are not inflected, and therefore stay in the same form regardless of where they appear in a sentence. Terjemahannya kira-kira: 1. Sebuah partikel Joshi dalam bahasa Jepang mengikuti sebuah kata untuk: a Menunjukkan hubungan dengan kata-kata lain dalam sebuah kalimat, danatau b Kata itu memberikan sebuah makna keterangan-keterangan ataupun keadaan. 2. Tidak seperti kata kerja, kata sifat dan kata-kata keterangan, partikel tidak berubah, dan karena itu tetap pada bentuk yang sama tanpa memperhatikan dari mana partikel tersebut muncul pada sebuah kalimat. Universitas Sumatera Utara 25 Sedangkan dalam www.wiktionary.org bahwa joshi dalam bahasa Jepang adalah kata yang berfungsi sebagai penggabung antar kata dan merupakan hubungan frasa yang menunjukkan objeknya. Joshi merupakan tambahan dan tidak berkonjugasi berubah bentuk.

2.2 Klasifikasi, Fungsi, dan Makna Partikel dalam Bahasa Jepang