Cara Pengambilan Sampel Identifikasi Variabel Kriteria Inklusi dan Eksklusi .1 Pasien VB Alat, Bahan dan Cara Kerja

3.5 Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel penelitian digunakan dengan metode consecutive Sampling.

3.6 Identifikasi Variabel

3.6.1 Variabel bebas : Kadar vitamin D serum. 3.6.2 Variabel terikat : Pasien VB , bukan pasien VB 3.7 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.7.1 Pasien VB Kriteria inklusi: 1. Pasien VB ditegakkan dengan kriteria Amsel dengan usia 18- sampai dengan 50 tahun. 2. Bersedia untuk ikut dalam penelitian dengan menandatangani informed consent Kriteria eksklusi: 1. Hamil. 2. Perawan. 3. Sedang mengkonsumsi suplemen vitamin D dalam waktu kurang dari 3 bulan sebelum dilakukan pemeriksaan. 4. Obesitas. Universitas Sumatera Utara 3.7.2 Kelompok bukan pasien VB Kriteria inklusi: 1. Wanita berusia 18 sampai dengan 50 tahun 2. Pada pemeriksaan ditemukan kriteria Amsell negatif 3. Bersedia untuk ikut dalam penelitian dengan menandatangani informed consent Kriteria eksklusi: 1. Hamil 2. Perawan 3. Sedang mengkonsumsi suplemen vitamin D dalam waktu kurang dari 3 bulan sebelum dilakukan pemeriksaan. 4. Obesitas

3.8 Alat, Bahan dan Cara Kerja

3.8.1 Alat Bahan untuk pemeriksaan VB 1. Status penelitian yang akan diisi oleh peneliti berisi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan venereologi terhadap subjek penelitian. 2. Alat steril : swab, spekulum, sarung tangan. 3. Alat nonsteril : kaca objek, kaca penutup, tabung reaksi dan rak tabung, mikroskop dan bunsenapi spritus, wadah untuk mencuci kaca objek, kertas pengering, mikroskop, alat pengukur waktu, kertas pH vagina. Universitas Sumatera Utara 4. Bahan : cairan NaCl 0.9 normal salin, larutan KOH 10. 3.8.2 Alat Bahan untuk pemeriksaan kadar vitamin D serum 1. Spuit 10 cc 2. Torniquet 3. Kapas 4. Plester 5. Povidon iodine 6. Alkohol 70 7. Tabung 8. Alat pengukur kadar vitamin D serum : Allegria test strips 3.8.3 Cara kerja pemeriksaan VB 1. Pengambilan spesimen a. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan, serta anjuran untuk tidak perlu merasa takut. b. Pasien berbaring dalam posisi litotomi. c. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan sebelum melakukan pemeriksaan. d. Bila pada daerah vulva terdapat banyak duh tubuh, cuci dahulu dengan KMnO4 atau cairan sublimat. e. Setiap pengambilan bahan untuk pemeriksaan harus menggunakan spekulumkapas lidiswab steril. f. Ambil spekulum cocor bebek dengan tangan kanan. Universitas Sumatera Utara g. Buka labia majora dengan tangan kiri  masukkan spekulum dalam keadaan tertutup dan posisi tegakvertikal kedalam vagina 90 . h. Masukkan spekulum pelan-pelan sampai ke ujung dan putar perlahan-lahan sambil membuka mulut spekulum sehingga posisi mendatarhorizontal 180 . i. Spekulum kemudian dibuka dengan bantuan lampu sorot vagina, cari portio serviks  lalu spekulum dikunci sehingga serviks terfiksasi. j. Bersamaan dengan memasukkan spekulum, amati apakah terdapat duh tubuh vagina dan atau serviks. k. Pengambilan spesimen pada forniks posterior dengan menggunakan cotton swab steril sebanyak dua swab. l. Spekulum dilepas dengan cara melepas kunci terlebih dahulu sehingga kunci dalam keadaan tertutup, putar spekulum 90 sehingga daun spekulum dalam posisi tegak lalu spekulum dikeluarkan perlahan-lahan. 2. Pemeriksaan sediaan basah NaCl 0,9 a. Siapkan kaca objek dan kaca penutup. b. Teteskan 1-2 tetes larutan NaCl 0,9 ke kaca objek. Bahan dan duh tubuh dari swab steril yang diambil dari forniks\posterior dicampurkan pada tetesan larutan NaCl tersebut, dan segera tutup dengan kaca penutup. Universitas Sumatera Utara c. Sediaan basah segera diperiksa dengan mikroskop dengan pembesaran 10 x dan 400 x. Yang dicari pada sediaan basah : Clue cells. Pada pemeriksaan sediaan basah ditemukan Clue cells lebih dari 20 dikatakan memenuhi kriteria Amsel. 3. Pembuatan KOH Whiff test tes Amin Mengambil cairan vagina dan diteteskan pada kaca objek yang sebelumnya ditetesi dengan KOH 10. Yang dicari pada pemeriksaan KOH 10 adalah bau amis atau bau amin yang terdeteksi setelah penambahan KOH 10 pada duh tubuh vagina. 4. Penentuan pH Vagina a.Letakkan kertas pH pada dinding vagina. Cegah kontak dengan mukosa serviks yang memiliki pH yang tinggi. b.Sesuaikan kertas pH dengan skala warna untuk menetukan nilai pH. 3.8.4 Cara kerja pengambilan darah untuk pemeriksaan kadar vitamin D serum 1. Darah diambil secara punksi vena pada vena mediana cubiti di lipatan siku 2. Torniquet diikatkan di atas lipatan siku, kemudian tangan dikepal. Universitas Sumatera Utara 3. Pada daerah yang akan dipunksi dilakukan desinfeksi dengan larutan povidon iodine 10 dan alkohol 70. 4. Tusukkan jarum dengan kedalaman 1,25 inci dengan sudut 45⁰ terhadap permukaan lengan. 5. Ambil darah hingga volume yang dibutuhkan kemudian genggaman dilepaskan. 6. Lepaskan torniquet dan daerah punksi ditekan dengan kapas beralkohol 70. 7. Daerah punksi ditutup dengan plester. 8. Darah dimasukkan ke dalam tabung. 9. Kemudian diperiksa dengan menggunakan metode enzyme linked immunosorbent assay ELISA menggunakan Allegria ® Test Strips . Interpretasi hasil pemeriksaan : kadar vitamin D serum dengan nilai rujukan normal : ≥ 20 ngmL.

3.9 Definisi Operasional