Gambaran Umum Perusahaan HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pascacetak postpress merupakan penyelesaian dari kegiatan dari produk yang telah tercetak sehingga terbentuk produk yang diinginkan. 4.2. Proses Produksi Proses produksi yang dilakukan PT. PM terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap pracetak prepress, tahap cetak press dan tahap pascacetak postpress. Tahapan produksi yang terjadi saling mempengaruhi dan berkaitan. Kualitas output pada tahap pracetak prepress mempengarui kualitas output tahap cetak press. Begitu pula pada tahap pascacetak, kualitas output yang dihasilkan ditentukan pada tahap cetak press. Input pada tahap pracetak prepress berupa file naskah, film, plate, cairan fixer developer, cairan gom dan korektor plate. Output tahap pracetak prepress berupa plate cetak yang kemudian dijadikan acuan atau master pada tahap cetak press. Tahap cetak press mendapatkan input berupa plate cetak, tinta dan kertas. Output yang dihasilkan berupa lembaran kertas continous form. Tahap terakhir adalah tahap pascacetak postpress mendapatkan input berupa kertas yang telah dicetak dan di-lem. Tahap ini menghasilkan output berupa lembar continous form yang sudah memiliki berbentuk tiga ply rangkap yang siap untuk di packing dan siap dikirim ke konsumen. Aliran proses produksi PT. Pundi Miranti dapat dilihat pada Gambar 3. Tahap Pascacetak Postpress Lembar Cetak Lem Box Packing Sortir Continous Form Lem Tepi Komplit Halaman Continous Form On the box Input Proses Output Tahap Cetak Press Plate, Tinta, Air, Blanket Proses Cetak Lembar Hasil Cetak Continous Form Input Proses Output Film, Fix Dev Astration Fix Dev, Gom Film Making Plate making Montase Halaman Naskah per Halaman Acuan Cetak Film per Hlm Cetak Tahap Pracetak Prepress Proses Input Output Naskah Layout Naskah Digital Gambar 3. Alir proses produksi PT. Pundi Miranti A. Tahap pracetak prepress Proses produksi dimulai dari tahap pracetak prepress yang merupakan tahap awal sebelum masuk ke tahap cetak press. Tahap ini membutuhkan input berupa file naskah, film, plate, cairan fixer developer, cairan gom dan korektor plate. Pembuatan plate dimulai dengan input berupa film yang berisi naskah dan lembaran plate. Naskah atau image yang terdapat pada film dicetakkan ke lembaran plate melalui proses penyinaran dengan menggunakan alat pembuat plate plate setter. Cairan developer berfungsi untuk melarutkan daerah non-image dan menyisakan daerah image. Cairan fixer berfungsi untuk membersihkan daerah yang dilarutkan non-image dan menguatkan dearah image. Cairan gom berfungsi untuk melindungi plate dari proses oksidasi. Pekerjaan dalam tahap pracetak prepress terdiri dari layout, cetak film, montase dan cetak plate. Pekerjaan layout dilakukan mengunakan komputer dan printer. Output dari pekerjaan layout ini berbentuk file digital dan proof contoh cetakan yang akan dicetak. Pembuatan film film making menggunakan mesin image setter dan menghasilkan film yang sudah berisi naskah. Pekerjaan montase dilakukan menggunakan komputer untuk menghasilkan lembaran yang tersusun pada astralon. Pekerjaan pembuatan plate menggunakan mesin plate setter untuk menghasilkan plate yang berisi naskah, plate ini kemudian dijadikan acuan dalam tahap cetak press. Hasil akhir dari tahap pracetak adalah plate cetak yang kemudian menjadi acuan atau master dalam tahap cetak press. Proses pembuatan plate dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Proses pembuatan Plate Plate Making PROSES OUTPUT INPUT Film Plate Penyinaran Pengembangan Plate Cetak B. Tahap cetak press Tahap cetak adalah tahap transfer tinta dari plate acuan ke blanket dan kemudian ke kertas. Input tahap cetak press terdiri dari bahan baku utama dan bahan pendukung. Bahan baku utama terdiri dari kertas dan tinta. Sedangkan bahan pendukung terdiri dari plate, air pembasah, cairan fixer developer, cairan gom, korektor plate dan blanket. Plate adalah lembaran acuan cetak yang terbuat dari logam alumunium. Air pembasah adalah cairan kimia yang merupakan gabungan dari air, IPA dan FS. IPA iso prophile alcohol berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan air serta mempercepat penguapan air pada blanket dan kertas. Jumlah penggunaan IPA adalah 8 - 12 dari jumlah air pembasah yang digunakan. FS fountain solution adalah cairan kimia yang bersifat asam. Kandungan FS antara lain: gum arabic, anti bakteri, silikon dan surfactants. Gum arabic berfungsi untuk melindungi permukaan plate agar tidak mudah teroksidasi. Anti bakteri mencegah tumbuhnya lumut. Silikon berfungsi untuk mencegah timbulnya busa dan surfactants berfungsi untuk menurunkan tegangan pada permukaan air. Standar penggunaan FS adalah 2 - 3 dari jumlah air yang digunakan sebagai air pembasah. C. Tahap pascacetak postpress Tahap pascacetak postpress merupakan tahap terakhir dari proses produksi yang dijalankan sebelum produk di distribusikan ke konsumen. Tahap pascacetak yang dilakukan di PT. PM terdiri dari pekerjaan pengeleman, sorting dan packing. Pengerjaan pengeleman dilakukan dengan menggunakan mesin collator, pengeleman dilakukan pada sisi kiri produk continous form agar dapat menjadi rangkap tiga. Pengerjaan sorting dilakukan untuk menyortir dan menyeleksi produk yang tidak memenuhi kualitas. Produk continous form yang tidak memenuhi standar akan dibuang. Pekerjaan terakhir adalah packing, produk berupa continous form di masukkan kedalam box setelah melewati proses pengeleman melalui mesin collator. Satu box berisi 6000 ply continous form.

4.3. Standar Mutu produk

PT. PM menetapkan standar mutu untuk produk yang dihasilkan. Standar mutu tersebut menjadi acuan dalam memproduksi produk sebelum di distribusikan ke konsumen. Pada tahap pascacetak postpress dilakukan pengecekan terhadap produk yang telah di produksi. PT. PM memproduksi produk lembar continous form. Perusahaan menetapkan standar mutu untuk produk continous form agar menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Penentu yang digunakan dalam standar mutu PT. PM dibagi menjadi empat kriteria, yaitu kesesuaian ukuran, tingkat kerapihan, daya tahan produk dan kualitas cetak. Standar mutu yang pertama adalah kesesuaian produk. Produk yang dihasilkan harus harus sesuai dengan keinginan pelanggan. Tingkat kerapihan dilihat dari apakah hasil pemotongan bahan baku, terjadi lipatan atau kebersihan produk yang dihasilkan. Daya tahan produk yang dihasilkan ditentukan kualitas bahan baku yang digunakan. Kualitas cetak ditentukan dari tingkat kecerahan tinta, kombinasi warna kerta dengan tinta dan kualitas tinta yang digunakan. Produk yang dihasilkan dinyatakan cacat reject apabila produk tersebut tidak memenuhi standar mutu yang telah ditentukan oleh PT. PM roduk yang dinyatakan cacat reject tidak akan didistribusikan ke konsumen. Produk reject yang dihasilkan dinyatakan sebagai limbah dan kemudian dijual ke pengepul barang bekas.

4.4. Metode Six Sigma

Six Sigma merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses process variances sekaligus mengurangi cacat produk atau jasa yang diluar spesifikasi dengan menggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif. Six sigma terdiri dari tahapan yang disebut DMAIC define, measure, analyze, improve dan control.

4.4.1 Define

Untuk dapat melakukan perbaikan terhadap proses produksi, tentunya kita harus mengetahui tentang proses yang berjalan. Define merupakan langkah yang dilakukan dalam metode six sigma. Pada tahap ini dilakukan pengidentifikasian proses produksi secara garis besar. Tujuan dari tahap ini adalah agar dapat mengetahui aliran kerja dari input yang digunakan sampai produk dihasilkan. Dengan demikian dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan agar dapat meningkatkan kualitas produk. 1. Karakteristik Produk Sebelum menggambarkan proses produksi yang dilakukan perlu diketahui tentang produk dan karakteristiknya. Produk yang dihasilkan PT. PM adalah continous form. Continous form adalah kertas yang sambung-menyambung secara berlipat dengan garis perforasi garis putus-putus dan lubang di tepi kanan dan kirinya punch hole. Continuous form yang biasa digunakan memiliki berbagai ukuran seperti: 1. 9,5 inch x 11 inch. 2. 9,5 inch x 12 inch. 3. 9,5 inch x 13 inch. 4. 9,5 inch x 14 inch. Continous form dapat dicetak dalam 1 ply sampai 6 ply rangkap biasa digunakan untuk: 1. Keperluan bisnis perdagangan: a. Purchase order PO b. Faktur pajak c. Invoicekwitansifaktur d. Delivery orderSurat Jalan, dll 2. Keperluan rumah sakitlaboratoriumklinik: a. Kwitansi pembayaran b. Biaya tagihan c. Faktur farmasi d. Hasil laboratorium, dll 3. Keperluan perbankan: a. Slip pembayaran b. Slip penarikan, dll