46 KKM, pada siklus pertama meningkat menjadi 80,55 atau 29 siswa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa pada kompetensi pemeliharaan bahan tekstil dengan model
pembelajaran Two Stay Two Stray di SMK Negeri 2 Godean.
Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang relevan yaitu berupa penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
kompetensi siswa pada mata pelajaran tekstil, sedangkan perbedaannya yaitu penelitian ini menggunakan modul sebagai media pembelajaran yang
digunakan untuk meningkatkan kompetensi siswa. Pada penelitian yang relevan tersebut model pembelajaran yang
digunakan dinyatakan dapat meningkatkan pencapaian kompetensi siswa, maka dengan digunakannya modul sebagai media pembelajaran
diharapkan juga mampu meningkatkan pencapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran tekstil kompetensi pemilihan bahan utama.
C. Kerangka Pikir
Kompetensi siswa memang sangat penting sekali untuk ditingkatkan karena menjadi penentu di dalam suatu keberhasilan pembelajaran. Siswa
kelas X khususnya program keahlian tata busana pada mata pelajaran Tekstil kompetensi pemilihan bahan utama dikatakan memiliki kompetensi yang masih
kurang. Hal ini bisa di lihat dengan masih banyaknya siswa yang kurang paham mengenai pemilihan bahan utama serta kurangnya sumber dan media belajar
yang dimiliki siswa. Pencapaian kompetensi dapat dikatakan berhasil apabila hasil evaluasi belajar siswa memenuhi KKM Kriteria Ketuntasan Minimal.
47 Maka dari itu peneliti akan membuat modul, modul di sini sebagai media
pembelajaran berfokus pada pemilihan bahan utama yang merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dirancang dan dibuat untuk mendukung proses
belajar mengajar tentang cara pemilihan bahan baku utama untuk pembuatan busana.
Pembuatan modul pemebelajarn ini bertujuan untuk meningkatkan pencapaian kompetensi pemilihan bahan utama pada mata pelajaran tekstil
kelas X Tata Busana di SMK Negeri 1 Pengasih Kulon Progo. Skema kerangka berfikir dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir Materi
yang kurang
berfokus pada pemilihan bahan
utama serta
kurangnya referensi
pembelajaran. 56,25 siswa nilainya
belum mencapai KKM
Tindakan dengan menggunakan media
modul pemilihan bahan utama.
Siklus Evaluasi
Berhasil meningkatkan pencapaian kompetensi
siswa Belum
berhasil
48
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Penggunaan modul sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan
pencapaian kompetensi pemilihan bahan utama pada mata pelajaran tekstil kelas X Tata Busana di SMK Negeri 1 Pengasih Kulon Progo.
49
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Disain Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas PTK, bertujuan untuk meningkatkan pencapaian kompetensi pemilihan bahan utama pada mata
pelajaran tekstil di SMK Negeri 1 Pengasih Kulon Progo. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis Mc. Taggart. PTK model Kemmis
Mc. Taggart ini sering diacu oleh para peneliti yang bertujuan agar apabila dalam pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka
perencanaan dan pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang diinginkan tercapai. Siklus dilakukan
terus menerus sampai peneliti puas, masalah terselesaikan dan hasil belajar maksimum
Disain penelitian tindakan model Kemmis Mc. Taggart terdapat empat komponen penelitian tindakan yaitu, perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi dalam satu sistem spiral yang saling terkait antara langkah satu dengan langkah berikutnya. Kegiatan tindakan dan observasi digabung dalam satu
waktu. Hasil observasi direfleksi untuk menentukan kegiatan berikutnya. Secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut: