Koefisien determinasi R² pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variansi variabel endogen. Koefisien determinasi R² bertujuan untuk
mengetahui kekuatan variabel-variabel eksogen dalam menjelaskan variabel endogen. 1. Uji pengaruh variabel secara serempak
Uji pengaruh variabel secara serempak pada dasarnya menunjukkan apakah secara serempak semua variabel eksogen yang dimaksukkan dalam model berpengaruh nyata
terhadap variabel endogen. Uji pengaruh variabel secara serempak untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara serempak, digunakan Uji F F-test. Dengan
kriteria uji sebagai berikut. Jika Fhitung
≤Ftabel atau jika signifikansi Fα : terima Ho atau tolak H1. Jika FhitungFtabel atau jika signifikansi F
≤α : tolak Ho atau terima H1.
2. Uji pengaruh secara parsial Uji pengaruh variabel secara parsial pada dasarnya menunjukkan seberapa besar jauh
pengaruh satu variabel eksogen secara parsial dalam menerangkan variansi variabel endogen. Uji pengaruh variabel secara parsial dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi
statistik koefisien regresi secara parsial, digunakan Uji t t-test. Dengan kriteria uji sebagai berikut.
Jika thitung ≤ttabel atau jika signifikansi tα : terima Ho atau tolak H1.
Jika thitungttabel atau jika signifikansi t ≤α : tolak Ho atau terima H1.
3.5 Definisi dan Batasan Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini, maka dibuat definisi
dan batasan operasional sebagai berikut:
3.5.1 Definisi
Universitas Sumatera Utara
1. Peternak sapi potong adalah individu yang memiliki sapi potong sendiri untuk
dibudidayakan atau digemukkan yang pengerjaannya dilakukan sendiri ataupun dibantu orang lain baik sebagai usaha pokok maupun usaha sampingan.
2. Usaha pembibitan sapi potong adalah kegiatan atau usaha dimana peternak dan
keluarganya memelihara ternak yang bertujuan memperoleh hasil dan pendapatan dari anakan sapi potong hingga menjadi indukan sapi yang siap dijadikan bibit bakalan
usaha penggemukan sapi potong dalam jangka waktu 12 bulan.
3. Usaha penggemukan sapi potong adalah kegiatan atau usaha dimana peternak dan
keluarganya memelihara ternak yang bertujuan memperoleh hasil dan pendapatan dari pertambahan berat badan yang dihasilkan oleh sapi bakalan dalam jangka waktu 6
bulan.
4. Output adalah jumlah pertambahan berat badan sapi yang dihasilkan dalam jangka
waktu 12 bulan untuk usaha pembibitan dan 6 bulan untuk usaha penggemukan sapi potong dihitung dalam satuan kg.
5. Input adalah bahan baku utama yang dibutuhkan dalam jangka waktu 12 bulan untuk
usaha pembibitan dan 6 bulan untuk usaha penggemukan sapi potong yang dihitung dalam satuan kg.
6. Tenaga kerja adalah jumlah orangkaryawan yang melakukan usaha pembibitan dan
penggemukan sapi potong. 7.
Faktor konversi merupakan pembagian dari output dengan input yang digunakan pada usaha pembibitan dan penggemukan sapi potong.
8. Koefesien tenaga kerja diperoleh dari hasil bagi antara tenaga kerja dengan input.
9. Harga output adalah harga sapi potong dan kotorannya per kg dalam satuan Rupiah.
3.5.2 Batasan Operasional 1.
Sampel adalah 30 peternak yang memiliki dan mengusahakan usaha pembibitan dan 30 peternak yang memiliki dan mengusahakan penggemukan sapi potong dengan skala
usaha yang berbeda yaitu 2 – 5 ekor, 6 – 9 ekor dan 10 ekor sapi potong. 2.
Daerah penelitian adalah Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat. 3.
Penelitian dilakukan pada tahun 2013.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK SAMPEL
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis