Peran Perpustakaan Sekolah terhadap Peningkatan Literasi Informasi Siswa

1 Koleksi buku pelajaran non buku paket. Koleksi buku ini adalah buku-buku yang dapat memberikan pengayaan bagi para siswa dalam memahami atau mendalami berbagai topik pembahasan yang dipelajari di kelas. 2 Koleksi buku fiksi. Yaitu buku-buku cerita anak dan remaja. 3 Koleksi referensi dan priodikal majalah 4 Koleksi audio visual serta multimedia 5 Koleksi karya para siswa. Koleksi ini terdiri dari tugas-tugas karya ilmiah para siswa, juga hasil karya lomba para siswa yang telah dipentaskan dalam bentuk drama. Gambar 4.6 Koleksi hasil karya siswa SMA Islam Al-Izhar 6 Koleksi khusus. Koleksi jenis ini terdiri dari benda-benda berupa berbagai boneka lengkap dengan busana pakaian bangsa-bangsa di dunia. Pada koleksi ini juga ada yang berupa beberapa sampel benda lain yang berasal dari suku-suku bangsa di Indonesia maupun di dunia, seperti berupa rumah adat, senjata-senjata, dan souvenir lainnya. Gambar 4.7 Koleksi buku dan referensi agama perpustakaan SMA Islam Al-Izhar. Dengan banyaknya koleksi perpustakaan SMA Islam Al-Izhar ini menggambarkan bahwa perpustakaan telah berupaya untuk menciptakan lingkungan sekolah yang literasi terhadap informasi. Karena pengadaan koleksi merupakan suatu keniscayaan dalam menggalakkan kegiatan literasi. Grafik 4.3 Jumlah koleksi yang dipinjam, jumlah peminjam, pengunjung perpustakaan SMA Islam Al-Izhar bulan Februari, Maret April 2016. Penambahan koleksi perpustakaan baik buku maupun non buku menjadi sebuah keharusan, sebagai konsekuensi logis dari bentuk tanggung jawab perpustakaan sebagai jantung sekolah yang menyediakan segala macam informasi yang dibutuhkan. Dengan demikian, menurut penulis, dengan memadainya koleksi buku-buku umum, buku referensi, maupun koleksi buku keagamaan dan file-file digital di perpustakaan SMA Islam Al-Izhar, menunjukkan bahwa perpustakaan SMA Islam Al-Izhar telah berupaya menciptakan lingkungan sekolah yang literate terhadap informasi, dan menumbuhkan rasa cinta untuk membaca buku. Siswa diharapkan dapat memanfaatkan berbagai fasilitas koleksi yang telah disediakan oleh perpustakaan. Meski begitu, perpustakaan SMA Islam Al-Izhar perlu semakin melengkapi koleksinya baik koleksi buku, koleksi referensi, maupun koleksi file-file digital yang terkait dengan tema-tema keagamaan khususnya tema yang bersifat kontemporer. Perpustakaan hendaknya melengkapi koleksi keagamaan tidak hanya terbatas pada yang berhubungan dengan materi pelajaran, akan tetapi yang berkaitan dengan sejarah Islam, ilmu kedokteran dalam Islam, pendidikan Islam, sosiologi Islam, maupun ilmu-ilmu keislaman kontemporer lainnya. Hal tersebut bertujuan agar dapat menambah wawasan pengetahuan keagamaan siswa. Penulis berkesimpulan bahwa peran perpustakaan dalam upayanya menyiapkan berbagai sumber informasi ini dapat membuat siswa mengetahui pentingnya informasi bagi masyarakat, mereka mampu mencari informasi dari berbagai sumber, konteks, aliran, dan kebudayaan dengan fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan, sesuai Standar 7 Literasi Informasi Sekolah AASL Indikator 1.

2. Peran Pustakawan dalam Membantu Siswa Mengakses Informasi

Dalam mencari informasi yang dibutuhkan, tidak jarang siswa mengalami kesulitan dalam menemukan sumber yang relevan, baik sumber cetak dalam hal ini buku, maupun sumber elektronik. Dengan keadaan seperti itu, pustakawan akan membantu siswa mencarikan informasi yang mereka butuhkan. Pihak perpustakaan SMA Islam Al-Izhar dalam membantu siswa untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan, secara rutin memberikan briefing mengenai peraturan perpustakaan kepada siswa yang hendak melakukan aktivitasnya mencari informasi yang mereka butuhkan dari perpustakaan, hal ini didasari agar terciptanya suasana tetap tenang, nyaman dan tertib. Pustakawan menuturkan, bahwa ketika ada siswa yang kesulitan mendapatkan buku yang dibutuhkan atau meminta bantuan mencari informasi, pustakawan tidak lantas segera membantu, namun pustakawan meminta siswa mencari terlebih dahulu informasi yang mereka butuhkan di Online Public Access Catalogue OPAC. Apabila di OPAC buku tersebut tersedia, namun di rak tidak ada, barulah pustakawan membantu mencarikan dengan ramah dan sabar. Sehingga pustakawan tetap mengedepankan prinsip membuat siswa mandiri. Terkadang juga pustakawan menuntun siswa mencari informasi, mengajarkan bagaimana cara shelving, dan menemani siswa sampai di rak buku dan sampai siswa mendapatkan buku ataupun sumber-sumber informasi yang mereka butuhkan. Gambar 4.8 Pustakawan membantu siswa mencari buku yang diperlukan. Untuk terwujudnya peran pustakawan yang baik dalam membantu siswa, sebelumnya terlebih dahulu pustakawan perlu memiliki kemampuan untuk dapat mengajarkan keterampilan literasi informasi secara efektif, dan harus mengetahui cara yang paling baik untuk membuat siswa membangun kemampuan berpikir kritis mereka. Sehingga siswa dapat menjadi pembelajar sepanjang hayat, dapat belajar secara mandiri dan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Seperti diketahui, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah, pustakawan harus memiliki beberapa kompetensi yang digunakan untuk memberikan bimbingan literasi informasi kepada para penggunanya. a Pustakawan mampu mengidentifikasi kemampuan dasar literasi informasi pengguna. Pada point ini, berdasarkan observasi yang telah dilakukan di perpustakaan SMA Islam Al-Izhar, pustakawan telah mampu mengidentifikasi kemampuan literasi informasi siswa yang dianggap sudah berada pada taraf yang baik dan belum. Pustakawan memandang pada dasarnya siswa-siswa SMA Islam Al-Izhar telah memiliki kemampuan dasar dalam literasi informasi. b Menyusun panduan dan materi bimbingan literasi informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Panduan dan materi bimbingan diberikan dengan menyesuaikan pada program- program perpustakaan SMA Islam Al-Izhar. Panduan bimbingan biasanya lebih banyak dilakukan ketika kegiatan pemberian pendidikan pengguna user education yang dilaksanakan pada Kegiatan Awal Tahun. c Membimbing pengguna mencapai literasi informasi Bimbingan dilakukan dengan beberapa tindakan. Yakni diantaranya dengan menuntun siswa mencari informasi yang berada pada OPAC. d Mengevaluasi bimbingan literasi informasi Untuk mengevaluasi keberhasilan bimbingan literasi informasi, pustakawan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari dan mengakses secara mandiri sumber-sumber informasi yang mereka butuhkan melalui OPAC. e Memotivasi dan mengembangkan minat baca komunitas sekolah. Pemberian motivasi yaitu dengan cara pustakawan memberikan contoh untuk selalu membaca buku dan mencintai buku, dengan adanya kegiatan sharing buku di antara staf perpustakaan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan para pustakawan, juga untuk mengembangkan minat baca komunitas sekolah, baik guru, kepala sekolah, dan terutama siswa. Oleh karena itu, dengan pemberian layanan yang prima bagi para siswa, akan memberikan pengaruh yang baik bagi siswa untuk tercapainya seluruh standar literasi informasi sekolah AASL, yakni menjadikan siswa untuk menguasai literasi informasi, menjadikan siswa sebagai pembelajar yang mandiri, dan memiliki tanggung jawab sosial.

3. Program Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Perguruan Islam Al-Izhar Pondok Labu memiliki beberapa program dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah yang literasi dan juga berupaya meningkatkan kemampuan literasi informasi siswa SMA Islam Al-Izhar Pondok Labu. Diantara program-program tersebut antara lain: a. Kegiatan meningkatkan minat baca; kunjungan belajar mandiri, membaca hening, program baca untuk siswi berhalangan sholat zuhur, kegiatan tematik bulanan sesuai akademik, dan koleksi display buku baru. b. Sharing buku pustakawan dan Skype Kegiatan ini dilakukan oleh siswa-siswa SMA Islam Al-Izhar dengan menggunakan media skype untuk berkomunikasi dengan siswa-siswa SMA di provinsi lain, seperti di Aceh. Kegiatan dilaksanakan dalam rangka sharing tentang aktivitas yang dilakukan oleh siswa-siswa SMA Islam Al-Izhar dengan teman-teman lainnya, salah satunya di SMA Sukma Bangsa, Biereun, Aceh. c. KUTU BUKU FORUM GURU Bentuk kegiatan ini adalah diwajibkan bagi seluruh warga SMA Islam Al- Izhar untuk membaca hening dan meminjam buku. d. Perpustakaan sebagai sumber literatur kegiatan siswa e. Penulisan karya siswa; tulisan komik f. Mendukung kegiatan lomba poster ASEP Asian-Pacific Student Exchange Program . g. Filateli kreatif Filateli kreatif merupakan singkatan dari filateli kreasi dan edukatif, yaitu kegiatan filateli yang menggabungkan benda filateli dengan benda-benda lain yang satu tema dan memiliki unsur edukasi. Filateli kreatif merupakan wadah bagi para filatelis yang menginginkan kebebasan terhadap bentuk koleksi yang disusun dan memerlukan wadah berupa pameran dan lomba. Kegiatan filateli kreatif yang dilaksanakan perpustakaan SMA Islam Al- Izhar melibatkan siswa SMA Islam Al-Izhar untuk mengajarkan adik kelasnya. Kegiatan ini sudah dimulai sejak tahun 2009 dan masih berjalan sampai sekarang. Bentuk dari kegiatan ini adalah penggunaan prangko sebagai media literasi informasi di perpustakaaan SMA Islam Al-Izhar. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk menjadikan siswa yang kreatif dalam mencari dan memberikan informasi dengan berbagai media, salah satunya dengan media filateli. Kegiatan filateli ini sebagai bentuk upaya perpustakaan SMA Islam Al-Izhar untuk meningkatkan literasi informasi siswa. Dengan adanya kegiatan ini, siswa SMA Islam Al-Izhar dapat memenuhi Standar 5 Literasi Informasi Sekolah AASL yaitu siswa mampu mengembangkan produk kreatif dalam berbagai format Indikator 3. h. English Speaking Day Friday i. Peningkatan SDM perpustakaan: temu pengarang, seminartraining, dan studi banding. j. Mengikuti event perpustakaan; PERPUSNAS EXPO. k. Terlibat di Organisasi Profesi Nasional IPI, APISI, ATPUSI Internasional IASL IFLA. l. Memiliki OPAC, Portal perpustakaan digital koleksi E-Book Mencapai 1000 Judul. m. Kegiatan bulan bahasa Kegiatan bulan bahasa dilakukan setiap tahun, yaitu setiap bulan Oktober. Perpustakaan mengadakan lomba membuat sinopsis buku dan lomba resensi buku. Untuk tingkat SMA, lomba yang diselenggarakan yaitu lomba membuat resensi buku. Siswa diwajibkan untuk membaca buku kemudian meresensinya. Buku yang digunakan siswa untuk membuat resensi diwajibkan buku dari perpustakaan. Hal ini juga bertujuan untuk menambah kunjungan siswa ke perpustakaan. Dalam lomba tersebut siswa dituntut untuk mencari buku kemudian menceritakan kualitas buku yang mereka baca. Formatnya telah disediakan oleh perpustakaan SMA Islam Al-Izhar. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah agar siswa dapat berpikir kritis terhadap informasi-informasi yang didapatkan dan dapat mengkomunikasikan informasi yang telah mereka dapatkan dengan baik. Dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut, siswa SMA Islam Al-Izhar Pondok Labu dapat mencapai Standar 3 Literasi Informasi Sekolah AASL yaitu siswa mampu menghasilkan dan mengkomunikasikan informasi dan ide dalam format yang sesuai Indikator 4. n. Pendidikan pemakai user education Dalam rangka menjadikan siswa menjadi pembelajar yang mandiri, Perpustakaan SMA Islam Al-Izhar Pondok Labu menyelenggarakan Pendidikan Pemakai user education pada Kegiatan Awal Tahun KAT di SMA Islam Al- Izhar. Pendidikan pemakai merupakan suatu pengetahuan bagi para pengguna perpustakaan dalam hal ini siswa untuk mengetahui bagaimana menggunakan berbagai fasilitas yang terdapat di perpustakaan dengan baik dan benar, sehingga dapat membantu siswa mewujudkan kebutuhannya. Para pemakai perpustakaan dituntut agar menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat menggunakan berbagai fasilitas perpustakaan dengan efektif terlebih dengan adanya ledakan informasi pada era globalisasi ini. Dalam hal ini Rice berpendapat: “Education has always included a commitment to strong library collection and some instruction in its use. Moreover, in recent years, more and more educators and librarians at all levels have decided that every citizen should have basic skill in library research. The need for quick and current information is becoming perpasive in every human endevor. Students who don’t acquire essential library use competencies are now more likely to consider it major shortcoming in their education. ” Dalam kegiatan tersebut disampaikan berbagai hal mengenai perpustakaan secara fisik dan berbagai fasilitas yang dimiliki serta bagaimana memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Beberapa kegiatan yang dilakukan perpustakaan SMA Islam Al-Izhar dalam rangka pemberian user education adalah sebagai berikut: 1 Orientasi Perpustakaan Materi yang diajarkan berupa pengenalan terhadap perpustakaan secara umum, diberikan ketika siswa baru memasuki sekolah SMA Islam Al-Izhar. Dengan materi antara lain: a Pengenalan gedung perpustakaan b Pengenalan katalog dan alat penelusuran lainnya c Pengenalan beberapa sumber bacaan d Pengenalan internet 2 Pengajaran Perpustakaan Materi yang diajarkan merupakan penjelasan lebih dalam lagi mengenai bahan-bahan perpustakaan secara spesifik, antara lain: a Teknik penggunaan indeks, katalog, bahan rujukan, dan alat-alat bibliografi. b Penggunaan bahan atau sumber pustakan sesuai dengan subyek atau jurusan. c Melaksanakan teknik-teknik penelusuran informasi dalam sebuah tugas penelitian atau pembuatan karya ilmiah lainnya. Pengetahuan tentang katalog perpustakaan sangat bermanfaat sekali bagi siswa khususnya ketika mereka melakukan penelitian. Tujuan pengajaran ini yaitu agar siswa mengetahui fungsi dari katalog, bagaimana menggunakannya sehingga mereka dapat menemukan sumber informasi berupa buku atau bahan bacaan lainnya dengan mudah. 3 Pengajaran Bibliografi Materi yang diajarkan lebih condong sebagai langkah persiapan mengadakan atau sebagai dasar penelitian dalam rangka menyusun karya akhir. Pada level ketiga ini bisa ditawarkan melalui mata ajar formal sebagai bagian dari kurikulum muatan lokal Mulok. Materi yang ingin dicapai antara lain: 1. Informasi dan pengorganisasiannya 2. Tajuk subyek, “vocabulary control” dalam penelitian, dan definisi suatu topik karya ilmiah. 3. Macam-macam sumber untuk penelitian 4. Membuat kerangka teknik dan perencanaan suatu karya ilmiah 5. Teknik-teknik membuat catatan dalam karya ilmiah 6. Gaya, catatan kaki, rujukan dan sumber bahan bacaan 7. Strategi penelitian, kesempurnaan dalam penelitian, dan pemakaian yang tepat layanan koleksi yang diberikan perpustakaan. 8. Membuatmenulis karya ilmiah. Perpustakaan berharap kegiatan ini nantinya akan membuat keterampilan para siswa di SMA Islam Al-Izhar lebih memahami kebutuhan informasi sehingga akan mampu untuk mengidentifikasi informasi, mampu menelusuri dan mencari informasi untuk kemudian mampu memanfaatkan secara efektif, efisien, legal dan etis sehingga informasi yang diperolehnya bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Pandangan pustakawan SMA Islam Al-Izhar mengenai kemampuan literasi informasi siswa yaitu siswa SMA Islam Al-Izhar sudah dapat dikategorikan literate, karena perpustakaan secara sekilas sudah mengenalkan prosesnya bagaimana ketika siswa membuat karya tulis. Kegiatan karya tulis tersebut menuntut siswa untuk memahami bagaimana mencari buku atau sumber-sumber informasi yang dibutuhkan, bagaimana menentukan judul, memilah buku, merangkum informasi dari buku menjadi informasi yang baru, menulis sesuai dengan karakter yang dia miliki, dan bagaimana mempresentasikan itu semua disesuaikan dengan program sekolah. Dari berbagai kegiatan yang dilakukan dan didukung dengan program- program perpustakaan, penulis menyimpulkan bahwa perpustakaan SMA Islam Al- Izhar telah berupaya untuk melakukan peningkatan literasi siswa terhadap informasi. Perpustakaan mendukung adanya literasi informasi dengan cara menyediakan berbagai jenis koleksi yang jumlahnya ribuan. Program-program perpustakaan SMA Islam Al-Izhar di atas juga ditujukan untuk mendukung program literasi yang sedang digalakkan oleh SMA Islam Al- Izhar. Pustakawan selalu melakukan inovasi dan kreasi untuk membuat para siswa dapat literasi terhadap informasi-informasi. Bersamaan dengan beragamnya program dan kegiatan perpustakaan, akan lebih baik lagi apabila kegiatan perpustakaan yang kaitannya dengan keagamaan bisa diperbanyak. Tradisi pembelajaran berbasis sumber memanfaatkan berbagai sumber informasi yang ada di perpustakaan jelas akan menjadikan siswa menjadi pelajar yang mandiri atau independen. Independen atau kemandirian ini merupakan salah satu kriteria dari kemampuan literasi informasi yaitu Standar Belajar Mandiri Standar 4, 5, dan 6 Literasi Informasi Sekolah AASL. Dan perpustakaan Al-Izhar telah menerapkannya. Gambar 4.9 Siswa mencari buku dan informasi lainnya.

4. Adanya Siswa Pustakawan SIPUS

Siswa Pustakawan adalah siswa yang berada di satu sekolah dalam periode pembelajaran yang juga memiliki minat lebih terhadap perpustakaan dan dibekali tentang ilmu kepustakawanan. Hubungan antara pustakawan dan siswa pustakawan adalah hubungan timbal balik yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Siswa Pustakawan SIPUS merupakan sebuah komunitas relawan di perpustakaan Bustanil Arifin SMA Islam Al-Izhar Pondok Labu. Tujuan dibentuknya SIPUS adalah sebagai sebuah wadah bagi para siswa Al-Izhar yang tertarik dengan dunia literatur, membaca, dan memiliki minat terhadap bahasa untuk berkarya dan menyalurkan bakatnya dalam bidang-bidang tersebut. Pembentukan SIPUS berawal dari banyaknya siswa Al-Izhar yang hobi membaca, beberapa dari siswa tersebut kemudian membuat suatu komunitas yang dinamakan book lover Al-Izhar. Namun beberapa tahun berjalan, komunitas tersebut hanya memiliki program book sharing saja setiap dua minggu sekali. Dari itu, keberadaan komunitas pencinta buku ini semakin lama semakin hilang. Beberapa siswa pencinta buku dan membaca yang merasa kecewa dengan hilangnya komunitas tersebut, kemudian menyampaikan aspirasinya kepada pimpinan Al-Izhar untuk perlunya dibuat suatu wadah bagi para pecinta buku dan hobi membaca. SIPUS berdiri pada 21 Oktober 2015, bersamaan dengan diresmikannya perpustakaan SMA Islam Al-Izhar. Hingga saat ini, anggota SIPUS berjumlah 40 orang, yang terdiri dari siswa-siswa Al-Izhar pecinta literatur dari seluruh unit. Menurut salah satu anggota SIPUS, sebagai siswa pustakawan, ia merasa lebih tertantang untuk menjalankan tugas harian dan selalu berpikir kreatif untuk memajukan perpustakaan sekolah. Sebagai sebuah organisasi siswa dalam lingkup sekolah, SIPUS memiliki kepengurusan dan program kerja tersendiri. Pembinaan kepada para anggota SIPUS dilakukan oleh Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan Litbang perpustakaan SMA Islam Al-Izhar. Program SIPUS antara lain: a Sharing tentang perpustakaan kepada seluruh siswa SMA Islam Al-Izhar b Membantu perpustakaan SMA Islam Al-Izhar dalam kegiatan labelling dan shelving buku-buku. c Membuat majalah dinding setiap satu bulan sekali. d Membuat informasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan SMA Islam Al-Izhar, dan kegiatan perpustakaan dalam sebuah majalah setiap satu bulan sekali. e Sebagai mitra perpustakaan SMA Islam Al-Izhar kepada siswa baru dalam Kegiatan Awal Tahun KAT SMA Islam Al-Izhar mengenai peraturan perpustakaan. f Mengadakan kegiatan sharing dan bedah buku setiap minggu. g Nonton bareng film-film edukatif. Keuntungan yang didapatkan oleh Perpustakaan SMA Islam Al-Izhar dengan adanya SIPUS adalah sebagai berikut: 1. Pekerjaan perpustakaan menjadi lebih ringan karena mendapat bantuan dari siswa pustakawan. 2. Menambah semangat kerja dan dapat bekerja dalam tim. 3. SIPUS dapat menyebarluaskan ilmu kepustakawanan sehingga pemahaman fungsi perpustakaan bisa diserap dan diaplikasikan oleh siswa. Di sisi lain, keuntungan siswa sebagai Siswa Pustakawan SIPUS antara lain mendapatkan pengetahuan lebih tentang perpustakaan; dapat menyalurkan hobi membaca; dapat bekerja dalam tim; mengetahui lebih banyak informasi karena lebih banyak membaca buku; mendapatkan penghargaan lebih dari guru dan siswa lainnya. SIPUS menjadi program unggulan SMA Islam Al-Izhar di samping program English Day , dan dengan adanya program ini menjadikan perpustakaan SMA Islam Al-Izhar mendapat predikat perpustakaan terbaik se-DKI Jakarta dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Dengan adanya program SIPUS ini, perpustakaan SMA Islam Al-Izhar telah menerapkan sistem friends kepada siswa, sehingga siswa SMA Islam Al-Izhar semakin mencintai buku dan perpustakaan. Gambar 4.10 Majalah hasil karya SIPUS Dengan adanya SIPUS, maka perpustakaan SMA Islam Al-Izhar telah berupaya untuk menjadikan siswa menjadi seorang pembaca yang kompeten dan self motivated, hal ini sesuai dengan Standar 5 Literasi Informasi Sekolah AASL Indikator 1. Adanya program pembuatan majalah bulanan SIPUS, mengindikasikan bahwa siswa-siswa SIPUS mampu bekerja sama dengan orang lain baik secara personal maupun melalui teks, untuk mendesain, mengembangkan dan mengevaluasi produk informasi dan solusinya, sesuai dengan Standar 9 Literasi Informasi Sekolah AASL Indikator 4.

D. Sikap Keagamaan Siswa dalam Kehidupan Sehari-hari

Sikap keagamaan merupakan sikap yang hendaknya dimiliki bagi setiap pribadi seseorang sebagai manisfestasinya terhadap ajaran-ajaran agama. Terbentuknya sikap keberagamaan pada diri seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern, yaitu faktor yang berasal dari diri manusia itu sendiri, karena manusia adalah homoreligius makhluk beragama yang sudah memiliki potensi fitrah untuk beragama. Jalaluddin, 2010: 213. Sedangkan menurut Siti Partini yang dikutip oleh Ramayulis, faktor intern ini juga dapat berupa kemampuan menyeleksi dan menganalisis pengaruh yang datang dari luar, termasuk minat dan perhatian Ramayulis, 1998: 132. Secara garis besar faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap perkembangan jiwa keagamaan antara lain adalah faktor hereditas, tingkat usia, kepribadian, dan kondisi jiwa seseorang. Sedangkan faktor ekstern, yaitu lingkungan yang dinilai berpengaruh dalam perkembangan jiwa keagamaan seseorang, karena lingkungan merupakan tempat dimana seseorang itu hidup dan berinteraksi, lingkungan ini dibagi menjadi tiga, yaitu keluarga, institusi, dan masyarakat. Ramayulis menjelaskan bahwa sikap keberagamaan merupakan suatu keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku yang berkaitan dengan agama. Ramayulis, 1998: 131. Dengan demikian sikap keberagamaan adalah suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya kepada agama. Sikap keberagamaan tersebut terjadi oleh adanya konsistensi antara pemahaman terhadap agama sebagai unsur kognitif, perasaan senang sebagai unsur afektif, dan perilaku terhadap agama sebagai unsur konatif. Berdasarkan kemampuan literasi yang telah dimiliki siswa, juga bersamaan dengan upaya-upaya yang dilakukan guru dan perpustakaan sekolah SMA Islam Al- Izhar untuk meningkatkan kemampuan literasi informasi siswa, sikap keagamaan yang dimiliki oleh siswa SMA Islam Al-Izhar adalah sangat baik. Hal ini diketahui dari observasi langsung yang penulis lakukan kepada mereka. Pertama, ketika penulis melakukan wawancara kepada siswa, mereka dengan terbuka dan sopan menerima penulis untuk berwawancara. Walaupun belum pernah bertemu sebelumnya, tetapi mereka sangat menghargai keberadaan penulis dan banyak membantu penulis dalam mendapatkan data wawancara. Siswa-siswa SMA Islam Al- Izhar menghormati orang lain yang belum mereka kenal dengan memberi senyuman dan menyapanya. Kedua, berdasarkan wawancara kepada guru PAI, guru PAI menjelaskan bahwa sikap keagamaan siswa SMA Islam Al-Izhar sangat variatif. Dalam hal beribadah misalnya, terdapat siswa yang sangat rajin, namun ada pula yang malas. Siswa yang rajin adalah mereka yang selalu mengikuti shalat zuhur berjamaah tepat waktu, bahkan melaksanakan shalat dhuha, dan puasa sunnah. Namun sebagian besar siswa yang lain lebih banyak menjalankan ibadah yang sifatnya wajib saja. Untuk puasa Ramadhan, seluruh siswa berpuasa. Walaupun begitu, guru tetap mendorong siswa untuk semakin rajin dalam melaksanakan ibadah sunnah, di samping ibadah-ibadah wajib. Sehingga untuk kesadaran keagamaan guru menilai masih perlu ditingkatkan lagi. Seperti diketahui, bahwa SMA Islam Al-Izhar memang mempunyai program rutinitas keagamaan untuk shalat zuhur berjamaah bagi seluruh siswa. Dalam hal mengaji, SMA Islam Al-Izhar tidak mempunyai pelajaran khusus kepada siswa. Penilaian membaca al-Quran dilakukan dalam kaitannya dengan materi pelajaran. Berdasarkan keterangan yang didapat dari wawancara kepada siswa, siswa selalu melakukan kegiatan beribadah di rumah dengan cara melaksanakan shalat lima waktu dan mengaji. Bahkan beberapa siswa mempunyai guru mengaji tersendiri. Ketiga, di samping kegiatan keagamaan yang sifatnya personal tersebut, siswa SMA Islam Al-Izhar juga sering melakukan kegiatan yang bersifat sosial kemanusiaan, yaitu charity atau kegiatan amal. Menurut guru PAI, kesadaran siswa dalam membantu orang lain yang sedang terkena musibah sangat besar, hal tersebut ditunjukkan dengan beragam kegiatan amal yang diselenggarakan oleh siswa dengan didasari atas kesadaran siswa sendiri tanpa diminta oleh guru, seperti kegiatan membantu korban banjir, dan penggalangan dana untuk mereka yang sedang membutuhkan bantuan. Selain kegiatan-kegiatan itu, siswa SMA Islam Al-Izhar pun selalu dilibatkan dalam kegiatan perayaan hari-hari besar, baik kegiatan yang dilakukan dalam rangka idul fitri maupun idul adha, di samping anggota organisasi Rohis sebagai pelaksana utama kegiatan-kegiatan keagamaan. Guru menjelaskan, bahwa seluruh kegiatan keagamaan yang dilakukan selalu memiliki makna dan siswa harus tahu alasannya. Setiap kegiatan yang dilakukan jangan sampai tidak ada makna. Keempat, berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis dengan siswa, diketahui bahwa siswa SMA Islam Al-Izhar memiliki rasa toleransi yang tinggi. Secara sederhana toleransi dapat diartikan sebagai sikap saling menghargai antar individu maupun kelompok yang berbeda baik secara kesukuan, agama, ras maupun adat. Toleransi tersebut ditunjukkan baik kepada teman yang berbeda keadaan, maupun berbeda keyakinan sekalipun. Siswa selalu berusaha membantu siswa lainnya ketika mendapatkan kesulitan. Mereka menjelaskan bahwa terhadap teman yang non muslim, mereka bersikap biasa saja, saling bertoleransi. Sehingga tetap berteman baik, namun kepercayaan masing-masing. Dengan berpedoman pada data-data tersebut, penulis berpendapat bahwa sangatlah beralasan apabila sikap-sikap keagamaan positif yang ditunjukkan oleh siswa-siswa SMA Islam Al-Izhar tersebut adalah karena mereka telah mampu mengetahui dan memilah serta menerapkan literasi informasi pada diri mereka. Bahwa untuk melakukan kegiatan keagamaan yang sifatnya sosial, guru meminta mereka memiliki alasan yang kuat apabila ingin melaksanakannya, pada kenyataannya mereka melaksanakan kegiatan tersebut dengan berdasar pada data-data acuan yang telah mereka miliki, yaitu bersumber dari bacaan yang telah mereka baca sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa SMA Islam Al-Izhar memiliki rasa solidaritas yang tinggi, yang ditunjukkan dengan kegiatan menolong sesama. Di samping itu, untuk pelaksanaan kegiatan yang sifatnya individual, siswa selalu rajin dalam melaksanakan shalat lima waktu di rumahnya, terlebih shalat zuhur yang rutin dilaksanakan berjamaah di sekolah. Siswa selalu melakukan kegiatan mengaji di rumah. Mereka pun telah mampu dan memiliki rasa kesadaran akan toleransi kepada sesama. Toleransi tersebut ditunjukkan dalam menerima perbedaan pendapat ketika diskusi di kelas, memberi maaf kepada teman yang bersalah, dan menghargai kepada teman yang memiliki keyakinan yang berbeda. Menyinggung mengenai toleransi, dalam Islam, toleransi diistilahkan dengan kata as-Samahah . Menurut Syaikh Salim bin „Ied al-Hilali, dikutip oleh Wiyani, as- Samahah dapat diartikan sebagai berikut: 1. Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan. 2. Kelapangan dada karena kebersihan dan ketakwaan. 3. Kelemahlembutan karena kemudahan. 4. Rendah hati dan mudah dalam menjalankan hubungan sosial tanpa penipuan dan kelalaian. 5. Puncak tertinggi budi pekerti Wiyani, 2013: 184. Dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 13 Allah SWT telah menjelaskan dasar kewajiban kepada umat Islam untuk memiliki sikap toleransi: ا يأٓي سا رك ۡق خ ا إ ฀ عش ۡ ۡ عج ث أ ฀ ْۚآ فراعت ئٓابق ا إ ع ۡ رۡكأ ه إ ۚۡ قۡتأ ه ريبخ ٌي ع ฀ ٢١ “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah swt adalah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal ”. Ayat tersebut menginformasikan kepada kita bahwa menjalin hubungan atau menjalin silaturahmi dengan umat beragama lain bukanlah sebagai suatu marabahaya atau ancaman bagi seseorang yang memegang teguh prinsip agama Islam. Justru Allah memerintahkan umat Islam agar selalu mengenal dan berinteraksi dengan baik terhadap penganut agama lain. Toleransi menjadi penting, karena dapat mempererat jalinan persaudaraan antar umat manusia. Sikap ini harus ditumbuhkan pada diri seseorang semenjak dini, dan terus dipupuk hingga terwujudnya kesadaran bertenggang rasa dalam kehidupan sehari-hari. Rasa toleransi yang mulai diajarkan semenjak bangku sekolah akan berpengaruh besar bagi kepribadian siswa kelak di masyarakat. Seluruh sikap keagamaan yang baik dan tertanam dalam diri siswa ini mengartikan bahwa siswa SMA Islam Al-Izhar telah memiliki kesadaran akan kewajibannya sebagai seorang muslim yang taat, siswa juga memiliki kepekaan yang besar terhadap lingkungan sekitar, ditunjukkan dengan aktivitas siswa dalam membantu sesama yang sedang memerlukan pertolongan. Hal tersebut dapat terjadi karena siswa telah mampu literasi terhadap informasi-informasi yang mereka dapatkan, sehingga dalam bersikap, siswa dapat memilah sikap yang perlu mereka lakukan, dan yang tidak perlu mereka lakukan. Ketergugahannya terhadap keadaan sosial di sekitar tersebut memperlihatkan bahwa siswa telah dapat memiliki rasa tanggung jawab terhadap kehidupan sosial, perihal ini sesuai dengan Standar Tanggung Jawab Sosial Literasi Informasi Sekolah AASL, yakni Standar 7, 8, dan 9. Namun demikian, penulis memandang bahwa SMA Islam Al-Izhar harus semakin aktif lagi dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang sifatnya tidak hanya dalam perayaan hari-hari besar saja ataupun aksi peduli sosial, melainkan juga mengadakan kegiatan tausiyah bersama, atau kegiatan menghafal al- Quran yang diwajibkan bagi setiap siswa dengan tujuan untuk dapat menumbuhkan rasa cinta siswa terhadap al-Quran. Sehingga dengan begitu, diharapkan siswa SMA Islam Al-Izhar akan memiliki sikap keagamaan yang semakin baik. 97

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diberikan simpulan dan saran dari keseluruhan bab yang telah diuraikan dari awal sebagai temuan penelitian yang dilakukan di SMA Islam Al-Izhar Pondok Labu.

A. Simpulan

Guru PAI SMA Islam Al-Izhar menjalankan metode pembelajaran aktif, menjadi model bagi siswa dalam proses berpikir dan penerapan literasi informasi, memberikan pengalaman belajar yang autentik kepada siswa dengan menggunakan berbagai sumber informasi dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, membuat soal analisis, berkolaborasi dengan perpustakaan, menjalankan program literasi sekolah, serta mendukung terlaksananya mata pelajaran karya ilmiah dengan memberikan bimbingan dalam proses penelitian karya ilmiah. Sedangkan perpustakaan sekolah menyediakan sumber informasi cetak dan elektronik yang diperlukan oleh pemustaka, baik siswa, guru, maupun seluruh warga sekolah. Pustakawan membantu siswa mencari informasi yang dibutuhkan, melaksanakan program-program perpustakaan, dan memfasilitasi adanya siswa pustakawan SIPUS. Perihal tersebut sebagaimana ketentuan literasi informasi dalam Permendiknas, yaitu Undang-undang Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah. Kemampuan literasi informasi siswa SMA Islam Al-Izhar telah menunjukkan kemampuan yang baik dengan tercapainya seluruh indikator literasi informasi sekolah AASL. Siswa telah dapat mencari, menganalisis, menggunakan, serta mengkomunikasikan informasi secara baik dalam pembuatan tugas dan karya-karya lainnya information category. Siswa dapat belajar secara mandiri dan independen independent learning, dengan dibimbing oleh guru dan perpustakaan sekolah. Dalam sikap keagamaan sehari-hari, siswa telah dapat menunjukkan rasa tanggung jawab sosial social responsibility terhadap lingkungan sekitarnya. Seluruh kemampuan tersebut sesuai dengan Standar Literasi Informasi Sekolah AASL, yaitu Standar Penguasaan Literasi Informasi, Standar Belajar Mandiri, dan Standar Tanggung Jawab Sosial, dengan masing-masing standar terdiri atas beberapa indikator pencapaian.

B. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian, maka penulis memberikan saran yang perlu mendapat perhatian, sebagai berikut: 1. Pelaksanaan literasi informasi di SMA Islam Al-Izhar Pondok Labu harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan ke arah kualitas yang lebih baik lagi, misalnya dengan mulai membiasakan siswa untuk dapat mendiskusikan hasil bacaannya setelah kegiatan membaca 10 menit di awal pelajaran, juga dengan pengadaan lomba karya ilmiah terbaik. Sehingga siswa dapat semakin termotivasi untuk giat dan rajin membaca buku dan mencari informasi. 2. Guru PAI semakin meningkatkan kualitasnya dan memaksimalkan peranannya dalam mengajar untuk terbentuknya siswa-siswa SMA Islam Al-Izhar yang literasi

Dokumen yang terkait

Peran guru pendidikan agama islam di sekolah multikultural

5 42 98

Peran Guru Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Multikultural

0 8 98

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di MTs Muhammadiyah Surakarta Dan Smp Ta’mirul Islam S

1 6 22

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di MTs Muhammadiyah Surakarta Dan Smp Ta’mirul Islam S

0 2 20

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMK Muhammadiyah Kartasura.

0 1 15

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMK Muhammadiyah Kartasura.

0 2 16

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

0 0 64

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM (2)

0 2 74

BAB II PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANGANI SISWA INTROVERT PADA MATA PELAJARAN PAI MELALUI PENDEKATAN BEHAVIORISTIK A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian dan Peran Guru Pendidikan Agama Islam - PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0 1 34

PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN LITERASI INFORMASI SISWA

0 1 11