Dengan semakin meningkatnya kerusakan sumberdaya hutan dan lahan yang menimbulkan dampak kerusakan yang telah memberikan pembelajaran dan
pengalaman berharga betapa besar dan mahalnya kerugian akibat kerusakan tersebut bagi masyarakat maka perlu dilakukan percepatan rehabilitasi hutan dan
lahan untuk memulihkan fungsi sumberdaya hutan dan lahan melalui GERHAN. Pelaksanaan GERHAN didasarkan pada Surat Keputusan Bersama SKB
tiga Menko, yaitu Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat yang ditandatangani tanggal 31 Maret 2003, dengan tujuan melakukan upaya rehabilitasi hutan dan lahan secara terpadu dan terencana
dengan melibatkan semua instansi pemerintah terkait, swasta dan masyarakat untuk memulihkan kualitas sumberdaya hutanlingkungan dan kesejahteraan
masyarakat. Upaya rehabilitasi melalui GERHAN dilaksanakan dalam bentuk
penanaman sejumlah bibit pohon dan tanaman buah-buahan di dalam kawasan hutan dan lahan kosongkritis dengan melibatkan partisipasi berbagai pihak terkait
termasuk masyarakat di sekitar hutan. Bentuk kegiatannya meliputi pembuatan hutan rakyat, rehabilitasi mangrove, pembuatan hutan kota dan pembuatan
banguan konservasi tanah dan air embung, dam pengendali, dam penahan, gully plug, umur resapan serta kegiatan pendukung berupa pengembangan
kelembagaan dan kepeloporan TNI.
II.2. DASSub DAS Sebagai Unit Analisis
DAS sebagai bagian dari sistem hidrologi didefinisikan sebagai suatu bentang lahan yang secara topografis dibatasi oleh punggung punggung bukit atau
gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkanny a ke laut melalui sungai utama Asdak C, 2004. DAS terbagi
dalam beberapa sub DAS, merupakan suatu ekosistem yang terdiri atas berbagai sumberdaya alam geologi, tanah, air air permukaan dan air tanah,
tumbuhanhutan, satwa, manusia, iklim, dan berbagai sumberdaya budaya dalam suatu hubungan saling interaksi. Dari aspek kelembagaan, DAS merupakan
sumberdaya alam berupa stok dalam ragam pemilikan, berfungsi sebagai
penghasil barang dan jasa, baik bagi individu danatau kelompok, masyarakat maupun bagi publik secara luas serta menyebabkan saling ketergantungan atau
interdependensi antar pihak, individu danatau kelompok masyarakat serta antar lembaga Kartodihardjo et al. 2004.
Alasan utama dari pendekatan DAS sebagai unit pengelolaan dan fokus kegiatan rehabilitasi adalah dengan pendekatan DAS lebih holistik dan dapat pula
digunakan untuk mengevaluasi hubungan antar faktor biofisik dan intensitas kegiatan sosial ekonomi dan budaya dari daerah hulu ke daerah hilir; dapat pula
digunakan untuk menilai dampak terhadap lingkungan secara lebih cepat dan lebih mudah Ditjen RLPS 2003 dalam Nawir et al. 2008. DAS atau sub DAS
menerima pengaruh atau merespon langsung antara lain perubahan debit dan hasil air akibat peristiwa presipitasi atau hujan. DAS memiliki keterkaitan biogeofisik
yang sangat kuat antara hulu hilir sehingga mampu menggambarkan perubahan perilaku air akibat perubahan karakteristik lanskapnya secara nyata Asdak,
2004. Selain itu menurut NRC 1999 dalam Nawir et al. 2008, DAS mempunyai batas wilayah dan konsep unit yang logis untuk pengelolaan
ekosistem karena konsep DAS mengakui pentingnya peran air dalam hubungan biologis serta DAS mudah dikenal sehingga memudahkan para pengelola untuk
mengukur dan mengamati komponen dasar fisik dan kimia dari suatu ekosistem.
II.3. Penilaian Ekonomi