63
Darihasil pre-testyangtelah dibagikan, diperoleh 5 anak yang memiliki keterampilan sosial dengan kategori sedang. AP mendapat hasil
pre-test sebesar 93 dan jikadisesuaikan dalam kategori skor skala
keterampialn sosial , AP termasuk dalam kriteria sedang begitupun dengan ARNH, AFS, KDG dan juga KRP karena nilai yang didapatkan semua
siswa lebih dari 71 dan termasuk dalam kategori sedang. Selain hasil pre-test, observasi yang dilakukan pelaksana pada saat
membagikan angket juga membuktikan kategori yang dimiki tiap siswa sedang atau belum tinggi dalam keterampilan sosialnya.Beberapa siswa
terlihat gugup dan cenderung diam ketika diajak berbicara.Melihat hasil pre-test
dan observasi yang dilakukan, pelaksana merencanakan tindakan siklus 1.
D. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Tindakan
1. Siklus 1
a. Tahap perencanaan
Pelaksana utama tindakan adalah pelaksana sendiri dengan berkolaborasi dengan guru BK sebagai pelaku kedua sekaligus
observer. Pelaku utama bertugas menjalankan tindakan, sedangkan pelaku kedua membantu tindakan serta mengontrol jalannya tindakan.
Perencanaan pelaksanaan sosiodrama dilakukan dengan pembuatan naskah sosiodrama yang akan dimainkan oleh siswa dalam kelompok
kecil. Pelaksana membuat naskah sosiodrama sendiri, pelakasana dan guru BK memilih tema tentang persahabatan dan cita-cita.
64
Tema persahabatan dipilih agar siswa dapat memahami bagaimana bergaul pada kehidupan sosial dengan watak dan perilaku
yang berbeda-beda sesuai dengan karakter manusia.Pelaksana dan guru BK merencanakan pemilihan pemeran dalam sosiodrama
disesuaikan dengan karakter siswa dengan keterampilan sosial yang rendah di SMP Negeri 4 Yogyakarta.
Siswa dengan keterampilan sosial rendah yang berjumlah 5 orang tergabung dalam 1 kelompok kecil untuk memainkan naskah
sosiodrama. Naskah sosiodrama yang dibuatpun terdiri dari 5 tokoh, 2 tokoh laki-laki dalam naskah memiliki karakter baik dan suka
mengingatkan bernama Adrian di perankan oleh AP dan tokoh yang bernama Dimas dengan karakter buruk dimana suka menyepelekan
sesuatu diperankan oleh KR, Zara dengan karakter yang ambisus dan penuh semangat diperankan oleh AFS, Kekey dengan karakter
keuletannya diperankan oleh ARNH, serta Ratu dengan karakter glamornya diperankan oleh KDG. Meski karakter dalam naskah
dengan karakter siswa yang memiliki keterampilan sosial rendah tidak 100 sama, namun ini diharapkan akan membantu siswa dalam
menghayati peran siswa. Naskah sosiodrama mempunyai alur maju dengan Zara sebagai
seorang anak yang ambisus memiliki cita-cita yang tinggi dengan mengharapkan dirinya menjadi seseorang yang berguna bagi banyak
orang pada masa melalui profesinya, disusul dengan kekey dan Adrian
65
yang memiliki cita-cita masing-masing yang sama tinggi dan ingin menerapkan pada kehidupan nya kelak. Berbeda dengan Dimas dan
Ratu yang selalu menganggap cita-cita adalah sesuatu yang tidak terlalu di pikirkan dan direncanakan.Kelima tokoh memiliki sifat dan
karakter yang berbeda-beda. Di situlah Zara, Adrian dan Kekey yang memiliki prinsip yang sama dituntut dapat mencairkan dan
meluruskan persepsi yang berbeda dengan prinsip Dimas dan Ratu dengan berkomunikasi di antara kelimanya.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan siklus I dilakukan 4 tindakan. Tindakan pertama dilaksanakan Hari selasa, 1 November 2016 di ruangan Audio
Visual dengan dengan melakukan sosiodrama dengan tema dan naskah yang telah dibuat oleh peneliti. Pada persiapan pelaksanaan
sosiodrama, pelaksana menata kursi di ruangan Audio Visual sesuai dengan kebutuhan. Terdapat satu setting sosiodrama yang perlu
dipersiapkan yaitu ruang tamu . Pelaksanaan sosiodrama dimulai dengan menjelaskan setting
sosiodrama kepada siswa, kemudian pelaksana meminta 5 siswa memainkan sosiodrama pada setting tersebut.Layaknya suasana kelas,
siswa diminta tidak membuat gaduh dan tetap berkonstrasi pada naskah.
Tokoh Zara diceritakan mengadakan perkumpulan dengan empat sahabat di rumahnya.Kelas di setting sebagai ruang tamu rumah
66
Zara. Kelima tokoh di pertemukan dalam satu perbincangan yaitu Zara, Kekey dan Adrian yang terlebih dahulu ada di rumah Zara.
Disusul oleh Dimas dan Ratu yang telat datang pada saat itu. Ketika semua tokoh berkumpul terjadilah perbincangan mengenai cita-cita
masing-masing tokoh dan dari sana lah terjadi perbincangan dengan saling memunculkan keterampilan sosial dimiliki yaitu dengan
menceritakan cita-cita apa yang diinginkan masing-masing tokoh. Meskipun dua tokoh dalam sosiodrama yaitu Dimas dan Ratu
menentang dan terkesan menyepelekan cita-cita ketiga tokoh lainnya akan tetapi perbincangan tetap berjalan dengan memahami perbedaan
keinginan yang harus tetap dihargai. Meskipun disesuaikan dengan karakter siswa, masih terdapat
siswa yang kurang memahami dan menghayati perannya dalam sosiodrama. Hanya ada 1 siswa yang terlihat ekspresif dalam
memainkan peran yang didapatkan, sedangkan 4 siswa lainnya masih terkesan malu-malu , sangat terpaku dengan naskah dan masih sangat
kaku. Siswa yang ekspresiflah yang sangat berperan dalam membangkitkan suasana sosiodrama. Keadaan ruangan juga yang
membuat hambatan bagi para pemeran yang menyebabkan terbatasnya gerak tubuh saat proses sosiodrama dilaksanakan.
Sosiodrama ini dinilai oleh guru BK sebagai observer pelaksanaan sosiodrama dalam bimbingan kelompok.Setelah
mendapat penilaian, pelaksana mengadakan diskusi dengan siswa
67
yang memiliki keterampilan sosial yang rendah.Pelaksana meminta pandangan siswa sebagai pemeran dalam sosiodrama.Awalnya para
siswa terlihat diam dan pasif pada siklus I.Hanya satu anak dari kelima siswa yang terlihat aserti dan eskpresif ketika mendiskusikan
jalannya sosiodrama. Di awal sebelum berlangsungnya sosiodrama, peneliti menyampaikan beberapa kekurangan-kekurangan pada saat
pelaksanaan sosiodrama yang harus dihindari pada saat pelaksanaan siklus II yaitu antara lain siswa harus lebih menghayati peran dan
siswa tidak gaduh ketika memainkan sosiodrama dan diminta keseriusannya ketika proses sosiodrama berlangsung.
Selanjutnya tindakan kedua, dilaksanakan pada hari yang sama dan dilakukan di ruangan Audio visual. Pada tindakan kedua, peneliti
merubah setting sosiodrama dengan mengganti tata letak kursi sebagai latar ruangan tamu Zara agar terlihat lebih luas dan para pemain
sosiodrama lebih leluasa untuk bergerak dan menonjolkan gerak tubuh saat proses sosiodrama berlangsung. Naskah yang digunakan pun
masih sama karena kurang nya penghayatan para pemain sosiodrama pada tindakan pertama, maka peneliti menetapkan tidak ada perubahan
dari naskah yang akan di bawakan pada tindakan kedua. Tokoh Zara tetap diceritakan mengadakan perkumpulan
dengan empat sahabat di rumahnya.Kelas di setting sebagai ruang tamu rumah Zara. Kelima tokoh di pertemukan dalam satu
perbincangan yaitu Zara, Kekey dan Adrian yang terlebih dahulu ada
68
di rumah Zara. Disusul oleh Dimas dan Ratu yang telat datang pada saat itu. Ketika semua tokoh berkumpul terjadilah perbincangan
mengenai cita-cita masing-masing tokoh dan dari sana lah terjadi perbincangan dengan saling memunculkan keterampilan sosial
dimiliki yaitu dengan menceritakan cita-cita apa yang diinginkan masing-masing tokoh. Meskipun dua tokoh dalam sosiodrama yaitu
Dimas dan Ratu menentang dan terkesan menyepelekan cita-cita ketiga tokoh lainnya akan tetapi perbincangan tetap berjalan dengan
memahami perbedaan keinginan yang harus tetap dihargai. Meskipun tokoh dalam sosiodrama telah disesuaikan dengan
karakter siswa dan adanya perubahan setting untuk menambah kenyaman saat melakukan proses sosidorama, masih terdapat siswa
yang terlihat kurang maksimal dalam melakukan sosidrama. Pada tindakan pertama, hanya ada 1 pemain yang terlihat ekspresif ,
sedangkan pada tindakan kedua, ada 3 pemain yang sudah melakukan sosidorama dengan ekspresif dan tidak terpaku pada naskah. Tetapi
dibutuhkan pengulangan karena masih ada pemain yang salah dalam pengucapan tokoh yang di dapatkan.Masih ada pemain yang masih
malu untuk menggunakan gerak tubuh atau improvisasi dalam proses sosiodrama membuat proses pelaksanaan masih terlihat kurang
maksimal. Pada tahap tindakan terakhir, peneliti merubah setting yang
pada tindakan pertama dan kedua berada di ruang Audio visual
69
menjadi di luar ruangan Audio visual agar para pemain lebih leluasa dan diharapkan bisa menonjolkan gerak tubuh dalam bermain
sosiodrama. peneliti masih menggunakan naskah yang sama karena masih belum ada nya peningkatan pada tindakan pertama dan kedua
dan diharapkan pada tindakan ketiga para pemain bisa lebih paham dan menghayati peran dan percakapan tokoh yang diterima.
Tokoh Zara tetap diceritakan mengadakan perkumpulan dengan empat sahabat di rumahnya.Kelas di setting sebagai ruang
tamu rumah Zara. Kelima tokoh di pertemukan dalam satu perbincangan yaitu Zara, Kekey dan Adrian yang terlebih dahulu ada
di rumah Zara. Disusul oleh Dimas dan Ratu yang telat datang pada saat itu. Ketika semua tokoh berkumpul terjadilah perbincangan
mengenai cita-cita masing-masing tokoh dan dari sana lah terjadi perbincangan dengan saling memunculkan keterampilan sosial
dimiliki yaitu dengan menceritakan cita-cita apa yang diinginkan masing-masing tokoh. Meskipun dua tokoh dalam sosiodrama yaitu
Dimas dan Ratu menentang dan terkesan menyepelekan cita-cita ketiga tokoh lainnya akan tetapi perbincangan tetap berjalan dengan
memahami perbedaan keinginan yang harus tetap dihargai. Pada pelaksanaan tindakan ketiga, terlihat siswa lebih rileks
dalam membawakan sosiodrama. Adanya gaya humoris yang dibawakan salah satu pemain yang membuat suasana terlihat lebih
menyenangkan dan berjalan lebih ekpresif, sehingga proses
70
pelaksanaan sosiodrama berlangsung lebih cepat di bandingkan pada tindakan sebelumnya.
Tindakan terakhir pada tahap pelaksana adalah mengisi post test. Post test
yang diberikan merupaka skala keterampilan sosial yang sama dengan pre test , sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya
peningkatan keterampilan sosial pada siswa sebelum dan sesudah melakukan soisodrama. Post tes diberikan pada hari pada hari yang
sama yaitu Hari Selasa, 1 November 2016. Hal ini dilakukan agar menghemat waktu mengingat adanya kegiatan lainnya yang dilakukan
siswa dihari-hari berikutnya seperti les dan kegiatan ekstrakulikuler lainnya.
Tabel 6 Hasil pre- test dan post-test I Nama Pre-
test F Kategori Post-
Test I F Kategori
AP 93 1 Sedang 98 1
Sedang ARNH 99 1 Sedang 105 1 Sedang
AFS 100 1 Sedang 103 1
Sedang KDG 97 1
Sedang 101 1 Sedang
KRP 94 1 sedang 102 1
Sedang
96,6 101,8
Keterangan :
105 = Tinggi
71-105 = Sedang
71 = Rendah
p 1
k
c.
1 Dapat di
peningkatan 01,8. Pe
kemudian di
Gambar 1
Tahap O
Tahap ob pada tin
pelaksana kelas VIII
Kegiatan Ob
merencan yang dil
langkah meskipun
pelaksana i lihat ha
rerata dari rolehan da
isajikan dala
1.grafik ken
Observasi
servasi dila ndakan ked
aan sosiodra I yaitu ibu D
pelaksana bservasi d
nakan hingg akukan ob
dalam satu n mengalam
a mulai dari
pre ‐test
96,6
71
asil dari p pre-test se
ata peningk am bentuk g
naikan pre-t
akukan bers dua siklus
ama adalah Dra.Endang
dilakukan ga melaksa
bserver, pe uan layana
mi beberapa i persiapan
post ‐t
pemberian ebesar 5,2 p
katan hasil grafik berik
test dan pos
amaan deng I.Observe
peneliti dan g Murdiastu
terhadap k anakan sikl
elaksana su an yang te
kendala.Ob pelaksanaa
test I
101,8
post-test I poin dari ha
l pre-test kut ini:
st-test I
gan pelaksan er yang d
n guru BK y uti.
kegiatan p lus I.Berda
udah melak elah disusu
bserver men an siklus I y
I yaitu ad asil 96,6 me
dan post-t
anaan sosiod dilibatkan
yang meng
pelaksana m asarkan obs
akukan lang un dengan
ngamati keg yaitu pemb
danya enjadi
test I
drama pada
ampu
mulai server
gkah- baik
giatan buatan
72
naskah sosiodrama.Observer menilai langkah yang dilakukan sudah tepat dengan membuat naskah disertai dengan satuan layanan
pelaksanaan sosiodrama.Naskah yang dibuat oleh pelaksana juga sudah disesuaikan dengan keadaan siswa yang memiliki keterampilan
sosial yang rendah yang terdiri dari berbagai macam karakter. 2
Kegiatan siswa Observer mengamati kegiatan siswa pada saat siswa
membentuk kelompok dalam bimbingan kelompok yang diadakan dalam tindakan pertama dan kedua pelaksanaan sosiodrama.pada
tindakan pertama, observer mengamati beberapa siswa yang diundang dalam bimbingan kelompok masih terlihat takut untk mengikuti proses
sosiodrama. Observer juga mengamati kegiatan siswa pada saat pelaksanaan sosiodrama yang diperankan oleh siswa secara
berkelompok.
d. Tahap Refleksi
Setelah berdiskusi dengan observer, didapatkan beberapa kekurangan mulai dari persapan hingga pengambilan post test siklus I.
Observer menilai kurang kondusifnya proses pelaksanaan dikarenakan keadaan ruangan yang digunakan terlalu penuh dengan kursi dan meja
besar yang dapat menghalangi ruang gerak siswa ketika melaksanakan sosiodrama. Observer juga menambahkan bahwa antusias para siswa
masih kurang dikarenakan pelaksanaan dilakukan pada saat jam pulang sekolah dengan kondisi siswa yang sudah terlihat kelelahan
73
pada saat itu. Akan tetapi observer mulai melihat peningkatan sebelum diadakan dan setelah diadakan sosiodrama yaitu adanya komunikasi
yang cukup baik ketika proses berlangsung dan siswa terlihat lebih akrab pada saat membacakan bagian naskah sosiodrama dengan
naskah yang humoris, para siswa juga terlihat dapat tertawa bersama- sama.
Disamping adanya peningkatan yang terjadi, adapula siswa yang masih kurang menghayati peran yang di dapatkan.Siswa
cenderung masih sangat kaku dalam memainkan perannya, masih sangat terpaku pada naskah yang dibaca dan kurang nya gerak tubuh.
Keadaan siswa yang lelah pun menjadi alasan lainnya yang menjadikan kurang kondusifnya pelaksanaan sosiodrama karrena
diadakan pada jam pulang sekolah. Hasil refleksi yang diperoleh dari pelaksanaan sosiodrama oleh
siswa yang memiliki keterampilan sosial yang rendah kurang mengalami peningkatan.Pelaksana merencanakan perubahan pemain
dalam sosiodrama untuk pelaksanaan siklus II.
2. Siklus II