Fungsi Penyerahan levering Sebagai Pemindahan Hak Milik.

ada ketentuan tentang pengalihan piutang yang bersifat insidentil, maka ketentuan Cessie, Subrogasi, bahkan juga Novasi perlu diperhatikan. Ketiga bentuk bangunan hukum ini, yaitu Cessie, Subrogasi dan Novasi mempunyai kaitan yang erat karena terkait dengan pengalihan piutang. Menurut Pasal 1400 KUHPerdata, yang dimaksud dengan subrogasi adalah perpindahan hak kreditur kepada pihak ketiga, dimana pihak ketiga tersebut melakukan pembayaran harga piutang tersebut kepada pihak kreditur. Novasi adalah pembaharuan hutang, dimana salah satu bentuk novasi ini adalah novasi subjektif aktif yaitu sebagai akibat suatu perjanjian baru, maka seorang kreditur baru ditunjuk untuk menggantikan kreditur lama, dimana debitur dibebaskan hutangnya terhadap kreditur lama, selanjutnya timbul hutang terhadap kreditur baru. Ad. 2. Penyerahan piutang surat-bawa aan tonder diatur dalam Pasal 613 ayat 3 KUHPerdata, dimana dilakukan dengan cara penyerahan nyata feitelijke levering. Ad. 3. Penyerahan piutang atas-tunjuk aan order diatur dalam Pasal 613 ayat 3 KUHPerdata, yaitu dilakukan dengan penyerahan dari surat itu disertai dengan endossemen. Endossemen dimaksudkan yaitu dengan menuliskan di balik surat piutang itu yang menyatakan kepada siapa piutang tersebut dipindahkan. Mariam Darus Badrulzaman 45 mengemukakan, Endosemen adalah pernyataan penyerahan overdrachts verklaring yang ditanda-tangani kreditur endosan yang bertindak sebagai pemberi dan harus memuat nama pemegang.

C. Fungsi Penyerahan levering Sebagai Pemindahan Hak Milik.

Menurut sistem KUHPerdata bahwa suatu pemindahan hak terdiri atas dua tahapan. Tahap pertama adalah perbuatan hukum berupa perjanjian atau persetujuan yang bermaksud 45 Mariam Darus Badrulzaman II., op-cit, hal 96. Universitas Sumatera Utara untuk memindahkan hak milik yang disebut dengan istilah “obligatoire overeenkomst” dan tahap kedua adalah perbuatan hukum pemindahan hak milik itu sendiri yang disebut dengan istilah “zakelijke overeenkomst”. Dengan obligatoire overeenkomst dimaksudkan adalah perjanjian yang baru pada tahap melahirkan kewajiban untuk menyerahkan hak milik, misalnya perjanjian jual beli, perjanjian tukar-menukar dan perjanjian hibah. Dalam tahap ini pihak-pihak yang membuat perjanjian tersebut baru terikat akan kewajiban dan hak, dalam konteks ini kewajiban untuk menyerahkan hak milik atas bendanya. Dengan kata lain hak milik atas benda tersebut belumlah berpindah selama belum dilakukan penyerahan. Dengan zakelijke overeenkomst dimaksudkan adalah perjanjian penyerahan benda yang diikuti dengan formalitas tertentu pendaftaran. Dengan demikian dalam sistim KUHPerdata penyerahan levering adalah merupakan suatu perbuatan hukum yang mengikuti perjanjian obligatoir, sehingga dengan dilakukannya penyerahan levering inilah baru berpindah hak milik atas benda tersebut kepada pihak lain yang menerimanya. Namun sebagaimana telah dikemukakan dalam pembahasan terdahulu bahwa penyerahan levering tersebut terdiri atas penyerahan nyata feitelijke levering dan penyerahan yuridis juridische levering. Dengan demikian bahwa fungsi penyerahan levering dalam sistim KUHPerdata dapat di bedakan atas : 1. Berfungsi sebagai mengalihkan atau memindahkan penguasaan secara pisik atas suatu benda dari seorang kepada orang lain. Universitas Sumatera Utara 2. Berfungsi sebagai mengalihkan atau memindahkan hak kepemilikan atas suatu benda dari seseorang kepada orang lain. Ad.1. Berfungsi sebagai mengalihkan atau memindahkan penguasaan secara pisik atas suatu benda, tidak serta merta memberi arti bahwa penyerahan yang demikian mengalihkan hak kepemilikan atas benda tersebut, karena seperti dalam perjanjian sewa-menyewa dengan menyerahkan benda yang menjadi objek sewa oleh pihak yang menyewakan kepada pihak penyewa hanyalah dimaksudkan untuk menikmati benda tersebut dan tidak untuk dimiliki oleh penyewa. Demikian juga dalam perjanjian perjanjian pinjam pakai, penyerahan benda oleh yang meminjamkan kepada pihak peminjam hanyalah untuk memakai atau mempergunakan benda tersebut dan tidak dimaksudkan mengalihkan hak milik atas benda tersebut. Memang dalam perjanjian tertentu lainnya misalnya dalam perjanjian jual beli ataupun dalam perjanjian tukar menukar apabila objeknya benda bergerak, maka dengan penyerahan bendanya saja, hal itu berarti tidak saja terbatas hanya mengalihkan penguasaan pisik atas benda tersebut tetapi juga mempunyai arti mengalihkan hak kepemilikan atas benda tersebut dari penjual kepada pembeli. Ad.2. Berfungsi sebagai mengalihkan atau memindahkan hak kepemilikan atas suatu benda dari seseorang kepada orang lain dimaksudkan bahwa penyerahan mempunyai fungsi mengalihkan hak kepemilikan atas sesuatu kebendaan. Dari kedua fungsi penyerahan levering tersebut di atas maka fungsi yang paling utama atau fungsi yang subtantif menurut KUHPerdata tersebut adalah fungsi yang kedua yaitu berfungsi sebagai mengalihkan atau memindahkan hak kepemilikan atas suatu benda dari seseorang kepada orang lain. Hal ini dapat dilihat dari berbagai ketentuan yang telah diuraikan dalam pembahasan terdahulu seperti yang ditegaskan dalam Pasal 584 KHPerdata yang Universitas Sumatera Utara menyebutkan bahwa hak milik atas suatu benda tidak dapat diperoleh dengan cara lain, melainkan dengan cara antara lain karena penunjukan atau penyerahan levering. Dari ketentuan pasal tersebut dengan tegas disebutkan bahwa penyerahan levering merupakan cara memperoleh hak milik, dimana dalam ketentuan itu disyaratkan bahwa penyerahan levering itu haruslah didasarkan atas suatu alas hak titel yaitu berupa perjanjian-perjanjian yang bermaksud untuk memidahkan hak milik, dalam hal ini KUHPerdata mengatur beberapa perjanjian yang bermaksud memindahkan hak milik yaitu perjanjian jual-beli, perjanjian tukar-menukar dan perjanjian hibah. Selain syarat tersebut di atas juga disyaratkan bahwa orang yang akan mengalihkan atau menyerahkan benda tersebut haruslah orang yang berhak berbuat bebas atas kebendaan itu dalam arti sebagai pemilik atau orang yang diberi kuasa untuk itu. Selain ketentuan tersebut diatas, maka dalam Pasal 1459 KUHPerdata mengatur fungsi penyerahan levering sebagai mengalihkan atau memindahkan hak kepemilikan atas suatu benda, dimana pasal tersebut menyebutkan bahwa hak milik atas barang yang dijual tidaklah berpindah kepada si pembeli, selama penyerahannya belum dilakukan menurut Pasal 612, 613 dan 616 KUHPerdata.. Sebagaimana telah diuraikan bahwa hukum perjanjian dalam KUHPerdata bersifat obligatoir Obligatoire Overeenkomst yang berarti bahwa perjanjian itu baru pada tahap melahirkan hak dan kewajiban diantara para pihak. Jadi baik perjanjian jual beli, perjanjian tukar-menukar maupun perjanjian hibah barulah melahirkan hak dan kewajiban diantara kedua belah pihak. Dalam perjanjian jual beli, pihak penjual berkewajiban untuk menyerahkan barang yang dijual ke pihak pembeli dan pihak pembeli berkewajiban untuk membayar harga. Selama pihak penjual belum melaksanakan kewajibannya yaitu menyerahkan barang yang dijual tersebut kepada sipembeli maka selama itu pula belum berpindah hak milik atas barang tersebut kepada si Universitas Sumatera Utara pembeli. Dengan kata lain dengan lahirnya perjanjian jual beli tersebut belumlah memindahkan hak milik kepada pembeli dan hak milik atas benda itu baru beralih atau berpindah kepada pihak pembeli apabila telah dilakukan penyerahan oleh pihak penjual. Dan tentang bagaimana cara penyerahan itu telah diatur dalam Pasal 612, 613 dan 616 KUHPerdata. Sedangkan apabila yang diperjual belikan itu adalah tanah maka cara penyerahannya tunduk kepada ketentuan Pasal 19 Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1961 sebagai peraturan pelaksana dari UU No 5 Tahun 1960 tentang ketentuan Pokok Agraria Selanjutnya pentingnya arti atau fungsi penyerahan levering sebagai pemindahan hak milik akan tampak jika kita membandingkan sistim KUHPerdata BW dengan sistim Code Civil Prancis menyangkut penyerahan levering ini. Menurut Code Civil dalam hal jual beli, hak milik atas barang yang dijual telah berpindah dari penjual kepada pembeli pada saat perjanjian jual beli itu lahir, sedangkan penyerahan levering hanyalah dimaksudkan sebagai pemindahan kekuasaan belaka atas barang tersebut kepada pembeli. Sedangkan menurut sitim KUHPedata BW suatu perjanjian jual-beli belumlah memindahkan hak milik, tanpa perbuatan penyerahan levering maka hak milik atas benda tersebut belum berpindah kepada pembeli. Jika dikaitkan dengan jenis benda yang akan diserahkan tersebut maka akan tampak perbedaan dimana untuk benda bergerak penyerahan yuridis juridische levering terjadi bersamaan dengan penyerahan nyata feitelijke levering, sedangkan untuk untuk benda tidak bergerak penyerahan nyata feitelijke levering terjadi dalam saat yang berbeda dengan penyerahan yuridis juridische levering. Terhadap benda tidak bergerak penyerahan yuridis juridische levering berupa perjanjian penyerahan yang dilandaskan atas alas hak. Penyerahan yuridis juridische levering terdiri dari serangkaian perbuatan hukum yaitu perikatan untuk mengalihkan yang diikuti dengan perjanjian penyerahan akte van transport dan pendaftaran, Universitas Sumatera Utara sedangkan penyerahan nyata feitelijke levering atas benda tidak bergerak terjadi pada saat benda tidak bergerak tersebut diserahkan kedalam kekuasaan pihak yang menerima penyerahan tersebut. Bagaimana pentingnya pengertian penyerahan levering sebagai perbuatan memindahkan hak milik, dapat dilihat dari ketentuan-ketentuan yang menjadi dasar atau alas hak dari penyerahan tersebut. Misalnya dalam ketentuan jual-beli menurut KUHPerdata ditentukan bahwa perjanjian jual beli telah terjadi antara penjual dengan pembeli setelah pihak-pihak tersebut telah mencapai kesepakatan tentang barangnya dan harganya. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 1458 KUHPerdata yang menyatakan ; “ Jual beli dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak, seketika setelahnya orang- orang ini mencapai sepakat tentang kebendaan tersebut dan harganya, meskipun kebendaan itu belum diserahkan dan harganya belum dibayar”. Dari rumusan ketentuan tersebut di atas jelas disebutkan bahwa jual-beli tersebut sudah lahir yang berarti sudah mengikat kedua belah pihak seketika mereka telah sepakat mengenai barang dan harganya, sekalipun bendanya belum diserahkan dan harganya belum dibayar, dan hak milik atas barang yang dijual tersebut belumlah berpindah kepemilikannya dari penjual kepada pembeli. Mengenai kapan hak milik atas barang yang dijual tersebut berpindah kepemilikan dari penjual kepada pembeli, adalah setelah dilakukan penyerahan levering atas benda tersebut oleh penjual kepada pembeli. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 1459 KUHPerdata yang menyatakan ; “ Hak milik atas barang yang dijual tidaklah berpindah kepada si pembeli, selama penyerahannya belum dilakukan menurut Pasal 612, 613 dan 616”. Universitas Sumatera Utara Dari ketentuan tersebut di atas jelas disebutkan bahwa hak milik atas barang baru berpindah kepemilikan dari penjual kepada pembeli setelah dilakukan penyerahan levering Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN