Lokasi penelitian juga ditentukan secara purposive sampling yakni di Desa Ara Condong, dengan pertimbangan desa ini merupakan desa yang memiliki jumlah ternak sapi potong
terbesar diantara 12 desa yang ada di Kecamatan Stabat.
Tabel 3.2 Banyaknya Ternak Sapi perKelurahan di Kecamatan Stabat Tahun 2005-2010
No. Desa
Kelurahan Tahun
2005 2006
2007 2008
2009 2010
1 Banyumas
300 300
75 75
1.880 1.880
2 Kwala Bingai
40 40
120 120
3.033 3.033
3 Sidomulyo
30 30
68 68
1.504 1.504
4 Pantai Gerai
152 152
70 70
1.805 1.805
5 Perdamaian
51 51
25 25
627 627
6 Stabat Baru
30 30
17 17
426 426
7 Ara Condong
300 300
36 136
10.927 10.927
8 Kwala Begumit
319 319
40 40
1.028 1.028
9 Mangga
179 179
21 21
526 526
10 Karang Rejo
49 49
73 73
1.905 1.905
11 Dendang
24 652
652 12
Paya Mabar 19
551 551
Jumlah 1.450
1.450 1.363
688 24.862
24.862
Sumber: BPS Kabupaten Langkat, 2012
3.2 Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peternak yang melakukan usaha budidaya ternak sapi potong di Desa Ara Condong. Jumlah peternak yang melakukan usaha
budidaya sapi potong di Desa Ara Condong dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Jumlah peternak per dusun di Desa Ara Condong
No. Dusun
Jumlah Peternak 1.
1 10
2. 2
8 3.
3 7
4. 4
27 5.
5 14
6. 6
28 7.
7 22
8. 8
6 9.
9 4
10. 10
23 11.
11 12.
12 2
Jumlah 151
Sumber: Data Statistik Kantor Kepala Desa Ara Condong, 2012
Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode Slovin. Penentuan banyak sampel penelitian menurut Slovin dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
� =
� �+ � � �
�
Dimana: n : banyak sampel
N : banyak populasi e : persentase kesalahan yang diinginkan atau ditolerir Sunyoto, 2011.
� =
151 1+ 151 x 0,10²
=
151 1+ 151 x 0,01
=
151 1+ 1,51
=
151 2,51
= 60,1 = 60
Jadi, jumlah penentuan pengambilan sampel yang digunakan adalah sebanyak 60 sampel peternak sapi potong.
Universitas Sumatera Utara
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan propotionate stratified random sampling. Propotionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel
dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, dilakukan dengan menggunakan metode ini apabila anggota populasinya heterogen tidak sejenis Sugiyono,
2010.
Populasi dalam penelitian ini adalah peternak yang melakukan usaha pembibitan dan penggemukan usaha ternak sapi potong di Desa Ara Condong. Penentuan pengambilan
besar sampel penelitian berdasarkan skala usaha kepemilikan sapi potong, menggunakan propotionate stratified random sampling dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
ni
=
�� �
x n
dimana : ni = Jumlah sampel menurut stratum
n = Jumlah sampel seluruhnya Ni = Jumlah populasi menurut stratum
N = Jumlah populasi seluruhnya Tabel 3.4 Penentuan Pengambilan Sampel Penelitian
No.
Skala Usaha Jumlah
Populasi Pengambilan Sampel
Penelitian
1 5 ekor
125 50
2 6 – 9 ekor
16 6
3 10 ekor
10 4
Total
151 60
Sumber: Informasi PPL di Kecamatan Stabat, 2012
Jumlah sampel dalam penelitian ini untuk usaha pembibitan dan penggemukan sapi potong berjumlah 60 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan metode snowball sampling.
Snowball sampling yaitu teknik sampling yang semula berjumlah kecil kemudian anggota
Universitas Sumatera Utara
sampel responden mengajak temannya untuk dijadikan sampel dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin besar Sugiyono, 2010. Karena tidak diketahui populasi pada
masing-masing ditetapkan sebanyak 30 orang dengan pembagian yang sama untuk masing- masing stratanya.
Tabel 3.5 Penentuan Sampel Penelitian No.
Skala Usaha Jumlah Sampel
Pembibitan Jumlah Sampel
Penggemukan
1 5 ekor
24 24
2 6 - 9 ekor
4 4
3 10 ekor
2 2
Total
30 30
3.3 Metode Pengambilan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer yaitu berupa kuisioner diperoleh dari hasil wawancara kepada peternak sapi potong dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.
Jenis data yang dikumpulkan seperti data harga output, harga input yang digunakan dalam usaha
ternak sapi potong serta harga bahan baku dalam masing-masing usaha. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik BPS Sumatera Utara, BPS
Kabupaten Langkat, Dinas Peternakan Sumatera Utara, Dinas Peternakan Kabupaten Langkat, dan instansi terkait lainnya.
3.4 Metode Analisis Data