50.97 Analisis Proses Mikroenkapsulasi Mikroenkapsulat Minyak Sawit

26 disulfonat dalam larutan H 2 SO 4 dan dapat dilihat pada Lampiran 6. Reaksi antara formaldehida dan asam kromatoprat dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Reaksi antara formaldehida dan asam kromatoprat Jendral et al. 2011 Dari gambar tersebut, dapat dilihat bahwa gugus karbonil pada formaldehida akan bereaksi dengan asam kromatoprat membentuk senyawa dibenzoxanthylium yang berwarna ungu. Ketika bereaksi dengan gelatin, gugus karbonil pada formaldehida akan berubah menjadi gugus metil sehingga apabila dilakukan analisis dengan asam kromatoprat, gugus metil tidak akan memberikan reaksi positif. Oleh karena itu, bereaksi dengan asam kromatoprat adalah sisa formaldehida yang tidak bereaksi dengan gelatin. Menurut Sulistyo 2008, formaldehida merupakan senyawa xenobiotic yang masuk ke dalam tubuh lewat inhalasi dan secara oral. Senyawa ini akan dimetabolisme atau didetoksikasi oleh hati. Reaksi metabolisme ini tidak akan menimbulkan paparan ke sel tubuh, namun apabila gagal, maka senyawa xenobiotic ini akan bereaksi dengan sel tubuh melalui ikatan kovalen makromolekul DNA, RNA, dan protein. Ikatan kovalen dengan DNA akan mengawali fase karsinogenesis yang dimulai dengan terjadinya mutasi DNA yang dapat menyebabkan sel normal menjadi sel kanker. Menurut Arifin 2007, kontak dengan formalin secara berulang akan menyebabkan radang hidung, radang tenggorokan, mual, gangguan pernafasan, batuk kronis, serta radang paru-paru. Formalin termasuk salah satu karsinogen yang dapat menyebabkan kanker, terutama kanker pada saluran pernafasan dan kanker mulut. Oleh karena itu, formalin dilarang penggunaannya pada bahan pangan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan serta Peraturan Menteri Kesehatan RI No 722MenkesPer.IX88. Berdasarkan hasil analisis ini, proses pencucian dan sentrifugasi yang dilakukan untuk menghilangkan sisa formalin belum optimal. Dengan demikian, mikroenkapsulat yang dibuat dengan teknik koaservasi pada penelitian ini tidak layak dikonsumsi.