3. Harus dilakukan oleh orang yang wenang menguasai benda tersebut orang yang
beschikkingsbevoegd 4.
Harus ada penyerahan nyata.
4. Hak Milik Menurut KUHPerdata dan UUPA
Sebagaimana dikemukakan bahwa dalam membicarakan Hukum Benda sebagai mana diatur dalam buku II KUHPerdata haruslah memperhatikan berlakunya Undang-Undang Pokok
Agraria yaitu UU Nomor 5 tahun 1960. Karena dengan berlakunya undang-undang tersebut memberikan pengaruh perubahan besar terhadap berlakunya hukum tanah di Indonesia.
Perubahan terhadap berlakunya buku II KUHPerdata tersebut, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam dictum dari undang-undang pokok agraria tersebut yang menentukan
bahwa mencabut buku II KUHPerdata sepanjang mengenai bumi, air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya kecuali ketentuan-ketentuan mengenai hipotek, yang masih berlaku
pada mulai berlakunya UUPA tersebut. Oleh karenanya ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai tanah yang berlaku adalah
Undang-Undang no 5 tahun 1960 tentang Undang-undang Pokok Agraria. Pengertian hak milik tersebut dapat kita lihat seperti yang dirumuskan di dalam Pasal 20
UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan dasar Pokok Agraria yang mengatakan: “Hak milik adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang
atas tanah dengan mengingat ketentuan dalam Pasal 6”. Perkataan turun temurun artinya bahwa hak milik itu dapat terus menerus diturunkan
kepada ahli waris setiap pemegangnya, sedangkan perkataan terkuat dan terpenuh tidak berarti bahwa hak milik itu merupakan hak yang mutlak, hak yang tidak terbatas dan tidak dapat
Universitas Sumatera Utara
diganggu gugat, melainkan hak atas tanah yang dibatasi oleh pengertian dan mengingat fungsi sosialnya dari pada tanah tersebut.
Dalm hal ini perkataan “terkuat dan terpenuh” itu hanya bermaksud untuk membedakan hak milik itu dengan hak-hak lainnya seperti hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai dan
hak-hak lainnya, jadi untuk tegasnya bahwa diantara hak-hak lain itu hak miliklah yang “ter” artinya “paling” yaitu paling kuat dan paling penuh.
Menurut ketentuan UUPA yang dapat mempunyai suatu hak milik adalah warga Negara Indonesia tanpa membedakan yang asli dan keturunan asing, tanpa membedakan wanita atau
laki-laki. Untuk memperoleh hak milik ada 2 dua cara yaitu:
1 Dengan peralihan beralih atau dialihkan
2 Dengan cara melalui ketentuan undang-undang, antara lain:
a. Menurut hukum adat.
b. Dengan penetapan pemerintah.
c. Karena undang-undang.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV. PENYERAHAN LEVERING SEBAGAI PEMINDAHAN HAK MILIK MENURUT
KUHPerdata
A. Syarat Sahnya Penyerahan Levering
Mengingat penyerahan levering adalah merupakan suatu perbuatan hukum yaitu perbuatan memindahkan atau mengalihkan kepemilikan atas sesuatu benda dari seseorang
kepada orang lain, maka sangatlah penting untuk dipahami mengenai sahnya penyerahan levering dimaksud.
Dari ketentuan Pasal 584 KUHPerdata yang menyebutkan bahwa hak milik atas sesuatu benda tak dapat diperoleh dengan cara lain melainkan antara lain disebutkan karena penunjukan
atau penyerahan berdasar atas suatu peristiwa perdata untuk memindahkan hak milik dan dilakukan oleh seorang yang berhak berbuat bebas terhadap kebendaan itu.
Dari ketentuan pasal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa menurut KUHPerdata untuk sahnya penyerahan dibutuhkan beberapa syarat yaitu :
a. Berdasar atas suatu peristiwa perdata yang dalam hal ini disebut sebagai alas hak.
b. Dilakukan oleh orang yang berhak berbuat bebas yang dalam hal ini yang berwenang
untuk memindahkannya. Ad.a. Berdasar atas suatu peristiwa perdata dimaksudkan adalah bahwa penyerahan itu
didasarkan atas suatu alas hak yang sah yaitu berupa perjanjian antara pihak-pihak berdasar atas persesuaian kehendak yang bermaksud untuk mengalihkan hak milik atas barang tersebut,
perjanjian mana disebut sebagai perjanjian obligatoir yaitu perjanjian yang baru pada tahap menimbulkan kewajiban untuk menyerahkan hak milik atas benda yang bersangkutan, misalnya
Universitas Sumatera Utara