BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Pertimbangan penelitian dilaksanakan di Kapubaten Serdang Bedagai
disebabkan Kabupaten tersebut merupakan daerah pemekaran Kabupaten dari Kabupaten induk Kabupaten Deli Serdang dan menentukan sektor-sektor unggulan
sehingga dapat digunakan sebagai informasi dan dapat diprioritaskan dalam perencanaan pembangunan Kabupaten Serdang Bedagai.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, antara lain:
1. PDRB Kabupaten Serdang Bedagai dan Provinsi Sumatera Utara periode 2005-
2009, data ini digunakan untuk analisis klasifikasi pertumbuhan sektor, analisis sektor basis dan non basis, dan analisis perubahan dan pergeseran sektor
ekonomi. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Serdang Bedagai dan Provinsi Sumatera Utara.
2. Data sekunder lainnya yang berhubungan dengan tujuan penelitian ini, seperti
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Metode Analisis Data
Untuk menjawab permasalahan yang telah ditetapkan, maka digunakan beberapa metode analisis data, yaitu:
1. Analisis Tipologi Klassen digunakan untuk memperoleh klasifikasi pertumbuhan
sektor perekonomian wilayah Kabupaten Serdang Bedagai. 2.
Analisis Location Quotient LQ digunakan untuk menentukan sektor basis dan non basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten Serdang Bedagai.
3. Analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran
sektor perekonomian wilayah Kabupaten Serdang Bedagai.
3.3.1. Analisis Tipologi Klassen
Tipologi Klassen merupakan salah satu alat analisis ekonomi regional yang dapat digunakan untuk mengetahui klasifikasi sektor perekonomian wilayah
Kabupaten Serdang Bedagai. Analisis Tipologi Klassen digunakan dengan tujuan mengidentifikasi posisi sektor perekonomian Kabupaten Serdang Bedagai dengan
memperhatikan sektor perekonomian Provinsi Sumatera Utara sebagai daerah referensi.
Analisis Tipologi Klassen menghasilkan empat klasifikasi sektor dengan karakteristik yang berbeda sebagai berikut Sjafrizal, 2008 :
1. Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat developed sector Kuadran I.
Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam
Universitas Sumatera Utara
PDRB s
i
yang lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi s dan memilki nilai kontribusi sektor
terhadap PDRB sk
i
yang lebih besar dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi sk. Klasifikasi ini dilambangkan
dengan s
i
s dan sk
i
sk. 2.
Sektor maju tapi tertekan stagnant sektor Kuadran II. Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB s
i
yang lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang
menjadi referensi s, tetapi memilki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB sk
i
yang lebih besar dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi sk. Klasifikasi ini dilambangkan dengan s
i
s dan sk
i
sk. 3.
Sektor potensial atau masih dapat berkembang developing sector Kuadran III. Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam
PDRB si yang lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi s, tetapi memilki nilai kontribusi sektor
terhadap PDRB ski yang lebih kecil dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi sk. Klasifikasi ini dilambangkan
dengan s
i
s dan sk
i
sk. 4.
Sektor relatif tertinggal underdeveloped sector Kuadran IV. Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB s
i
yang lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah
Universitas Sumatera Utara
yang menjadi referensi s dan sekaligus memilki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB sk
i
yang lebih kecil dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi sk. Klasifikasi ini dilambangkan dengan s
i
s dan sk
i
sk. Klasifikasi sektor PDRB menurut Tipologi Klassen sebagaimana tercantum pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Klasifikasi Sektor PDRB menurut Tipologi Klassen Kuadran I
Kuadran II
Sektor yang maju dan tumbuh dengan Sektor maju tapi tertekan
pesat developed sector Stagnant sector
s
i
s dan sk
i
sk s
i
s dan sk
i
sk
Kuadran III Kuadran IV
Sektor potensial atau masih dapat Sektor relatif tertinggal
berkembang developing sector underdeveloped sector
s
i
s dan sk
i
sk s
i
s dan sk
i
sk Sumber: Sjafrizal, 2008
3.3.2. Analisis Location Quotient LQ
Untuk menentukan sektor basis dan non basis di Kabupaten Serdang Bedagai digunakan metode analisis Location Quotient LQ. Metode LQ merupakan salah satu
pendekatan yang umum digunakan dalam model ekonomi basis sebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan dari PDRB Kabupaten Serdang Bedagai yang
menjadi pemacu pertumbuhan. Metode LQ digunakan untuk mengkaji kondisi perekonomian, mengarah pada identifikasi spesialisasi kegiatan perekonomian.
Sehingga nilai LQ yang sering digunakan untuk penentuan sektor basis dapat
Universitas Sumatera Utara
dikatakan sebagai sektor yang akan mendorong tumbuhnya atau berkembangnya sektor lain serta berdampak pada penciptaan lapangan kerja. Untuk mendapatkan nilai
LQ menggunakan metode yang mengacu pada formula yang dikemukakan oleh Bendavid-Val dalam Kuncoro 2004 dan Tarigan 2007 sebagai berikut:
Perhitungan LQ menggunakan rumus sebagai : SiS
LQ = --------- NiN
Keterangan:
LQ : Nilai Location Quotient Si : PDRB Sektor i di Kabupaten Serdang Bedagai
S : PDRB total di Kabupaten Serdang Bedagai Ni : PDRB Sektor i di Provinsi Sumatera Utara
N : PDRB total di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan formulasi yang ditunjukkan dalam persamaan di atas, maka ada
tiga kemungkingan nilai LQ yang dapat diperoleh, yaitu: 1.
Nilai LQ = 1. Ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i di daerah Kabupaten Serdang Bedagai adalah sama dengan sektor yang sama dalam perekonomian
Provinsi Sumatera Utara. 2.
Nilai LQ 1. Ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i di daerah Kabupaten Serdang Bedagai lebih besar dibandingkan dengan sektor yang sama dalam
perekonomian Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
3. Nilai LQ 1. Ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i di daerah Kabupaten
Serdang Bedagai lebih kecil dibandingkan dengan sektor yang sama dalam perekonomian Provinsi Sumatera Utara.
Apabila nilai LQ1, maka dapat disimpulkan bahwa sektor tersebut merupakan sektor basis dan potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak
perekonomian Kabupaten Serdang Bedagai. Sebaliknya apabila nilai LQ1, maka sektor tersebut bukan merupakan sektor basis dan kurang potensial untuk
dikembangkan sebagai penggerak perekonomian Kabupaten Serdang Bedagai. Data yang digunakan dalam analisis Location Quotient LQ ini adalah PDRB
Kabupaten Serdang Bedagai dan Provinsi Sumatera Utara tahun 2005-2009 menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan tahun 2000.
3.3.3. Analisis Shift Share Shift Share Analysis
Analisis Shift Share digunakan untuk menganalisis dan mengetahui pergeseran dan peranan perekonomian di daerah. Metode itu dipakai untuk
mengamati struktur perekonomian dan pergeserannya dengan cara menekankan pertumbuhan sektor di daerah, yang dibandingkan dengan sektor yang sama pada
tingkat daerah yang lebih tinggi atau nasional. Perekonomian daerah yang didominasi oleh sektor yang lamban pertumbuhannya akan tumbuh dibawah tingkat pertumbuhan
perekonomian daerah di atasnya. Shift Share merupakan teknik yang sangat berguna dalam Analisis
menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian
Universitas Sumatera Utara
nasional. Analisis ini bertujuan untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar.
Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3 bidang yang berhubungan satu dengan yang lainnya Arsyad 1999; Tarigan, 2007, yaitu:
Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis: a
perubahan pengerjaan agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sektor yang sama di perekonomian yang dijadikan acuan.
b Pergeseran proporsional proportional shift mengukur perubahan relatif,
pertumbuhan atau penurunan, pada daerah dibandingkan dengan perekonomian yang lebih besar yang dijadikan acuan. Pengukuran ini memungkinkan kita untuk
mengetahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada sektor-sektor yang tumbuh lebih cepat daripada perekonomian yang dijadikan acuan.
c Pergeseran diferensial differential shift membantu kita dalam menentukan
seberapa jauh daya saing sektor-sektor daerah lokal dengan perekonomian yang dijadika acuan. Oleh karena itu, jika pergeseran diferensial dari suatu sektor
adalah positif, maka sektor tersebut lebih tinggi daya saingnya daripada sektor yang sama pada perekonomian yang dijadikan acuan.
Rumus dari analisis Shift Share adalah sebagai berikut Tarigan, 2007 : Δ E
r
= E
r, t
– E
r, t-n
Artinya, pertambahan lapangan kerja regional adalah banyaknya lapangan kerja pada tahun akhir t dikurangi dengan jumlah lapangan kerja pada tahun awal t
– n.
Universitas Sumatera Utara
Persamaan di atas berlaku untuk total lapangan kerja di wilayah tersebut. Hal ini dapat juga dilihat secara per sector sebagai berikut.
Δ E
r, i
= E
r, i, t
– E
r, i, t-n
Artinya, pertambahan lapangan kerja regional sektor i adalah jumlah lapangan kerja sektor i pada tahun akhir t dikurangi dengan lapangan kerja sektor i pada
tahun awal t - n. Pertambahan lapangan kerja regional sektor i ini dapat diperinci atas
pengaruh dari National Share, Proportional Shift, dan Differential Shift. Dalam notasi aljabar hal itu adalah :
Δ E
r, i, t
= Ns
i
+ P
r, i
+ D
r, i
Peranan National Share Ns
i
adalah seandainya pertambahan lapangan kerja regional sektor i tersebut sama dengan proporsi pertambahan lapangan kerja nasional
secara rata-rata. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut. Ns
i, t
= E
r, i, t-n
E
N, t
E
N, t-n
– E
r, i, t-n
Proportional shift adalah melihat pengaruh sektor i secara nasional terhadap pertumbuhan lapangan kerja sektor i pada region yang dianalisis. Hal ini dapat
dituliskan sebagai berikut. P
r, i, t
= {E
N, i, t
E
N, i, t-n
- E
N, t
E
N, t-n
} x E
r, i, t-n
Differential shift D r, i menggambarkan penyimpangan antara pertumbuhan sektor i di wilayah analisis terhadap pertumbuhan sektor i secara nasional. Hal ini
dapat dituliskan sebagai berikut. D
r, i, t
= {E
r, i, t
– E
N, i, t
E
N, i, t-n
E
r, i, t-n
}
Universitas Sumatera Utara
Dimana : Δ
= pertambahan, angka akhir tahun tahun t dikurangi dengan angka awal tahun t – n
N = National atau wilayah nasionalwilayah yang lebih tinggi jenjangnya
r = region atau wilayah analisis
E = Employment atau banyaknya lapangan kerja
i = sektor
industri t =
tahun t-n
= tahun awal Ns =
National share P =
Proportional shift D =
Differential shift
3.4. Definisi dan Batasan Variabel Operasional
Untuk menyamakan persepsi tentang variabel-variabel yang digunakan dan menghindari terjadinya perbedaan penafsiran, maka penulis memberi batasan definisi
operasional sebagai berikut: 1.
Pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan melihat Produk Domestik Regional Bruto PDRB daerah yang diteliti yang dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi
sembilan kelompok lapangan usaha sektor. Dalam penyajian ini PDRB di hitung berdasarkan harga tetap harga konstan, yaitu harga-harga yang berlaku
Universitas Sumatera Utara
pada tahun dasar yang dipilih yakni tahun dasar 2000, perhitungan dari harga konstan dipilih karena dalam hal ini sudah dibersihkan dari unsur inflasi.
2. Produk Domestik Regional Bruto PDRB adalah nilai tambah bruto gross value
added yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu berdasarkan harga konstan.
3. Sektor-sektor ekonomi, yaitu sektor pembentuk angka PDRB yang berperan
dalam menentukan laju pertumbuhan ekonomi, yang mencakup 9 sembilan sektor utama.
4. Pendekatan Model Basis Ekonomi, merupakan suatu pendekatan yang membagi
perekonomian menjadi dua sektor yaitu kegiatan-kegiatan basis dan kegiatan bukan basis.
5. Kegiatan basis basic activities adalah kegiatan-kegiatan yang mengekspor
barang-barang dan jasa-jasa ke tempat-tempat di luar batas perekonomian masyarakat bersangkutan, atau yang memasarkan barang-barang dan jasa-jasa
mereka kepada orang-orang yang datang dari luar perbatasan perekonomian masyarakat.
6. Kegiatan-kegiatan bukan basis non basic activities adalah kegiatan kegiatan
yang menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh orang-orang yang bertempat tinggal di dalam batas-batas perekonomian masyarakat bersangkutan.
Kegiatan-kegiatan ini tidak mengekspor barang-barang, jadi luas lingkup produksi mereka dan daerah pasar mereka yang terutama adalah bersifat lokal.
Universitas Sumatera Utara
7. Sektor Unggulan leading sektor adalah sektor yang memiliki peranan share
relatif besar dibanding sektor-sektor lainnya terhadap ekonomi wilayah PDRB. 8.
Komoditi unggulan adalah tanaman-tanaman yang memiliki peranan relatif besar dibanding tanaman-tanaman lainnya dari sektor pertanian.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai
Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai
terletak pada posisi 2°57” Lintang Utara, 3°16”99°27” Bujur Timur dengan ketinggian berkisar 0-500 meter di atas permukaan laut.
Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km² yang terdiri dari 17 kecamatan dan 243 desakelurahan. Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai
berbatasan: Sebelah Utara dengan
: Selat Malaka Sebelah Selatan dengan
: Kabupaten Simalungun Sebelah Timur dengan
: Kabupaten Batu Bara dan Simalungun Sebelah Barat dengan
: Kabupaten Deli Serdang Kabupaten Serdang Bedagai memiliki iklim tropis dengan rata-rata
kelembapan udara per bulan sekitar 79, curah hujan berkisar antara 120 sampai dengan 331 mm perbulan dengan periodik tertinggi pada bulan September 2009, hari
hujan per bulan berkisar 8-20 hari dengan periode hari hujan yang besar pada bulan Mei-Juni 2009. Rata-rata kecepatan angin berkisar 0,42 mdt dengan tingkat
penguapan sekitar 3,9 mmhari. Temperatur udara perbulan minimum 22,2° C dan maksimum 31,9° C.
Universitas Sumatera Utara