20 jawab dalam membantu anak-anak dalam mencapai kedewasaan masing
– masing.
Dari uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa guru merupakan seseorang atau sekelompok orang yang bekerja secara profesional yang
mempunyai tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik yang dilihat dari ketiga potensi baik
potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik. Guru sebagai ujung tombak dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas memegang peranan yang
sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajarannya. Guru yang efektif akan mampu mengefektifkan proses
pembelajaran dengan baik. Guru yang profesional akan memiliki komitmen yang tinggi dan disertai dengan kemampuan sesuai dengan bidang
keahliannya. Komitmen inilah sebagai modal dasar dalam meningkatkan mutu pembelajaran dikelas. Pembelajaran yang bermutu akan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa PrimMasrokan Mutohar,2013:153.
b. Landasan Kebijakan Guru
Guru sebagai pekerja profesional memiliki beberapa landasan hukum. Ada beberapa landasan kebijakan yang mendasari dan menjadi
acuan bagi guru untuk menjalankan profesinya. Ada lima peraturan perundang
–undangan yang dijadikan landasan kebijakan komipetensi guru yaitu, sebagai berikut:
1 Pembukaan Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1945
21 2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen UUGD Bab IV, Bagian Kesatu Pasal 8-10 tentang Kualifikasi, Kompetensi dan Sertifikasi pada pasal 8 yang menyebutkan
bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal ini juga diperkuat dalam pasal 10 yang menyebutkan bahwa seorang guru harus memiliki empat
standar kompetensi yaitu pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. 4
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 28 tentang Standar Nasional Pendidikan
5 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru
c. Pengertian Kompetensi Guru
Istilah kompetensi menunjuk pada suatu kemampuan sebab “competence means fitness or ability” yang berarti kemampuan atau
kecakapan. Sumber dari Depdiknas 1982:51 menyatakan bahwa, kompetensi menunjuk kepada kemampuan melaksanakan sesuatu yang
diperoleh melalui pendidikan atau latihan.Sedangkan, Mukminan mengutip pendapat Hall dan Jone yang menyatakan bahwa kompetensi adalah
pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan
22 dan sikap yang dapat diamati dan diukur Hall dan Jones dalam Mukminan,
2003:2 Oleh sebab itu, seseorang yang memiliki kompetensi berarti yang bersangkutan memiliki kemampuan yang dapat diamati dan diukur.
Sementara itu Barlow 1985:132 menyatakan bahwa kompetensi guru adalah
“the ability of teacher to responsibility perform his or her duties appropriately. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan guru untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilannya dalam melaksanakan kewajiban
pembelajaran secara professional dan bertanggungjawab. d.
Standar Kompetensi Guru
Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
dalam pasal 10 dan Undang –Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen menyatakan bahwa guru harus memilki kualifikasi akademik minimal S1 atau D-IV dan memilki empat standar kompetensi guru.
Keempat standar kompetensi guru tersebut kemudian dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 28 dan penjelasannya yakni, meliputi; 1 kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik; 2 kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang mantap berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta
menjadi teladan bagi anak didiknya; 3 kompetensi sosial yaitu kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien
dengan peserta didik, sesama guru, orang tua atau wali peserta didik, dan
23 4 kompetensi profesionalisme yaitu kemampuan menguasai materi
pelajaran secara luas dan mendalam diperoleh melalui pendidikan profesi. Penjabaran lebih lanjut tentang indikator
–indikator standar kompetensiguru sebagaimana yang ditetapkan oleh Undang
–Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diatur
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Berikut ini
adalah penjabarannnya mengenai empat standar kompetensi guru :
1 Standar Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, hasil evaluasi
belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilkinya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasidan Kompetensi Guru telah menggarisbawahi 10
kompetensi pedagogis. Kesepuluh kompetensi inti akan dijelaskan beserta sub kompetensi sebagai berikut :
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, kultural,
emosional, dan intelektual. a
Memahami karakteristik peserta didik usia sekolah dasar yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral,
spiritual, dan latar belakang sosial-budaya.
24 b
Mengidentifikasi potensi peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SDMI
c Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar
dalam lima mata pelajaran SDMI. d
Mengidentifikasi kesulitan peserta belajar usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SDMI.
2. Menguasi teori–teori belajar dan prinsip–prinsip pembelajaran yang
mendidik. Seorang guru harus menguasi teori –teori pembelajaran,
yaitu teori behaviorisme, teori kognitif dan teori humanistik- konstruktivisme
a Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik terkait dengan lima mata pelajaran SDMI. b
Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam lima mata
pelajaran SDMI. c
Menerapkan pendekatan pembelajaran tematis, khususnya di kelas- kelas awal SDMI.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran atau
bidang pengembangan yang diampu a
Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum b
Menentukan tujuan lima mata pelajaran SDMI. c
Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan lima mata pelajaran SDMIMenata materi pembelajaran
25 secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan
karakteristik peserta didik usia SDMI. d
Memilih materi lima mata pelajaran SDMI yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran
e Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan
pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik usia SDMI.
f Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
a Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang
mendidik. b
Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran c
Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
d Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di
laboratorium, dan di lapangan. e
Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan lima mata pelajaran SDMI untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara utuh. f
Mengambil keputusan transaksional dalam lima mata pelajaran SDMI sesuai dengan situasi yang berkembang.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran
26 6.
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilkinya.
a Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong
peserta didik mencapai prestasi belajar secara optimal. b
Menyediakan berbagai
kegiatan pembelajaran
untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik a
Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif empatik dan santun, baik secara lisan maupun tulisan
b Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari penyiapan kondisi psikologis peserta
didik, memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk merespons, respons peserta didik, reaksi guru
terhadap respons peserta didik, dan seterusnya 8.
Menyelenggarakan penilaian dan evaluas proses dan hasil belajar a
Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SDMI.
b Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting
untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SDMI
27 c
Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
d Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar. e
Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen
f Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk
berbagai tujuan. g
Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar siswa. 9.
Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran
a Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
menentukan ketuntasan belajar. b
Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.
c Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada
pemangku kepentingan d
Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
a Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
28 b
Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan lima mata pelajaran SDMI.
c Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran lima mata pelajaran SDMI Marselus R. Payong, 2011 :29.
Pengembangan dan peningkatan kualitas komptensi guru selama ini diserahkan kepada guru itu sendiri. Jika mampu ingin mengembangkan
dirinya sendiri, maka guru itu akan berkualitas. Idealnya pemerintah, asosiasi pendidikan dan guru serta satuan pendidikan memfasilitasi guru
untuk mengembangkan kemampuan yang bersifat kognitif berupa pengertian dan pengetahuan, afektif berupa sikap dan nilai, maupun
performasi berupa perbuatan –perbuatan yang mencerminkan pemahaman
ketrampilan dan sikap. Dukungan yang demikian itu penting, karena dengan cara itu akan meningkatkan kemampuan pedagogik bagi guru.
Kualitas kemampuan pedagogik bagi guru dapat dilihat dari aspek intelektual yang meliputi aspek, diantaranya :
1. Logika sebagai pengembangan kognitif mencakup intelektual mengenal
lingkungan yang terdiri dari enam macam yang disusun secara hierarkis dari yang sederhana sampai yang kompleks, yaitu: a pengetahuan atau
kemampuaan mengingat kembali hal –hal yang telah dipelajari, b
pemahaman atau kemampuan menangkap makna atau arti sesuatu hal, c penerapan atau kemampuan mempergunakan hal
–hal yang telah dipelajari untuk menghadapi situasi yang baru dan nyata, d analisis
29 atau kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian
–bagian sehingga struktur organisasinya dapat dipahami, e sintesis atau
kemampuan memadukan bagian- bagian menjadi satu keseluruhan yang berarti, dan f penilaian atau kemampuan memberikan harga sesuatu
hal berdasarkan kriteria intern, kelompok, ekstern atau yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
2. Etika sebagai afektif mencakup kemampuan emosional dalam
mengalami dan menghayati sesuatu hal meliputi lima macam kemampun emosional disusun secara hirarkis yaitu: a kesadaran atau
kemampuan untuk ingin memperhatikan sesuatu hal, b partisipasi atau kemampuan untuk turut serta tau terlibat dalam sesuatu hal, c
pengahayatn nilai atau kemampuan untuk menerima nilai dan terikat kepadanya, d pengorganisasian nilai atau kemampuan untuk memilki
sistem nilai dalam dirinya, e karakerisasi diri atau kemampuan untuk memilki pola hidup dimana sistem nilai yang terbentuk dalam dirinya
mampu mengawasi tingkah lakunya. 3.
Estetika sebagai pengembangan psikomotorik yaitu kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan yang terdiri dari
yaitu: agerakan refleks atau kemampuan melakukan tindakan –
tindakan yang terjadi secara tak sengaja menjawab sesuatu perangsang, bgerakan dasar atau kemampuan melakukan pola
–pola gerakan bersifat pembawaan, terbentuk dari kombinasi gerakan-gerakan refleks,
cgerakan terlatih atau kemampuan melakukan gerakan –gerakan
30 canggih dan rumit dengan tingkat efisiensi tertentu , dan d komunikasi
nondiskursif atau kemmapuan melakukan komunikasi dengan isyarat gerakan badan Nurfuadi, 2012: 73-76.
2 Standar Kompetensi Kepribadian
Kepribadian menurut Zakiah Daradjat 1980dalam Nurfuadi 2012:78 disebut sebagai sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara
nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, dan ucapan
ketika menghadapi suatu persoalan, atau melalui asbtraknya saja.
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memilki nilai
–nilai dasar luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari
–hari. Menurut Permendiknas No. 16 tahun 2007, dilihat dari aspek
psikologi guru kompetensi kepribadian guru menunjukkan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian 1 mantap dan stabil yaitu
memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma hukum, sosial, dan etika yang berlaku, 2 dewasa yang berarti mempunyai kemandirian untuk
bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru, 3 arif dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat bagi peserta didik, sekolah,
dan masyarakat dengan menunjukkann keterbukaan dalam berpikir dan bertindak, 4 berwibawa yaitu perilaku guru yang disegani sehingga
berpengaruh positif tehadap peserta didik, dan 5 memiliki akhlak mulia dan perilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik, beretindak sesuai
norma Nurfuadi, 2012: 78-79.
31 Kompetensi kepribadian guru mencakup sikap attitude, nilai- nilai
value, kepribadian personality sebagai elemen perilaku behaviour dalam kaitannya dengan performance yang ideal sesuai dengan bidang
pekerjaannya yang dilandasi oleh latar belakang pendidikan , peningkatan kemampuan dan pelatihan serta legalitas kewenangan mengajar.
Kemampuan pribadi menurut Sanusi 1991 mencakup hal- hal sebagai berikut :
1. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai
guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur –
unsurnya. 2.
Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai–nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang guru.
3. Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan
teladan bagi para pesertanya. Kompetensi kepribadian yang perlu dimilki guru antara lain sebagai
berikut : 1.
Guru sebagai manusia ciptaan Tuhan berkewajiban untuk meningkatkan iman dan ketakwaannya kepada Tuhan, sejalan dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya. 2.
Guru memilki kelebihan dibandingkan yang lain. 3.
Guru senantiasa berhadapan dengan komunitas yang berbeda dan beragam keunikan dari peserta didik dan masyarakatnya maka guru
perlu mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleransi dalam
32 menyikapi perbedaan yang ditemuinya dalam berinteraksi dengan
peserta didik dan masyarakat.
3 Standar Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai makhluk sosial alam berinteraksi dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial guru
berperilaku santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan secara efketif dan menarik mempunyai rasa empati terhadap
orang lain. Kompetensi sosial menurut Slamet PH 2006 dalam Nurfuadi 2012:91 terdiri dari: 1memahami dan menghargai perbedaan serta
memilki kemampuan mengelola konflik dan benturan, 2 melaksanakan kerjasama secara harmonis dengan kawan sejawat, kepala sekolah, dan
pihak –pihak lainnya,3 membangun kerja tim yang kompak, cerdas,
dinamis,4 melaksanakan komunikasi oral,tulis,tergambar secara efektif dan menyenangkan dengan seluruh warga sekolah,5memilki kemampuan
pemahaman dan menginternalisasikan perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap tugasnya,6memilki kemampuan mendudukkan
dirinya dalam sistem nilai yang berlaku di masyarakatNurfuadi, 2012 : 91-92
Dalam Pemendiknas No. 16 tahun 2007, kemampuan sosial dalam
standar kompetensi ini mencakup empat kompetensi utama yakni :
1. Bersikap inklusif dan bertindak objektif serta tidak deskriminatif
karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
33 2.
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga pendidikan, orang tua dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
yang memilki keragaman soial budaya 4.
Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendir dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
Dari uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sendiri sebagai
bagian yang
tidak terpisahkan
dari masyarakat
dan mampu
mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Lebih lagi dalam kemampuan sosial ini mencakup kemampuan untuk
menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitas pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.
4 Standar Kompetensi Profesional
Kata profesional menunjukkan bahwa guru adalah profesi, yang bagi guru, seharusnya menjalankan profesinya dengan baik. Dengan demikian,
ia akan disebut sebagai guru yang profesional. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 7 UU RI 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, profesi
guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut :
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme
2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan dan akhlak mulia
34 3.
Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang studi
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
5. Memilki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalannya
secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat 8.
Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dan memilki organisasi profesi yang mempunyai
kewenangan mengatur hal –hal yang berkaitan dengan tugas
keprofesionalan guru. Prinsip
–prinsip tersebut tidak boleh berhenti sebatas prinsip, namun juga harus diimpelementasikan dalam aktifitas sehari
–hari. Wujudnya berupa rasa tanggung jawab sebagai pengelola belajar,
pengarah belajar, dan perencana masa depan masyarakat. Dengan tanggung jawab ini, pendidik memilki tiga fungsi, yaitu: 1 fungsi
instruksional yang bertugas melakukan pengajaran, 2 fungsi edukasional yang bertugas mendidik peserta didik agar mencapai tujuan pendidikan,
3 fungsi managerial yang bertugas memimpin dan mengelola proses pendidikan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat melaksanakan
tugasnya secara profesional. Secara lebih terperinci bentuk –bentuk
kompetensi dan profesionalisme seorang guru adalah :
35 1.Menguasi bahan bidang studi dalam kurikulum maupun bahan
pengayaanpenunjang bidang studi 2.Mengelola program belajar
–mengajar yang meliputi : a.
Merumuskan tujuan instruksional b.
Mengenal dan dapat menggunakan prosedur instruksional yang tepat
c. Melaksanakan program belajar mengajar
d. Mengenal kemampuan anak didik
3. Mengelola kelas, meliputi :
4. Mengatur tata ruang kelas untuk pelajaran
a. Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi
5. Penggunaan media atau sumber, meliputi :
a. Mengenal, memilih dan menggunakan media
b. Membantu alat bantu pelajaran yang sederhana
c. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar
d. Menggunakan Micro-Teaching untuk unit program pengenalan
lapangan 6.
Menguasai landasan–landasan pendidikan 7.
Mengelola interaksi–interaksi belajar mengajar 8.
Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran 9.
Mengenal dan menyelenggarakan fungsi layanan dan program bimbingan dan penyuluhan
10. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
36 11.
Memahami prinsip–prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajara Nurfuadi, 2012 : 98-100.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus memilki pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai bidang studi
yang akan diajarkan kepada peserta didik dan metodologinya, memiliki pengetahuan yang fundamental tentang pendidikan, serta memilki
ketrampilan yang vital bagi dirinya untuk memilih dan menggunakan berbagai strategi yang tepat dalam proses pembelajaran.
3. Peran Guru dalam Aktivitas Pembelajaran