perjanjian jual beli. Berbeda halnya menurut sistim yang dianut oleh KUHPerdata BW justru sebaliknya dimana dengan perjanjian jual beli saja belum mengakibatkan berpindahnya hak
milik dan untuk itu masih diperlukan perbuatan hukum berupa penyerahan. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 1459 KUHPerdata yang menyebutkan; “Hak milik atas barang yang dijual tidaklah
berpindah kepada si pembeli, selama penyerahannya belum dilakukan menurut Pasal 612,613 dan 616.
2. Feitelijke Levering dan Juridische Levering
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa dalam sistim KUHPerdata, beralihnya hak milik dari seorang kepada orang lain adalah pada saat dilakukannya penyerahan levering atas benda
tersebut, bukan pada dibuatnya perjanjian yang menjadi alas hak titel dari peralihan hak milik tersebut. Dengan kata lain hak milik atas suatu benda belum berpindah saat perjanjian jual-beli
atau tukar-menukar ataupun hibah dibuat, melainkan hak milik atas benda tersebut baru berpindah setelah dilakukan penyerahan atau levering. Oleh karenanya penyerahan levering
adalah merupakan perbuatan hukum untuk mengalihkan hak milik atas suatu benda. Sebagaimana telah di kemukakan bahwa dalam KUHPerdata BW, dikenal dua jenis
penyerahan yaitu; 1.
Penyerahan secara nyata feitelijke levering 2.
Penyerahan secara hukum yuridische levering. Penyerahan secara nyata feitelijke levering yaitu perbuatan berupa penyerahan
kekuasaan belaka atau penyerahan secara fisik atas benda yang dialihkan yang biasanya dilakukan dari tangan ke tangan, kecuali barang yang akan diserahkan itu berada dalam suatu
gudang, maka penyerahannya cukup dilakukan dengan menyerahkan kunci dari gudang tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Penyerahan secara hukum yuridische levering yaitu perbuatan hukum memindahkan hak milik atas suatu benda dari seorang kepada orang lain, perbuatan hukum mana dilakukan
dengan membuat surat atau akta penyerahan yang disebut “akta van transport” dan diikuti pendaftaran di lembaga pendaftaran yang diperuntukkan untuk itu.
H.F.A.Vollmar
28
Dari kedua istilah penyerahan ini, yaitu penyerahan secara hukum dan secara nyata, tentunya mempunyai perbedaan antara satu dengan yang lainnya, perbedaan ini akan tampak
jelas dalam penyerahan terhadap benda bergerak dan benda tidak bergerak. mengemukakan bahwa penyerahan yuridis adalah perbuatan hukum
pada mana dan karena mana hak eigendom atau salah satu hak harta kekayaan lain diperalihkan.
Terhadap penyerahan benda bergerak, penyerahan secara nyata feitelijke levering dan penyerahan yuridis yuridiche levering jatuh pada saat bersamaan, dalam arti dengan
dilakukannya penyerahan secara pisik atas benda itu, maka ketika itu telah berpindah hak milik atas benda itu dan tidak diperlukan adanya akta van transport atau akta penyerahan, jadi cukup
dilakukan secara dari tangan ke tangan. Untuk penyerahan atas benda bergerak dapat dilihat dalam Pasal 612 KUHPerdata yang
menyebutkan ; “Penyerahan kebendaan bergerak, terkecuali yang tak bertubuh, dilakukan dengan
penyerahan yang nyata akan kebendaan itu oleh atau atas nama pemilik, atau dengan penyerahan kunci-kunci dari bangunan, dalam mana kebendaan itu berada.
Penyerahan tak perlu dilakukan, apabila kebendaan yang harus diserahkan, dengan alasan hak lain telah dikuasai oleh orang yang hendak menerimanya”
28
H.F.A.Vollmar II., op-cit, hal 230.
Universitas Sumatera Utara
Penyerahan secara nyata feitelijke levering dan penyerahan yuridis yuridische levering nampak dalam penyerahan benda tidak bergerak, dimana pemindahanpengalihan hak milik atas
benda tidak bergerak ini tidak cukup dilakukan hanya penyerahan secara nyata kekuasaan atau pisik atas benda tersebut tetapi justru yang menentukan perpindahan hak milik atas benda itu
adalah pada penyerahan secara yuridis yuridische levering yang dilakukan yaitu dengan cara membuat akta penyerahan yang disebut akta van transport dan didaftar di lembaga pendaftaran
yang diperuntukkan untuk itu, misalnya untuk tanah dilakukan balik nama pendaftaran tanah di Badan Pertanahan Nasional.
Sebagai contoh : si A menjual rumahnya kepada si B, si A sebagai penjual harus mengusahakan atau memungkinkan agar si B dapat mempergunakan rumah tersebut, hal ini
dapat dilakukan si A hanya dengan menyerahkan semua kunci-kunci rumah itu kepada si B, hal inilah yang dimaksud dengan penyerahan secara nyata feitelijk levering. Namun hal ini
belumlah berarti bahwa hak milik atas rumah tersebut telah beralih kepada si B, selama belum dilakukan penyerahan secara yuridis yaitu dengan membuat akte peralihan dihadapan PPAT dan
melakukan balik nama di kantor pendaftaran tanah. Untuk penyerahan atas benda-benda yang tidak bergerak, misalnya : tanah harus
dilakukan dengan mendaftarkan akte jual belinya ke Kantor Kadaster Kantor Balik Nama, hal ini dapat dilihat dari ketentuan bunyi Pasal 616 KUHPerdata :
“Penyerahan atau penunjukkan akan kebendaan tak bergerak dilakukan dengan pengumuman akan akte yang bersangkutan dengan cara ditentukan seperti dalam Pasal
620.
Universitas Sumatera Utara
Saat ini khusus untuk peralihan hak milik atas tanah telah diatur dalam Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1961 sebagai peraturan pelaksanaan dari Undang – Undang Pokok
Agraria No. 5 tahun 1960 yang mulai berlaku sejak tanggal 24 September 1960, dimana pasal tersebut menegaskan setiap perjanjian yang dimaksud memindahkan hak atas tanah, memberikan
sesuatu hak baru atas tanah sebagai jaminan ataupun sebagai tanggungan, harus dibuktikan dengan suatu akte yang dibuat oleh dan dihadapan Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Agraria
yang dalam peraturan ini disebut Pejabat Pembuat Akte Tanah PPAT, dan tindakan yang demikian ini disebut dengan penyerahan menurut hukum.
3. Sistem Penyerahan Levering Yang Dianut KUHPerdata