10
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai acuan agar bisa tercipta lebih baik lagi. Acuan untuk penelitian ini menggunakan penelitian-penelitian terdahulu,
berupa karya ilmiah dan skripsi. Acuan utama penelitian ini berjudul “Metafora
Sebagai Alat Pelacak Sistem Ekologi” yang ditulis oleh Wahab 1995. Penelitian tersebut bertujuan mendeskripsikan kontribusi linguistik dalam mempelajari
sistem ekologi. Khususnya peranan apa yang dapat dimainkan oleh metafora dalam mengetahui keadaan sistem ekologi di Indonesia? Dengan mengacu pada
kerangka berpikir Michael C. Haley dalam Ching ed., 1980 tentang ruang persepsi manusia dalam menciptakan metafora. Selain itu, Wahab mencoba
melihat hubungan penyair dengan keadaan sistem ekologi manusia. Data metafora yang diambil dalam studi ini ada 111 satuan metafora dalam 76 puisi yang ditulis
sesudah tahun 1970-an oleh 15 orang penyair, sebagaian besar lahir sesudah tahun 1950-an.
Hasil penelitian metafora dilihat dari segi sintaksis terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu 1 metafora nominatif, 2 metafora predikatif dan 3 metafora
kalimatif. Hasil penelitian selanjutnya, metafora yang diciptakan oleh para penyair itu digolong-golongkan lambangnya berdasarkan klasifikasi medan semantik
ruang persepsi manusia model Haley yang terdiri dari Being, Cosmos, Energy, Substance, Terestrial, Object, Living, Animate, dan Human. Dari 111 metafora
yang ada, Wahab mencari distribusi persentasenya melalui simbol yang mewakili kategori-kategori di atas. Distribusi persentase itu mencerminkan distribusi
persentase kesan penyair terhadap ruang persepsi manusia yang didapat dari
lingkunganya atau yang disebut dengan penggambaran sistem ekologi.
Penelitian yang kedua merupakan skripsi ditulis oleh Farida Trisnaningtyas 2010 yang berjudul
“Metafora pada Rubrik Opini dalam Majalah Tempo”. Penelitian tersebut bertujuan 1 mendeskripsikan bentuk dan jenis metaforayang
digunakan pada
rubrik Opini
dalam majalah
Tempo, 2
mendeskripsikankemiripan antara wahana dan tenor metafora pada rubrik Opini dalam majalahTempo, 3 mendeskripsikan metafora yang banyak digunakan pada
rubrik Opinidalam majalah Tempo.Metode yang digunakan dalam penelitian itu adalah metode kualitatif yangbersifat deskriptif. Pendekatan yang digunakan
adalah semantik. Data penelitiantersebut adalah data kebahasaan berupa kata, frasa, klausa, maupun kalimat yangmengandung metafora yang terdapat pada
rubrik Opini dalam majalah Tempo.Sumber data penelitian tersebut adalah rubrik Opini yang terdapat dalam majalahTempo yang diterbitkan pada bulan Januari
2008. Data yang diperoleh darisumber data diedit, diklasifikasikan dan direduksi sebelum disajikan. Prosesanalisis meliputi usaha menemukan kemiripan antara
wahana dan tenorberdasarkan komponen bersama yang dimiliki keduanya. Analisis data berakhirapabila dalam kesimpulan telah diperoleh kaidah-kaidah
sesuai dengan tujuanpenelitian yang telah ditetapkan.
Dari analisis terhadap 187 buah data dapat ditarik simpulan bahwa 1bentuk metafora pada data yang diteliti dari segi sintaksisnya adalah
metaforanominatif, metafora komplementatif, metafora predikatif dan metafora kalimatifsedangkan metafora dari segi jenisnya adalah metafora antropomorfik,
metaforabinatang, metafora relasi abstrak-konkret dan metafora sinaestetik, 2 metaforasebagai wahana selalu mengandung kemiripan komponen makna
dengantuturan yang digantikan sebagai tenor. Dari hubungan tersebut dapatdikelompokkan menjadi kemiripan objektif bentuk dan kemiripan
emotifperseptualkultural, 3 metafora yang paling banyak digunakan dari segisintaksisnya adalah metafora kalimatif 45 84 buah, dan dari jenisnya
yangbanyak digunakan adalah RAK 55,6 104 buah, sedangkan pengimajian
berdasarkan ruang persepsi yakni kategori human 46,6 .
Masing-masing penelitian di atas mempunyai ciri khusus yang berbeda-beda karena ditinjau dari sudut yang berbeda dalam pembahasanya. Namun, dari
persamaanya dapat disimpulkan kedua penelitian yang telah dilakukan di atas merupakan penelitian yang sama mengenai metafora baik itu dalam karya fiksi
seperti puisi pada penelitian Wahab 1995 maupun nonfiksi seperti teks opini pada majalah Tempo dalam penelitian Trisnaningtyas 2010. Dengan demikian,
penelitian-penelitian di atas memiliki relevansi yang sama dengan penelitian ini yaitu pembahasan tentang metafora.
2.2 Landasan Teori