2.1.3. Kondisi Ekonomi Orang TuaKeluarga
Menurut Sukirno 1996:10 ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan
sumber–sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan
konsumsi, sekarang dan di masa datang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat. Kondisi ekonomi orang tua adalah suatu keadaan yang dapat dilihat manusia, mengenai
keadaan dan kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhannya. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa permasalahan ekonomi yang
dihadapi orang tuakeluarga yang utama adalah usaha orang tuakeluarga untuk dapat memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Kondisi ekonomi orang tua
dalam kehidupan sehari-hari dihadapkan pada dua hal yang saling berhubungan yakni pendapatan atau penghasilan orang tua yang sifatnya terbatas dan pengeluaran untuk pembiayaan
atau pemenuhan kebutuhan keluarga yang sifatnya tidak terbatas. a.
Pendapatan orang tua Dalam pemenuhan kebutuhan diperlukan alat untuk memenuhi kebutuhan , termasuk
dalam hal kebutuhan akan pendidikan. Salah satu alat pemenuh kebutuhan adalah uang pendapatan. Uang pendapatan dapat diperoleh dengan melakukan kegiatan ekonomi.
Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yang dapat menghasilkan pendapatan riilnyata. Menurut M. Sumardi dalam Kurnia Asih 2006:26 pendapatan adalah jumlah
penghasilan riil seluruh anggota keluarga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam keluarga. Sedangkan menurut Tim Penyusun Kamus
Perbankan Indonesia dalam Kurnia Asih 2006:26 pendapatan adalah semua penghasilan yang
diterima baik berupa barang maupun nilai uang yang diperoleh dari pihak lain sebagai balas jasa yang telah diberikannya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah semua penghasilan riil baik berupa barang maupun nilai uang yang diperoleh dari pihak lain sebagai balas jasa yang
diberikannya dan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga atau perseorangan. Menurut M. Sumardi dan Hans- Dieter Evers dalam Kurnia Asih 2006:26 pendapatan
dibedakan menjadi dua, yaitu: 1.
Pendapatan berupa uang, yaitu segala penghasilan yang berupa uang yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontraprestasi.
2. Pendapatan yang berupa barang, yaitu segala penghasilan yang sifatnyareguler dan biasa,
akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterimakan dalam bentuk barang atau jasa. Didalam keluarga biasanya yang berperan penting dalam pemerolehan pendapatan adalah
kepala keluarga. Ada yang bekerja sebagai petani, buruh, pegawai negeri atau swasta, pedagang, TNI dan POLRI dan lain-lainnya. Biasanya tingkat hidup seseorang tergantung
dari besarnya pendapatan yang diterima. Perbedaan pendapatan inilah yang menentukan golongan sosial ekonomi keluarga.
Dalam kehidupan masyarakat ada tingkatan-tingkatan atau golongan sosial ekonomi masyarakat yang didasarkan pada tingkat-tingkat pendapatan, kepemilikan sesuatu yang bernilai
ekonomi, kekuasaan ataupun ilmu pengetahuan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan sangat berkaitan erat dengan tingkat pendapatan, yaitu pendidikan yang tinggi membutuhkan dana yang
cukup besar, meskipun terkadang ada yang berlatar belakang sosial ekonomi rendah tetapi dapat menempuh pendidikan tinggi dan seseorang yang menjadi berhasil.
b. Kebutuhan orang tua atau keluarga
Manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas baik jumlah maupun jenisnya. Semakin tinggi kemampuan ekonomi seseorang, maka semakin beraneka ragam pula tingkat
kebutuhan hidupnya, karena manusia adalah makhluk yang tidak akan pernah puas dan dirinya merasa senang jika semua kebutuhan hidupnya terpenuhi. Demikian juga yang terjadi dalam
keluarga. Keluarga dikatakan bahagia apabila semua kebutuhan dalam keluarganya terpenuhi, baik kebutuhan jasmani maupun rohani. Kebutuhan rohani salah satunya adalah kebutuhan akan
pendidikan. Sehingga semakin tinggi tingkat ekonomi orang tuakeluarga, maka semakin tinggi pula kesempatan pendidikan yang diinginkan, termasuk motivasi atau dorongan untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi.
2.1.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kondisi Sosial dan Ekonomi Orang Tua