IV.1.2. Topografi dan Iklim
Berdasarkan kondisi topografinya wilayah penelitian bervariasi dari datar sampai perbukitan dengan ketinggian 5 – 232 m di atas permukaan laut. Tingkat
kelerengan lahan sebagian besar 13.266,17 Ha atau 83,24 merupakan daerah datar 0-8. Luas wilayah Sub DAS Tirto berdasarkan kelas kelerengannya
selengkapnya disajikan pada Tabel 6 berikut ini. Tabel 6. Kelas Kelerengan Sub DAS Tirto
No Kelas lereng
Luas Ha Prosentase
1 Datar 0-8
13.266,17 83,24
2 Landai 8-15
2.055,33 12,90
3 Agak Curam 15-25
533,06 3,34
4 Curam 25-40
82,90 0,52
Jumlah 15.937,44
100 Sumber : Data Base BPDAS Pemali Jratun 2009
Menurut klasifikasi Smidth dan Ferguson wilayah Sub DAs Tirto termasuk type iklim B dengan curah hujan tahunan 1.900 mmth. mmth. Bulan
basah Oktober sd Maret, sedangkan bulan kering April sd September.
IV.1.3. Jenis Tanah
Jenis tanah utama yang terdapat di Sub DAS Tirto yaitu Grumusol, Litosol dan Mediteran. Jenis tanah Grumusol dengan luas 5.090,87 Ha 31,94 meliputi
kecamatan Wirosari sebagian besar wilayah Desa Gedangan, Tambakselo, Mojorebo, Dapurno, dan Tanjungharjo dan kecamatan Ngaringan sebagian besar
Desa Bandungsar i, Pendem, dan Trowulu. Jenis tanah Litosol meliputi luas 4962,37 Ha 31,14 tersebar di kecamatan Wirosari desa Dokoro, Tegalrejo
dan Karangasem, Kecamatan Tawangharjo Desa Kemadohbatur, wilayah Kabupaten Pati Kecamatan Kayen dan Tambakromo dan wilayah Kabupaten
Blora Kecamatan Todanan . Jenis tanah Mediteran dengan 5884,2 Ha 36,92 meliputi Kecamatan Wirosari Desa Mojorebo, Dokoro, Karangasem, Kecamatan
Ngaringan Desa Sumber Agung, Bandungsari dan Pendem, dan Kecamatan Tawangharo Desa Kemadohbatur
IV.1.4. Arahan Fungsi dan Penggunaan Lahan
Berdasarkan arahan fungsinya, wilayah Sub DAS Tirto terdiri atas 3.620,28 Ha 22,71 kawasan lindung, 4.285,63 Ha 26,89 kawasan penyangga,
7.729,80 48,5 kawasan budidaya tanaman semusim dan pemukiman, dan 301,74 Ha 1,89 kawasan budidaya tanaman tahunan.
Penggunaan lahan secara garis besar dikelompokkan menjadi hutan, tegalan, sawah, perkebunan, pemukiman dan penggunaan lain. Penetapan penggunaan
lahan pada umumnya didasarkan pada karakteristik lahan dan daya dukung lingkungannya. Kondisi penggunaan lahan di wilayah Sub DAS Tirto adalah
hutan 8.076,60 Ha 50,67, pemukiman 1.576,75 Ha 9,89, sawah 1 kali 378,66 ha 2,36, sawah 2 kali 4.597,73 Ha 28,8 , tegalan 1.277,58 Ha
8,01 dan sungai 30,10 Ha 0,19. Melalui Sub DAS Tirto mengalir anak- anak sungai dengan debit rata-rata tahunan 123 m
3
detik, debit banjir 402 m
3
detik dan debit minimum 0,34 m
3
detik. Anak-anak sungai tersebut menuju ke Sungai Lusi yang merupakan sungai besar yang mengalir melalui Kabupaten Grobogan.
IV.1.5. Lahan Kritis
Berdasarkan penilaian prioritas penanganan DAS yang dilakukan BPDAS Pemali Jratun tahun 2007, Sub DAS Tirto merupakan Sub DAS prioritas I untuk
ditangani dalam DAS Serang yang juga merupakan prioritas I. Salah satu tolok ukur dalam menentukan prioritas penanganan dalam suatu Sub DASDAS adalah
adanya lahan kritis. Kekritisan lahan di Sub DAS Tirto disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7. Luas Lahan Kritis Sub DAS Tirto
No Kekritisan
Luas menurut kawasan Ha Jumlah Ha
Luar kawasan Dalam kawasan
1 Sangat Kritis
70,93 -
70,93 2
Kritis 143,59
247,64 391,24
3 Potensial Kritis
1734,30 526,25
2260,56 4
Agak kritis 850,85
168,69 1019,53
5 Tidak Kritis
6863,76 5331,43
12195,19 Jumlah
9064,39 6274,01
15937,45 Sumber data : Laporan Inventarisasi Lahan Kritis BPDAS Pemali Jratun, tahun 2009
IV.2. Keadaan Sosial Ekonomi