Pengertian Margin Murabahah Margin Murabahah

kaitannya dengan penolakan nasabah untuk membeli barang, sebenarnya telah hilang dalam praktek perbankan syari’ah. 3. Resiko yang terkait dengan pembayaran Resiko tidak terbayar penuh atau sebagian dari uang muka, seperti yang dijadwalkan dalam kontrak, memang ada dalam pembiayaan murabahah. Bank syariah menghindari resiko ini dengan adanya janji tertulis, jaminan, jaminan pihak ketiga dan klausul kontrak yang menyatakan bahwa semua hasil dari barang‐barang murabahah yang dijual kepada pihak ketiga dengan tunai maupun kredit harus ditaruh di bank sampai apa yang menjadi hak bank dibayar kembali sepenuhnya. Jika tidak adanya pembayaran itu disebabkan oleh faktor di luar kemampuan nasabah, bank syari’ah secara moral berkewajiban menjadwal ulang utang. Di pihak lain, jika nasabah memiliki kemampuan untuk membayar tepat waktu, tetapi ia tidak melakukannya, maka bank syariah telah mengadopsi praktek, bank syariah secara efektif telah menghilangkan semua resiko dalam pelaksanaan murabahah.

2.2. Margin Murabahah

2.2.1 Pengertian Margin Murabahah

Menurut informasi dari redaksitazkiaonline.com 17 Desember 2009. Pengertian margin adalah sebagai berikut: “Margin adalah kenaikan bersih dari aset bersih sebagai akibat dari memegang aset yang mengalami peningkatan nilai Universitas Sumatera Utara selama periode yang dipilih oleh pernyataan pendapatan. Keuntungan juga bisa diperoleh dari pemindahan saling tergantung insidental yang sah dan yang tidak saling tergantung, kecuali transfer yang tidak saling tergantung dengan pemegang saham, atau pemegang‐ pemegang rekening investasi tak terbatas dan yang setara dengannya”. Pengertian margin berdasarkan Sudarsono Hendi 2004:179 adalah sebagai berikut: “Margin adalah laba kotor atau tingkat selisih antara biaya produksi dan harga jual dipasar” Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa margin adalah tingkat selisih atau kenaikan nilai dari aset yang mengalami peningkatan nilai dari biaya produksi dan harga jual. beberapa faktor yang mempengaruhi penetapan margin keuntungan dalam produk pembiayaan murabahah di bank syariah yaitu faktor biaya overhead dan proporsi bagi hasil dana pihak ketiga DPK. Hasil yang diperoleh dari beberapa penelitian yang telah dilakukan tersebut menjadi acuan dan bahan perbandingan dalam melaksanakan penelitian ini selanjutnya. Pada dasarnya setiap orangindividu maupun institusi, dalam melaksanakan usaha ingin memperoleh laba dan menghindari kerugian. Begitupun dengan bank syariah, bank tidak ingin memperoleh kerugian, oleh karena itu tingkat margin keuntungan yang tinggi merupakan salah satu cara bagi bank untuk memperoleh keuntungan dan menghindari kerugian. Universitas Sumatera Utara Menurut Perwataatmadja 2002, Tingginya tingkat margin dalam murabahah ini juga tidak lepas dari dijadikannya tingkat suku bunga sebagai acuan dalam penentuan harga jual produk murabahah ini. Dengan dijadikannya tingkat suku bunga sebagai acuan penetapan margin, maka merupakan langkah yang keliru yang dapat merusak reputasi perbankan syariah sebagai bank yang bebas dari riba dalam hal ini bunga. Selain itu, tingginya margin Bank Syariah dimungkinkan karena adanya antisipasi oleh pihak bank akan adanya inflasi dan kenaikan suku bunga di pasar. Karena jika suku bunga di pasar naik, maka Bank Syariah akan menerima kerugian secara riil, namun bila tingkat suku bunga stabil atau turun maka margin dari murabahah ini akan lebih besar nilainya daripada bunga yang dihasilkan oleh bank konvensional. Dipakainya inflasi sebagai dasar penetapan margin juga dikarenakan bank mengantisipasi akan adanya penurunan nilai uang di masa yang akan datang. Namun kita tidak menyadari bahwa penetapan margin murabahah yang tinggi secara tidak langsung juga dapat mengakibatkan inflasi yang bahkan lebih besar daripada yang disebabkan oleh suku bunga itu sendiri. Dengan dijadikannya suku bunga sebagai acuan dalam penetapan margin, bisa jadi juga merupakan akibat dari keinginan Bank Syariah untuk selalu kompetitif dengan bank konvensional dalam hal penggunaan aset terkait dengan profit yang didapat dan bisa juga menjadi strategi yang diterapkan Bank Syariah dalam hal penentuan perolehan target dari total aset yang dimilki oleh bank konvensional serta keinginan Bank Syariah untuk mendapatkan floating customer. Namun, Universitas Sumatera Utara floating customer ini bukannya tidak baik, hanya saja kenyamanan nasabah juga harus diperhatikan.

2.2.2. Metode Penentuan Margin