4
panitia pengawas pemilu harus adanya komunikasi yang baik agar tidak terjadi kesalah pahaman antara ke dua belah pihak.
Sebagai institusi negara, pengawas pemilu memiliki peran yang vital untuk ikut serta mendorong bagi berlangsungnya proses pemilu yang adil, karena
lembaga ini memiliki legalitas untuk memproses berbagai bentuk pelanggaran pemilu, namun untuk mengoptimalkan peran pengawas pemilu membutuhkan
peran serta masyarakat, yaitu keberanian dan kesediaan masyarakat untuk melapor pada pengawas pemilu jika terjadinya pelanggaran, oleh karena itu perlu menjalin
kerjasama dengan semua elemen masyarakat untuk bersama-sama mengawasi jalannya pemilu ini, sehingga terhindar dari hal-hal yang merusak jalannya
pemilu. Mencermati konfigurasi dan konstelasi politik menjelang dan saat pemilu
2014, semua pihak dituntut untuk mempersiapkan diri secara lebih baik, dan berkompetisi secara sehat, elegan, dan sportif yang harus diwujudkan dalam sikap
“siap kalah dan siap menang dengan terhormat dan bermartabat”. Tampaknya seluruh steakholder pemilu, khususnya masyarakat sangat mengharapkan pemilu
berlangsung dalam suasana kondusif dan sehat, meskipun terjadi kompetisi yang ketat. Oleh karenanya, segala tindakan atau manuver politik yang hendak
mengotori dan mencederai pemilu 2014 dengan cara-cara tidak terpuji untuk meraih dukungan politik, dipastikan tidak akan mendapat simpati dari masyarakat
luas. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian terhadap pola komunikasi yang dilakukan
5
oleh panitia pengawas pemilu dalam mengawasi pemilu lagislatif dan peneliti
memberi judul “POLA KOMUNIKASI PANITIA PENGAWAS PEMILU PANWASLU
KECAMATAN MAMPANG
PRAPATAN DALAM
PENGAWASAN PEMILU LEGISLATIF 2014.” Sebagai syarat menyandang
Gelar Strata satu S1 di Universitas Islam Negri UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penilitaian ini difokuskan hanya pada pola komunikasi yang di lakukan panitia
pengawas pemilu Kecamatan Mampang Prapatan dalam pengawasan pemilu legislatif sebelum pelaksanaan, ketika pelaksanaan, dan setelah
pelaksanaan.
2. PerumusanMasalah
Memberikan kejelasan batasan masalah yang telah diuraikan di atas maka perlu untuk menyusun perumusan masalah dalam penelitian
karena hal ini merupakan penentu dalam penelitian kualitatif. Maka penulis merumuskan menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana pola komunikasi yang diterapkan panitia pengawas pemilu Kecamatan Mampang Prapatan dalam pengawasan pemilu
legislatif 09 April 2014?
6
b. Bagaimana metode yang di lakukan panitia pengawas pemilu Kecamatan Mampang Prapatan dalam pengawasan pemilu legislatif
09 April 2014?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pola komunikasi apa yang diterapkan oleh Panitia Pengawas
Pemilu Kecamatan
Mampang Prapatan
dalam pengawasan pemilu legislatif 09 April 2014.
b. Mengetahui metode apa saja yang di lakukan oleh panitia pengawas pemilu Kecamatan Mampang Prapatan dalam pengawasan pemilu
legislatif 09 April 2014.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis Diharapkan
penelitian ini
dapat memperkaya
dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diterapkan di bidang Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Dalam hal pola komunikasi panitia pengawas
pemilu dalam mengawasi pemilu. b. Manfaat Praktis
1 Sebagai sarana dalam sumbangan khususnya pemikiran, curah ide dan rujukan alternatif secara ilmiah bagi para akademisi yang
7
membutuhkan rujukan serta bagi khalayak yang hendak mendapatkan informasi mengenai pola komunikasi secara tepat.
2 Dibukukan menjadi sebuah karya ilmiah yang menghimpun data- data akurat dan spesifik agar dipergunakan sebagaimana
lazimnya, tanpa mengandung unsur-unsur yang dapat merugikan siapapun.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif yaitu :
“Metode yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.
Penelitian kualitatif lebih ditekankan pada persoalan kedalaman kualitas data bukan banyaknya
kuantitas data.”
4
Sehingga memungkinkan peneliti untuk menggambarkan secara sistematis dan
akurat mengenai pola komunikasi yang dilakukan panitia pengawas pemilu pada calon legislatif dalam pengawasan tahapan pemilu di
wilayah Kecamatan Mampang Prapatan. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai
“mekanisme penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata, baik itu tertulis atau lisan dan perilaku yang dapat diamati oleh
4
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, h.58-59.
8
peneliti. Penelitian kualitatif menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur statistik atau cara
pengukuran.”
5
Penerapannya, “pendekatan kualitatif menggunakan metode pengumpulan data dan metode analisis isi yang bersifat non kuantitatif,
seperti penggunaan instrumen wawancara mendalam dan pengamatan. “
6
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah “analisis deskriptif yang berfokus pada penelitian nonhipotesis sehingga dalam
langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. “
7
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah pengawasan pemilu legislatif 09 April 2014 di wilayah Kecamatan Mampang Prapatan. Sedangkan objek
penelitian adalah panitia pengawas pemilu Kecamatan Mampang Prapatan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Memperoleh data dari penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik sebagai berikut :
a. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sitematik terhadap fenomena-fenomena yang sedang diselidiki.
8
Pengamatan yang dilakukan yakni penulis langsung mendatangi dan ikut serta
5
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Komunikasi Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009. h. 4.
6
Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi Yogyakarta: Gintanyali, 2004.h 2.
7
Suharisme Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: PT. Bina Aksara,1898,h. 194.
8
Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, h. 81.