akan terlepas dan menyumbat pembuluh darah sehingga memaksa jantung untuk memompa lebih kuat maka tekanan darah akan lebih
cepat dari sebelumnya Cowin, 2009.
4. Dampak Prahipertensi dan Hipertensi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa, kenaikan tekanan darah pada level prahipertensi berpotensi menaikkan
progresifitas penyakit menjadi hipertensi. Gejala atau simtom dari hipertensi antara lain sakit kepala, hidung berdarah, penglihatan kabur
dan berkeringat. Namun pada umumnya, sebagian besar penderita hipertensi tidak menunjukkan gejala-gejala dan hanya didiagnosis
berdasarkan pengukuran tekanan darah. Pemantauan tekanan darah sangat diperlukan, mengingat hipertensi dapat menimbulkan dampak
merugikan bagi kesehatan. Hipertensi kronis dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh antara lain jantung, sistem pembuluh darah
perifer, sistem serebrovaskular dan ginjal. Jika tidak segera ditangani, sekitar 50 pasien hipertensi akan meninggal karena penyakit gagal
jantung dan jantung koroner, 33 meninggal akibat stroke dan 10 hingga 15 meninggal karena komplikasi gagal ginjal Kaplan, 2010;
Lilly, 2011. Dampak berbahaya tersebut bisa terjadi karena dalam kondisi
hipertensi, jantung akan lebih keras dalam melakukan pekerjaannya. Denyutan darah yang hebat dari jantung dapat merusak dinding arteri
secara bertahap, terutama pada arteri kecil. Dinding arteri akan
merespon dengan penebalan dan penghilangan elastisitas serta kekuatan arteri itu sendiri. Penebalan arteri kemudian akan berakibat
pada sedikitnya volume darah yang bisa lewat sehingga oksigen dan nutrisi akan berkurang. Elastisitas pembuluh darah yang hilang akan
menyebabkan pembuluh darah mudah pecah, sehingga tidak hanya merusak pembuluh darag namun juga organ jantung, otak, ginjal dan
mata. Jika kondisi ini terus berlanjut maka akan menyababkan penyakit jantung, stroke, ginjal dan kerusakan mata Casey dan
Benson, 2006. Selain itu, pada kondisi prahipertensi, sudah mulai terjadi hiperresistenimia yang memicu resistensi insulin sehingga
berisiko diabetes Manios, 2009.
B. Obesitas Sebagai Faktor Risiko Hipertensi