73
pada saat itu. Akan tetapi observer mulai melihat peningkatan sebelum diadakan dan setelah diadakan sosiodrama yaitu adanya komunikasi
yang cukup baik ketika proses berlangsung dan siswa terlihat lebih akrab pada saat membacakan bagian naskah sosiodrama dengan
naskah yang humoris, para siswa juga terlihat dapat tertawa bersama- sama.
Disamping adanya peningkatan yang terjadi, adapula siswa yang masih kurang menghayati peran yang di dapatkan.Siswa
cenderung masih sangat kaku dalam memainkan perannya, masih sangat terpaku pada naskah yang dibaca dan kurang nya gerak tubuh.
Keadaan siswa yang lelah pun menjadi alasan lainnya yang menjadikan kurang kondusifnya pelaksanaan sosiodrama karrena
diadakan pada jam pulang sekolah. Hasil refleksi yang diperoleh dari pelaksanaan sosiodrama oleh
siswa yang memiliki keterampilan sosial yang rendah kurang mengalami peningkatan.Pelaksana merencanakan perubahan pemain
dalam sosiodrama untuk pelaksanaan siklus II.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan dengan mendiskusikan perubahan dalam sosiodrama untuk dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa
dengan guru BK sebagai observer pelaksanaan sosiodrama.Hasil dari diskusi perencanaan adalah merubah tempat pelaksanaan pada siklus
74
II.Perubahan tempat dari pelaksanaan sosiodrama sebelumnya di ruang Audio Visual beralih ke ruangan laboratorium bahasa. Ini diharapkan
dapat memberikan peningkatan selama proses berlangsung dan siswa lebih terlihat leluasa saat melaksanakan sosiodrama. Naskah dan peran
masih disamakan dengan yang di dapatkan siswa pada siklus I karena melihat pelaksanaan pada siklus I masih kurang menunjukan
peningkatan.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan melalui 3 tindakan.Pada siklus II dilakukan pada hari sabtu, tanggal 5 November 2016 dengan melakukan
simulasi terlebih dahulu.Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat menghayati perannya dengan baik sebelum pelaksanaan
sosiodrama.Siswa diharapkan dapat melakukan komunikasi non verbal pada siklus II ini. Siswa lain diminta menanggapi komunikasi non verbal
dan improvisasi untuk mendukung proses sosiodrama khsusnya untuk pemeran sosiodrama yang pada siklus I masih terlihat sangat pasif.
Tindakan kedua siswa langsung dimulai dengan melakukan sosiodrama.Persiapan pelaksanaan sosiodrama dilakukan dengan menata
setting di ruang laboratorium bahasa. Pelaksanaan sosiodrama dalam siklus II kurang lebih sama dengan pelaksanaan sosiodrama dalam siklus
I. Perubahan hanya terjadi pada naskah yang mengalami sedikit perubahan. Sosiodrama berlangsung dengan peran dan naskah yang
samadengan siklus I karena diharapkan siswa dapat lebih menghayati
75
perannya masing-masing dan belajar memperbaiki perannya pada tahap tindakan II.Hasilnya, sosiodrama lebih cepat selesai dari sebelumnya dan
pada akhir pelaksana diadakan diskusi dengan membagikan makan siang untuk menambahkan keakraban antar siswa.Beberapa siswa mengaku
sudah memberikan yang terbaik yang mereka bisa, termasuk beberapa siswa yang pada siklus I terlihat sangat pasif.
Tindakan terakhir pada tahap pelaksana adalah mengisi post-test. Pemberian post-test dilakukan dihari yang sama dikarenakan
menghemat waktu mengingat ada beberapa siswa yang akan mengikuti acara perlombaan di hari selanjutnya. Pemberian post-test siklus II
merupakan tindakan terakhir dalam penelitian. Tabel .7 Hasilpre-test, post-test I dan post-test II
Nama Pre- Test
F Kategori Post-
Test I F Kategori Post-
Test II F Kategori
AP 93 1
Sedang 98 1 Sedang
112 1
Tinggi ARNH 99 1 Sedang 105 1 Sedang 134 1 Tinggi
AFS 100 1 Sedang 103 1
Sedang 132 1 Tinggi KDG 97 1 Sedang 101 1 Sedang 105 1 Sedang
KRP 94 1 Sedang 102 1 Sedang 105 1 Sedang
96,6 101,8
117,6 Keterangan :
105 = Tinggi
71-105 = Sedang
71 = Rendah
Jika dilihat dari tabel di atas, dapat disimpulkan hasil yang diperoleh dari pre-test, post-test I dan post test II. Adanya peningkatan
keterampilan sosial sebesar 5,2 dari hasil pre-test awal sebesar 96,6
m te
P k
G
c. T
d d
g 1
K
d ti
b p
menjadi 101 est II
sebes Perolehan da
kemudian di
Gambar2. G
Tahap Obse
Observ dari perenca
dilibatkan pa guru pengam
Kegiatan pel Observer
diperlukan indakan sud
beberapa ke perubahan te
p
,8 pada has sar 15,8 me
ata peningk isajikan dala
Grafik kenaik
ervasi
ver mengam anaan hingg
ada siklus I mpu kelas V
laksana r menilai pe
dengan te dah sesuai
ekurangan emapt perlak
pre ‐test
96,6
76
sil post-tets enjadi 117,6
katan hasil p am bentuk g
kan pre-tes
mati kegiata ga akhir pe
II masih sam VIII yaitu Ibu
elaksana su epat.Perenc
dengan re pada siklu
ksanaan sos
post ‐tes
1
I , dan men
6 dan terma pre-test
dan grafik berik
t, post-test I
an yang terl elaksanaan s
ma dengan u Dra. Endi
udah melaku canaan pel
efleksi yang us I ditan
siodrama.
st I
101,8
ningkat lagi asuk dalam
n post-test kut ini:
I dan post-t
laksana pad sosiodrama
observer pa ing Murdias
ukan langka aksana da
g dilakukan nggapi den
post ‐test II
117,6
pada hasil m kategori ti
I dan post-t
test II
da siklus II m a. Observer
ada siklus I stuti.
ah-langkah apat melak
n pada sikl ngan melak
post- inggi.
test II
mulai yang
yaitu
yang kukan
lus I. kukan
77
Observer mengamati tindakan simulasi yang dilakukan sebelum melaksakan sosiodrama sebagai tindakan yang efektif, guna
meminimalisir tingkat gugup siswa saat akan melaksanakan proses sosiodrama. Observer menilai pelaksana lebih dapat menguasai
kelompok siswa mulai dari mempersiapkan sebelum simulasi . Observer mengamati tindakan kedua dalam siklus II yaitu
pelaksanaan sosiodrama oleh siswa.Observer menilai pelaksana pelaksanaan sosiodrama berjalan dengan baik.Untuk mempermudah
pelaksanaan sosiodrama pelaksana merubah tempat dinilai menjadikan pelaksanaan sosiodrama menjadi sedikit lebih cepat.
2 Kegiatan siswa
Observer mengamati kegiatan siswa pada saat simulasi adalah langkah yang sangat tepat untuk menghilangkan ketegangan sebelum
dilaksanakan nya sosiodrama, Observer kemudian menilai kegiatan siswa pada tindakan kedua siklus II.Observer menilai siswa sudah dapat
menjalankan sosiodrama dengan baik. Siswa dinilai sudah lebih menghayati perannya pada siklus II dan sudah adanya improvisai dan
gerak tubuh. Observer juga melihat tidak ada kendala yang berarti yang dialami siswa pada tindakan kedua siklus II ini.
d. Tahap Refleksi
Refleksi siklus II didapatkan dari diskusi yang dilakukan oleh peneliti dengan guru BK . Hasil yang diperoleh dari diskusi dengan
observer adalah sudah tidak terdapat hambatan apapun.Siswa sudah
78
menjalankan sosiodrama sesuai dengan hasil refleksi di tahap siklus I.Dari refleksi yang dilakukan, maka didapatkan keputusan bahwa
pelaksana sosiodrama oleh siswa dalam kelompok kecil sudah meningkatan keterampilan sosial sebelumnya, yaitu secara rata-rata
sudah mencapai target tindakan dengan kategori tinggi.
E. Uji Hipotesis