Variabel Penelitian METODE PENELITIAN

66 responden dari masing-masing sekolah sampel. Menurut Arikunto 1998 : 120 jika subyeknya besar sampel diambil antara 10-15. Pada penelitian ini banyaknya sampel diambil 10 x jumlah populasi 10 x 1030 = 103. Perhitungan penentuan jumlah sampel tiap – tiap sekolah sampel adalah sebagai berikut : Jumlah populasi sekolah sampel Banyaknya sampel = x 103 Total populasi sekolah sampel 266 orang Rincian jumlah sampel penelitian seperti tercantum lampiran 1.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati, variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan lainnya dalam kelompok tersebut Sugiyono 1999:2. Variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi: 1. Variabel Independen, variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, atau antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas, karena variabel bebas ini adalah merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah persepsi guru tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah X 1 dan kecerdasan emosional kepala sekolah X 2 . 2. Variabel dependen, sering disebut sebagai variabel output, kriteria, atau konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikatnya adalah kepuasan 67 kerja guru Y. Korelasi antara ketiga variabel tersebut dapat dilukiskan dalam gambar 8. 1 3 2 Gambar 8 Hubungan variabel independen dengan variabel dependen Dari gambar 8 di atas, menunjukkan: 1. Korelasi parsial gaya kepemimpinan kepala sekolah X 1 dengan kepuasan kerja guru Y. 2. Korelasi parsial kecerdasan emosional kepala sekolah X 2 dengan kepuasan kerja guru Y. 3. Korelasi ganda gaya kepemimpinan kepala sekolah X 1 dan kecerdasan emosional kepala sekolah X 2 dengan kepuasan kerja guru Y. 3.5 Definisi Operasional Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran tentang konsep- konsep variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka istilah-istilah yang ada dalam topik penelitian ini perlu diberi batasan definisi secara operasional. Adapun istilah-istilah tersebut adalah: Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah X 1 Kecerdasan emosional kepala sekolah X 2 Kepuasan kerja guru Y 68 Kepuasan kerja guru Kepuasan kerja guru adalah perasaan puas atau tidak puas dari para guru terhadap kondisi dan suasana lingkungan kerja, pekerjaan, atasan kepala sekolah, penghargaan atas prestasi kerja, dan iklim organisasi. Dalam penelitian ini kepuasan kerja guru diukur berdasarkan persepsi guru yang diambil menggunakan angket dengan indikator-indikator: 1 kepuasan terhadap suasana lingkungan kerja, 2 kepuasan terhadap pekerjaan, 3 kepuasan terhadap atasan, 4 kepuasan terhadap penghargaan prestasi kerja, dan 5 kepuasan terhadap iklim organisasi. Gaya kepemimpinan kepala sekolah Pola-pola perilaku konsistenkumpulan ciri pribadi seorang kepala sekolah yang diterapkan dalam bekerja untuk mempengaruhi, memotivasi perilaku bawahan supaya sasaran organisasional dapat tercapai. Dalam penelitian ini ditekankan pada perilaku kepala sekolah dalam membina hubungan dengan guru dan dalam pendelegasian tugas kepada guru. Perilaku kepala sekolah diketahui dari persepsi para guru yang diungkapkan dalam angket dengan indikator: 1 gaya instruksionalmemberitahukan, 2 gaya konsultatifmelatih, 3 memberi dukunganpartisipatif, 4 gaya mendelegasikan. Kecerdasan emosional kepala sekolah Kecerdasan emosional kepala sekolah adalah kemampuan seorang kepala sekolah untuk mengenali perasaan, membangkitkan perasaannya membantu pikiran memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi terhadap bawahannya. 69 Kecerdasan emosional seorang kepala sekolah terlihat dari perilaku atau kebiasaannya dalam menyikapi berbagai hal. Dalam penelitian ini kecerdasan emosional kepala sekolah diukur dari persepsi guru yang diambil menggunakan angket, dengan indikator: 1 mampu mengungkapkan perasaan, bekerja mandiri, tegar dan memiliki rasa percaya diri dalam mengemukakan gagasan dan keyakinan, 2 mempunyai keterampilan berinteraksi dan bergaul dengan orang lain dengan baik, 3 mampu bersikap fleksibel dan realistis untuk memecahkan masalah yang muncul, 4 mampu menanggung stress dan mengatasi tekanan, bersikap tenang tanpa kehilangan kendali dan tetap, 5 mampu memandang kehidupan kedepan dan bergembira sendiri maupun dengan orang lain, serta siap merasa puas dan kecewa. Teknik Pengumpulan Data Prosedur Pengumpulan data Jenis instrumen pada penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Menurut Arikunto 1998:140, kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini digunakan angket tertutup, yaitu jawaban sudah disediakan oleh peneliti dan responden tinggal memilih jawabannya. Angket ini digunakan untuk mengambil data tentang variabel kepuasan kerja guru, gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan kecerdasan emosional kepala sekolah. Daftar pertanyaan yang disajikan diukur dengan menggunakan model skala Likert. Sugiyono 1999:69 menegaskan bahwa skala Likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau 70 kelompok terentu tentang fenomena sosial. Jawaban setiap instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang berupa kata-kata seperti tertera pada tabel 5 dibawah ini: Tabel 3 Skala Likert No. Frekuensi Jawaban Jawaban Skor 1. 81 - 100 Sangat Sesuai dengan Kenyataan SSK Sangat positif 5 2. 61 - 80 Sesuai dengan Kenyataan SK Positif 4 3. 41 - 60 Agak Sesuai dengan Kenyataan ASK Netral 3 4. 21 - 40 Tidak Sesuai dengan Kenyataan TSK Negatif 2 5. 1 - 20 Sangat Tidak Sesuai dengan Kenyataan STSK Sangat Negatif 1 Sumber : Sugiyono 1999:69 Penyusunan Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data yang akurat maka peneliti membuat insterumen penelitian berupa angket. Penyusunan angket berdasarkan indikator- indikator dari variabel bebas dependen maupun variabel terikat independen dari kajian teori, adapun secara operasional variabel-variabel tersebut dirinci kedalam sub variabel seperti pada kisi-kisi berikut: Tabel 4 Kisi – kisi angket penelitian No Variabel Sub Variabel dan Indikatornya Nomor Item responden 1. Kepuasan Kerja Guru 1 Kepuasan terhadap suasana lingkungan kerja. a. Mempunyai rasa senang dan 1, 2 Guru SMP Negeri Kabupaten 71 memiliki pada tempat kerja. b. Kepuasan terhadap kondisi kerja yang nyaman dan menyenangkan. c. Sarana prasarana sekolah yang memadai d. Kerjasama dengan rekan kerja e. Menjalin hubungan persaudaraan dengan rekan kerja maupun pimpinan. 2 Kepuasan terhadap pekerjaannya. a. Kepuasan terhadap bidang tugasnya. b. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya. c. Puas terhadap honor yang diterima. 3 Kepuasan terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah a. Menghargai dan melaksanakan keputusan kepala sekolah. b. Memperoleh pengakuan dari kepala sekolah atas kerja yang dilakukan. c. Puas terhadap perilaku kepala sekolah. d. Menerima evaluasi dari kepala sekolah atas kerja yang 3 4, 5 6, 7 8 9 10,11 12 13,14 15 16 17,18 Batang. 72

2. Gaya

Kepemimpinan Kepala sekolah dilakukan. 4 Kepuasan terhadap penghargaan prestasi kerja. a. Puas terhadap prestasi siswa yang meningkat. b. Puas terhadap mutu sekolah. c. Puas terhadap kemajuan kemampuan diri yang dicapai. d. Puas terhadap karier yang meningkat. 5 Kepuasan terhadap iklim organisasi a. Mematuhi kebijakan administrasi sekolah. b. Melaksanakan tata tertib guru. c. Berperan aktif dalam mendukung keberhasilan organisasi. 1 Gaya Instruksional Memberitahukan a. Memberitahukan kepada bawahan mengenai apa yang harus dilakukan untuk menyelasaikan tugasnya. b. Memberikan penjelasan kepada bawahan mengenai alasan perlu dilakukan suatu tindakkan dalam penyelesaian tugas. 19,20 21,22 23,24 25,26 27 28 29,30 1, 2 3, 4 5 Guru SMP Negeri Kabupaten Batang 73 c. Memantau kinerja bawahan hasil pelaksanaan tugasnya. d. Mengendalikan situasi untuk menghindari seseorang bawahan menjadi tidak termotivasi dan tidak kompeten. 2 Gaya Konsultatif Melatih a. Meminta pendapat dari bawahan tentang alternatif tindakan untuk menyelesaikan tugasnya. b. Melibatkan bawahan dalam memutuskan tindakkan yang harus dilakukan untuk melaksanakan tugas. c. Melibatkan bawahan dalam pelaksanaan tindakkan untuk menyelesaikan tugas. d. Membimbing dan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk konsultasi tentang pelaksanaan tugasnya. 3 Memberi dukungan Partisipatif a. Mengarahkan bawahan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. b. Memberikan kepercayaan 6,7, 8 9 10,11 12,13 14,15, 16 17,18 19,20, 21,22 74 3. Kecerdasan Emosional Kepala sekolah kepada bawahan untuk menentukan langkah apa yang akan dilakukan dalam menyelesaikan tugasnya. 4 Mendelegasikan a. Memberikan tanggung jawab penuh kepada bawahan untuk melakukan tugasnya. b. Memberikan sedikit bantuan kepada bawahan dalam pelaksanaan tugasnya. 1 Mampu mengungkapkan perasaan, bekerja mandiri, tegar dan memiliki rasa percaya diri dalam mengemukakan gagasan dan keyakinan. b. Menyadari perbuatan yang dilakukan dan mengetahui alasan melakukan perbutan tersebut. c. Mampu mempertahankan pendapatnya dan tetap menghormati pendapat orang lain. d. Mampu merencanakan dan membuat keputusan penting sendiri. e. Memahami kelebihan dan kekurangan dirinya serta tetap 23,24 25 1, 2 3, 4, 5 6, 7 8, 9, 10 11, 12 Guru SMP Negeri Kabupaten Batang 75 menyukai dirinya sendiri. f. Berusaha dengan gigih dan sebaik mungkin untuk memperbaiki diri secara menyeluruh. 2 Mempunyai keterampilan berinteraksi dan bergaul dengan orang lain dengan baik. a. Mampu menyadari, memahami dan menghargai perasaan dan pikiran orang lain. b. Memiliki rasa kesadaran sosial dan sangat peduli pada orang lain. c. Membina hubungan baik dengan orang lain. 3 Mampu bersikap fleksibel dan realistis untuk memecahkan masalah yang muncul a. Mampu menilai kesesuaian antara apa yang dialami secara obyektif bukan sebagaimana yang dikehendaki. b. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tidak biasa, tidak terduga dan dinamis. c. Mampu mengenali dan merumuskan masalah, serta 13, 14 15, 16 17,18 19,20 21,22 23,24, 25 76 menemukan dan menerapkan alternatif pemecahannya. 4 Mampu menanggung stress dan mengatasi tekanan, bersikap tenang tanpa kehilangan kendali dan tetap a. Mampu menghadapi peristiwa yang tidak menyenangkan dan situasi yang penuh tekanan dengan sempurna dengan secara aktif mengatasi stress. b. Berhati-hati sebelum bertindak, mampu menangani dengan bijaksana dan tenang berbagai dorongan emosi. 5 Mampu memandang kehidupan kedepan dan bergembira sendiri maupun dengan orang lain, serta siap merasa puas dan kecewa. a. Mempunyai harapan positif dalam menghadapi kehidupan sekalipun dalam keadaan yang sulit. b. Merasa puas dengan kehidupan nya, bergembira serta senang baik sendirian maupun dengan orang lain. 26 27 28 29,30 77 Uji Coba Instrumen Penelitian Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan alat angket, yang terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Untuk memperoleh validitas dan reliabilitas internal, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba instrumen yang akan dikenakan pada guru SMP Negeri pada wilayah Kabupaten Batang yang bukan sampel penelitian. Jumlah responden untuk uji coba instrumen sebanyak 32 orang dari dua sekolah yang bukan sebagai sampel penelitian.

3.6.3.1 Uji Validitas Instrumen Penelitian

Validitas adalah suatu ukuran menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen Arikunto 1998:219. Jenis validitas yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah validitas logis. Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas logis apabila instrumen tersebut secara analisis akal sudah sesuai dengan isi content dan aspek construct yang diungkap. Instrumen yang sudah sesuai dengan isi dikatakan sudah memiliki validitas isi, sedangkan instrumen yang sudah sesuai dengan aspek yang akan diukur dikatakan sudah memiliki validitas konstruksi Arikunto 1998:220. Dalam menentukan validitas isi dilakukan perhitungan dengan menggunakan korelasi product moment, karena jenis datanya berskala interval atau ordinal. Tingkat signifikansi yang diajukan atau α = 5 ρ=0,05 untuk memenuhi taraf kepercayaan sebesar 95, hal ini sesuai dengan analisis yang akan digunakan dengan bantuan komputer paket program SPSS Versi 10.0 for windows Alhusin 2003:338. 78 Korelasi product moment digunakan untuk mengetahui kesahihan item secara keseluruhan maupun setiap nomor item, serta untuk mengetahui kesejajaran skor tiap item maupun secara total, sehingga mampu mengukur apa yang akan diukur. Kriteria uji validitas butir adalah apabila harga r hitung ≥ lebih dari atau sama dengan r tabel maka butir dinyatakan valid. Selain validitas isi, digunakan validitas konstruksi dengan tujuan agar tingkat kesahihannya lebih dapat dijamin. Menurut Sugiyono 1999:271 bahwa untuk menguji validitas konstruksi, maka dapat digunakan pendapat para ahli judgment expert. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi sesuai aspek- aspek yang akan diukur dengan berlandaskan kajian teori, selanjutnya dikonsultasikan kepada pembimbing. Pada pengujian validitas item soal angket sebanyak 95 butir, seluruh item soal dikelompokkan menjadi 3 kelompok parameter konstruksi sesuai dengan jumlah variabel penelitian, yaitu variabel kepuasan kerja guru Y sebanyak 35 butir soal, variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah X1 sebanyak 30 butir soal, dan variabel kecerdasan emosional kepala sekolah X2 sebanyak 35 butir soal. Ujicoba angket dikenakan pada 32 responden dengan tingkat kepercayaan 95 dengan nilai r tabel =0,349 diperoleh hasil seperti tertera pada tabel 6, 7, dan 8. Hasil ujicoba instrumen penelitian, untuk variabel kepuasan kerja guru dengan banyak soal 35 butir terdapat soal yang valid sebanyak 32 butir dan soal yang tidak valid sebanyak 3 butir, yaitu nomor 4, 10, dan 11 dengan besar r hitung masing-masing 0,066; 0,268; dan 0,183 dimana nilainya lebih kecil dari 79 r tabel = 0,349. Selanjutnya dari 32 butir soal valid dan 3 butir soal tidak valid dikonsultasikan kepada pembimbing. Hasil konsultasi dengan pembimbing, untuk variabel kepuasan kerja guru akan diambil 30 butir soal valid yang digunakan sebagai angket penelitian, sehingga ada 2 butir soal hasil ujicoba valid yang tidak dipergunakan yaitu soal nomor 19 dengan r hitung = 0,298 dan nomor 21 dengan r hitung = 0,344. Dari 30 butir soal valid yang akan digunakan sebagai angket penelitian telah mewakili semua indikator penelitian, sehingga 5 butir soal yang tidak digunakan sudah ada soal lain yang mewakili indikator yang akan diungkap. Hasil ujicoba instrumen penelitian, untuk variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan banyak soal 30 butir terdapat soal yang valid sebanyak 27 butir dan soal yang tidak valid sebanyak 3 butir, yaitu nomor 28, 29, dan 30 dengan besar r hitung masing-masing -0,045, -0,225, dan -0,192 dimana nilainya lebih kecil dari r tabel = 0,349. Selanjutnya dari 27 butir soal valid dan 3 butir soal tidak valid dikonsultasikan kepada pembimbing. Hasil konsultasi dengan pembimbing, untuk variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah akan diambil 25 butir soal valid yang digunakan sebagai angket penelitian, dari soal yang tidak valid yaitu nomor 29 dan 30 terdapat pada indikator yang sama sehingga untuk butir soal nomor 29 dilakukan perbaikan untuk digunakan kembali sebagai angket penelitian. Terdapat 3 butir soal hasil ujicoba valid yang tidak dipergunakan yaitu soal nomor 5 dengan r hitung = 0,431; nomor 11 dengan r hitung = 0,460; dan nomor 19 dengan r hitung = 0,416. Dari 25 butir soal yang akan digunakan sebagai angket penelitian telah 80 mewakili semua indikator penelitian, sehingga 5 butir soal yang tidak digunakan sudah ada soal lain yang mewakili indikator yang akan diungkap. Hasil ujicoba instrumen penelitian, untuk variabel kecerdasan emosional kepala sekolah dengan banyak soal 35 butir terdapat soal yang valid sebanyak 29 butir dan soal yang tidak valid sebanyak 6 butir, yaitu nomor 15 dengan r hitung = -0,007; nomor 22 dengan r hitung = -0,231; nomor 29 dengan r hitung = -0,070; nomor 30 dengan r hitung = 0,032; nomor 32 dengan r hitung = 0,098; nomor 33 dengan r hitung = -0,317; dimana nilainya masing-masing lebih kecil dari r tabel = 0,349. Selanjutnya dari 29 butir soal valid dan 6 butir soal tidak valid dikonsultasikan kepada pembimbing. Hasil konsultasi dengan pembimbing, untuk variabel kecerdasan emosional kepala sekolah akan diambil 30 butir soal yang akan digunakan sebagai angket penelitian. Untuk memenuhi 30 butir soal, terdapat 1 butir soal tidak valid yang diadakan perbaikan konstruksi, yaitu soal nomor 32. Dari 30 butir soal yang akan digunakan sebagai angket penelitian telah mewakili semua indikator penelitian, sehingga 5 butir soal yang tidak digunakan sudah ada soal lain yang mewakili indikator yang akan diungkap. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 132 sampai dengan 137.

3.6.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliabel artinya dapat dipercaya, dapat diandalkan Arikunto 1998:170. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas instrumen menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen dapat 81 dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Pengujian reliabilitas instrumen ini dengan menggunakan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja. Kemudian dianalisis dengan alpha cronbach dengan menggunakan bantuan SPSS Versi 10.0 for windows Alhusin 2003:341. Uji reliabilitas instrumen dilakukan setelah selesainya uji validitas instrumen, dimana butir soal yang tidak valid tidak diikutsetakan dalam uji reliabilitas. Rumus koefisien alpha digunakan dengan tingkat signifikansi diajukan atau α = 5 ρ=0,05 untuk memenuhi taraf kepercayaan sebesar 95. Dari hasil pengujian apabila alpha hitung lebih besar dari r tabel dan positif, maka intrumen dapat disebut reliabel. Tingkat reliabilitas diukur berdasarkan skala 0 sampai 1. Pengujian reliabilitas yang dilakukan atas hasil ujicoba angket penelitian yang valid dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 10.0, diperoleh hasil seperti terangkum pada tabel 10 . Tabel 5 Rangkuman hasil uji reliabilitas angket penelitian No. Variabel Penelitian Alpha hitung r tabel Keterangan 1. Kepuasan kerja guru 0,928 0,60 Reliabel 2. Gaya kepemimpinan kepala sekolah 0,946 0,60 Reliabel 3. Kecerdasan emosional kepala sekolah 0,948 0,60 Reliabel Berdasarkan hasil uji reliabilitas terhadap 3 variabel penelitian didapatkan kesimpulan bahwa seluruh item pernyataan reliabel, hal ini disebabkan hasil Alpha hitung untuk masing-masing variabel nilainya lebih dari r tabel hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 138 sampai dengan 143. 82 Teknik Analisa data Analisa Diskriptif Untuk mendeskripsikan setiap variabel penelitian sehingga didapatkan gambaran umum tentang variabel yang diungkap, dibuat kriteria setiap variabel dengan mengklasifikasikan skor kedalam kategori-kategori sesusai dengan jumlah skor tertinggi maksimum dan skor terendah minimum. Analisis Diskriptif dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 10.0 for Windows. Uji Persyaratan Data hasil penelitian akan dianalisis secara statistik dengan teknik korelasi dan regresi baik secara parsial maupun ganda. Teknik analisis regresi dapat digunakan bilamana data uji coba penelitian berdistribusi normal, homogen dan memiliki hubungan linier antar variabel, maka sebelum dianalisis terlebih dahulu perlu diuji: 1 normalitas, 2 homogenitas, dan 3 linieritas. Santoso 2001:148 menambahkan bahwa selain uji normalitas data perlu diuji multikolonieritas untuk mengetahui apakah terjadi hubungan linier antar variabel bebas, karena persamaan regresi dapat digunakan kalau tidak terjadi linier dari masing-masing variabel bebas. Uji Normalitas Data Uji normalitas ini digunakan untuk meneliti gejala yang diselidiki mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan “goodness of fi” dari Kolmologorov-Smirnof karena data penelitian berskala ordinal Santoso 2001:331. 83 Data dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS versi 10.0 for Windows. Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas, jika probabilitas ρ 0,05 maka data penelitian dinyatakan berdistribusi normal. Uji Homogenitas Data Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan varian masing- masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian homogentitas menggunakan bantuan komputer program SPSS 10.0 for Windows dengan metode Levene’s test of homogenitas of variance. Agar variabel bebas memiliki varian yang sama dalam setiap kategori variabel bebas, maka hasil Levene’s test harus tidak signifikan hasil lebih dari 0,05. Dengan kata lain agar datanya homogen, maka nilai dari Levene’s test harus tidak signifikan atau ρ 0,05. Data disebut homogen jika bentuk sebaran nilai residual berstandar tidak membentuk pola tertentu semakin membesar atau mengecil akan tetapi tampak random. Uji Linieritas Uji linieritas data bertujuan untuk mengetahui linier tidaknya masing- masing variabel independen X 1 dan X 2 terhadap variabel dependen Y. Pengujian dilakukan dengan analisis regresi sederhana variabel X dengan Y menggunakan tes of linierity program SPSS 10.0 for Windows. Oleh Sudjana dalam Rohadi 2005:81 kriteria yang digunakan untuk menguji linier tidaknya data bahwa datanya linier hipotesis diterima, jika F tuna cocok lebih kecil dibandingkan F tabel atau penyimpangan sebaran tidak signifikan. Uji Multikolonieritas 84 Uji Multikolonieritas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi hubungan linier multikolonieritas antara masing-masing variabel bebas. Persamaan regresi dapat digunakan kalau tidak terjadi linier dari masing-masing variabel bebas. Pengujian multikoloniertas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 10.0 for Windows. Kriteria yang digunakan jika masing-masing variabel bebas mempunyai nilai toleransi lebih dari 10 atau tidak ada nilai Variance Inflantion Factor VIF 10. Uji Hipotesis Uji Korelasi Parsial Korelasi parsial adalah suatu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih yang satu atau bagian variabel konstan atau dikendalikan. Uji korelasi parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel X dan Y dimana salah satu variabel X dibuat tetap atau konstan Riduwan,2003:233. Gambar 9 Korelasi parsial dan korelasi ganda X 2 Y X 1 85 Gambar 9 di atas menunjukkan bahwa dalam penelitian ini mencari korelasi antara X 1 dengan Y dengan mengendalikan mengontrol variabel X 2 dan mencari korelasi antara X 2 dengan Y dengan mengendalikan mengontrol variabel X 1. Untuk menentukan korelasi parsial ini digunakan bantuan program SPSS 10.0 for windows. Selanjutnya nilai t yang ditemukan dibandingkan dengan t tabel Riduwan, 2003:234 Uji Korelasi ganda Uji korelasi ganda adalah satu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih secara bersama-sama dengan variabel lain Riduwan, 2003:238. Gambar 9 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini mencari korelasi ganda X 1 dan X 2 dengan Y. Untuk menentukan korelasi ganda ini digunakan bantuan program SPSS 10.0 for windows. Selanjutnya F hitung yang ditemukan dibandingkan dengan F tabel Winarsunu 2002:250. Uji Regresi ganda Uji regresi ganda adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih Riduwan, 2003:253 yaitu X 1 dan X 2 , secara bersama-sama dengan Y. Sedangkan Sugiyono 1999:250-251 menyatakan bahwa analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel 86 dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi dinaikkan atau diturunkan nilainya. Pengujian regresi ganda dua prediktor dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 10.0 for windows. Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dengan melihat signifikansi. Ketentuan penerimaan atau penolakan apabila signifikansi ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan antara r tabel dan r hitung. taraf kesalahan yang digunakan 5.

3.9 Batasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja Guru Di Smk Yadika 5

1 8 150

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG.

0 2 34

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SARANA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SARANA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMP NEGERI DI POKJA 02 KECAMATAN BOYOLALI.

0 2 15

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SARANA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMP NEGERI KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SARANA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMP NEGERI DI POKJA 02 KECAMATAN BOYOLALI.

0 3 15

PERAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI KERJA GURU Peran Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Guru Di Smp Negeri I Eromoko Kabupaten Wonogiri.

0 3 15

PERAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI KERJA GURU Peran Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Guru Di Smp Negeri I Eromoko Kabupaten Wonogiri.

0 1 29

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN DISIPLIN KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.

0 3 33

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG KECERDASAN EMOSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU DI SMA NEGERI KECAMATAN GUNUNG SITOLI KABUPATEN NIAS.

0 0 26

KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2005.

0 3 26

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL KEPALA SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU SMP

0 0 13