15
b. Hakikat Mutu Pendidikan
Beberapa hakikat
mutu dalam
pendidikan di
sekolah melaluipenerapan prinsip
–prinsip mutu Dr. W. Edward Deming adalah
sebagai berikut :
1. Menciptakan konsistens tujuan untuk memperbaiki layanan dan siswa
dmaksudkan untuk menjadikan sekolah sebagai sekolah yang kompetitif dan berkelas dunia.
2. Mengadopsi filosofi mutu total. Sistem sekolah harus menyambut
baik tantangan untuk berkompetisi dalam sebuah perekonomian global. Setiap anggota sistem sekolah mesti belajar ketrampilan baru
mendukung revolusi mutu 3.
Mengurangi kebutuhan pengujian. Hal ini dilakukan untuk membangun mutu dala layanan pendidikan. Memberikan lingkungan
belajar yang menghasilkan kinerja siswa yang bermutu. 4.
Menilai bisnis sekolah dengan cara baru. Bekerja sama dengan para orang tua siswa dan berbagai lembaga untuk memperbaiki mutu
siswa menjadi bagian sistem. 5.
Memperbaiki mutu dan produktivitas secara mengurangi biaya dengan cara memperbaiki, mengidentifikasi, mengimplementasi
perubahan. 6.
Belajar sepanjang hayat. Perbaikan mutu tidak dapat berhasil baik jika hanya dilakukan sesaat namun harus dilakukan sepanjang hayat.
16 7.
Kepemimpinan dalam pendidikan. Mutu mesti terintegrasikan ke dalam pernyataan visi dan misi.
8. Mengeliminasi rasa takut
9. Mengeliminasi hambatan keberhasilan.
10. Menciptakan budaya mutu untuk setiap orang
11. Perbaikan proses
12. Membantu siswa berhasil. Tanggung jawab semua administrator
pendidikan mesti diubah dari kuantitas menjadi kualitas 13.
Komitmen. Manajemen mesti memiliki komitmen terhadap budaya mutu.
14. Tanggung jawab Jerome S. Arcaro, 2006 :85-89
Dari segi sosiologis, mutu pendidikan berarti pendidikan yang bermanfaatdan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan lingkungannya
dalam hubungannya dengan kelompok seperti interaksi sesama anggota masyarakat, perkembangan budaya, serta mempersiapkan masyarakat
untuk menerima perubahan dan perkembangan teknologi. Dari perspektif pendidikan dapat dilihat dari sisi prestasi siswa,
proses pembelajaran, kemampuan lulusan dalam mengembangkan potensinya di masyarakat, serta dalam hal memecahkan masalah dan
berpikir kritis. Dengan demikian, untuk mengetahui pendidikan yang bermutu perlu dikaji mutu dari segi proses, sebagaimana Popi 2010
dalam Nur Zazin 2011, 66 produk maupun sisi internal dan kesesuaian. Dari segi proses, mutu pendidikan berarti keefektifan dan efisiensi seluruh
17 faktor yang berperan dalam proses pendidikan. Faktor tersebut adalah
sebagai berikut : 1.
Mutu atau kualitas guru 2.
Sarana dan prasarana 3.
Suasana belajar 4.
Kurikulum yang dilaksanakan 5.
Pengelolaan sekolah. Mutu pendidikan secara multidimensi meliputi aspek mutu input,
proses, dan output. Oleh karenanya pengembangan pencapaian mutu harus secara holistik dimulai dari input, proses, dan output. Dengan demikian,
mutu pendidikan adalah kebermutuan dari berbagai layanan institusi pendidikan kepada siswa maupun staf pengajar untuk terjadinya proses
pendidikan yang bermutu sehingga akan menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan, ketrampilan, dan pengetahuan yang sesuai dengan
kebutuhan untuk terjun ke lingkumgan masyarakat. Faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan seperti pemeliharaan
gedung, guru-guru profesional, nilai moral, hasil ujian, dukungan orang tua dan masyarakat, penerapan teknologi, kepemimpinan, pemeliharaan dan
perhatian terhadap
pelajar, kurikulumatau
perpaduan berbagai
faktorSyafaruddin, 2002:120. Pemenuhan mutu pendidikan pada satuan pendidikan adalah standar nasional pendidikan SNP dan standar
–standar lain yang disepakati oleh kelompok masyarakat. SNP diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
18 Pendidikan dan peraturan perundangan lain yang relevan yaitu minimal
tentang sistem pendidikan di wilayah hukum NKRI. Terdapat delapan Standar Nasional Pendidikan yaitu :
1. Standar Isi Permendiknas No.22 Tahun 2006
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan No.23 Tahun 2006
4. Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga KependidikanNo. 16 Tahun
2007 5.
Standar Sarana dan Prasarana No. 24 Tahun 2007 6.
Standar Pengelolaan No. 19 Tahun 2007 7.
Standar Pembiayaan 8.
Standar Penilaian Evaluasi No. 20 Tahun 2007 . Dalam kerangka sistem, pemenuhan SNP komponen input adalah
Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan. Pada
komponen proses adalah Standar Isi,Standar Proses, dan Standar PenilaianEvaluasi. Pada komponen output adalah Standar Kompetensi
Lulusan. Mutu pendidikan dapat dilihat dari lima macam penilaian sebagai berikut :
a. Prestasi siswa yang dihubungan dengan norma nasional dan agama
dengan menggunakan skala nilai b.
Prestasi siswa yang berhubungan dengan kemampuan c.
Kualitas belajar mengajar
19 d.
Kualitas mengajar e.
Kinerja sekolah Nur Zazin, 2011:66 . 2.
Peningkatan Mutu Guru a.
Pengertian Guru
Definisi guru menurut Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebut guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidian dasar, dan
pendidikan menengah Dwi Siswoyo dkk, 2007:128 Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya Profesionalisme Guru,
mengartikan bahwa guru adalah orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian kepada seseorang atau sekelompok orang. Ahmad Tafsir
mengemukakan pendapat bahwa guru adalah orang –orang yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif,kognitif dan
psikomotorik. Menurut Hadari Nawawi bahwa pengertian guru dapat dilihat dari dua
sisi. Pertama secara sempit, guru adalah ia yang berkewajiban mewujudkan program kelas, yakni orang yang kerjanya mengajar dan memberikan
pelajaran di kelas. Sedangkan secara luas diartikan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung
20 jawab dalam membantu anak-anak dalam mencapai kedewasaan masing
– masing.
Dari uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa guru merupakan seseorang atau sekelompok orang yang bekerja secara profesional yang
mempunyai tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik yang dilihat dari ketiga potensi baik
potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik. Guru sebagai ujung tombak dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas memegang peranan yang
sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajarannya. Guru yang efektif akan mampu mengefektifkan proses
pembelajaran dengan baik. Guru yang profesional akan memiliki komitmen yang tinggi dan disertai dengan kemampuan sesuai dengan bidang
keahliannya. Komitmen inilah sebagai modal dasar dalam meningkatkan mutu pembelajaran dikelas. Pembelajaran yang bermutu akan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa PrimMasrokan Mutohar,2013:153.
b. Landasan Kebijakan Guru