Define Metode Six Sigma
dilakukan dalam metode six sigma. Pada tahap ini dilakukan pengidentifikasian proses produksi secara garis besar. Tujuan dari tahap ini adalah agar dapat
mengetahui aliran kerja dari input yang digunakan sampai produk dihasilkan. Dengan demikian dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan agar
dapat meningkatkan kualitas produk. 1.
Karakteristik Produk Sebelum menggambarkan proses produksi yang dilakukan perlu diketahui
tentang produk dan karakteristiknya. Produk yang dihasilkan PT. PM adalah continous form. Continous form adalah kertas yang sambung-menyambung
secara berlipat dengan garis perforasi garis putus-putus dan lubang di tepi kanan dan kirinya punch hole. Continuous form yang biasa digunakan
memiliki berbagai ukuran seperti: 1.
9,5 inch x 11 inch. 2.
9,5 inch x 12 inch. 3.
9,5 inch x 13 inch. 4.
9,5 inch x 14 inch. Continous form dapat dicetak dalam 1 ply sampai 6 ply rangkap biasa
digunakan untuk: 1.
Keperluan bisnis perdagangan: a.
Purchase order PO b.
Faktur pajak c.
Invoicekwitansifaktur d.
Delivery orderSurat Jalan, dll 2.
Keperluan rumah sakitlaboratoriumklinik: a.
Kwitansi pembayaran b.
Biaya tagihan c.
Faktur farmasi d.
Hasil laboratorium, dll 3.
Keperluan perbankan: a.
Slip pembayaran b.
Slip penarikan, dll
SUPPLIER
PT.Pabrik Kertas
TJIWI KIMIA, tbk
Roll Paper
INPUT Kertas HVS
70gr -120gr Tinta “best
One Emblem” Plate
Cairan fixer developer
Cairan gom Cairan IPA
Cairan FS PROCESS
1. Pracetak
prepress 2.
Cetak press
3. Pascacetak
postpress OUTPUT
Continous
Form COSTUMER
Perkantoran, bank, dll
2. Diagram SIPOC
Diagram SIPOC supplier-input-process-output-customer digunakan untuk mengetahui aliran proses yang terjadi dari bahan baku dikirim hingga
produk sampai ke tangan konsumen sehingga dapat di kenali hubungan variabel input dan responnya. Diagram SIPOC pada produksi continous form
PT. PM dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.
Gambar 5. Diagram SIPOC a.
Supplier PT. PM menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan dalam pengadaan
bahan baku dan bahan lainnya yang diperlukan selama proses produksi. Pengadaan bahan baku serta bahan baku pendukung telah dijadwalkan
sebelumnya sesuai dengan kebutuhan produksi. b.
Input Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi continous form
menggunakan kertas HVS 70gr – 120gr. PT. PM menggunakan tinta merk
“Best One Emblem” dalam kegiatan produksi continous form. c.
Process Proses produksi yang dilakaukan dalam memproduksi continous form terdiri
tiga tahap yaitu, tahap pracetak prepress, tahap cetak press dan tahap pascacetak postpress.
1 Tahap Pracetak prepress
Tahap ini membutuhkan input berupa file naskah, film, plate, cairan fixer developer, gom dan korektor plate. Pekerjaan dalam tahap pracetak terdiri
dari layout, cetak film, montase dan cetak plate. Hasil akhir dari tahap
pracetak adalah plate cetak yang kemudian menjadi acuan atau master dalam tahap cetak press.
2 Tahap Cetak press
Input tahap cetak press terdiri dari bahan baku utama dan bahan pendukung. Bahan baku utama terdiri dari kertas dan tinta. Sedangkan
bahan pendukung terdiri dari plate, air pembasah, cairan fixer developer, cairan gom, korektor plate dan blanket. Output dari tahap cetak press
adalah lembar continous form yang belum memiliki rangkap. 3
Tahap Pascacetak postpress Tahap pascacetak yang dilakukan di PT. PM terdiri dari pekerjaan
pengeleman, sorting dan packing. Pengerjaan pengeleman dilakukan dengan menggunakan mesin collator, pengeleman dilakukan pada sisi kiri produk
continous form agar dapat menjadi rangkap tiga. d.
Output Proses produksi yang dijalankan PT. PM menghasilkan lembar continous form
berbentuk tiga rangkap 3 ply e.
Customer Produksi PT. PM berdasarkan on job order, artinya costumer harus melakukan
pemesanan terlebih dahulu sebelum produksi dijalankan. Costumer PT. PM adalah pihak perbankan atau perkantoran yang membutuhkan lembar continous
form. 3.
Diagram Critical to Quality CTQ Critical to Quality CTQ merupakan karakteristik dari sebuah produk atau jasa
yang memenuhi kebutuhan konsumen. Karakteristik tersebut adalah kesesuaian ukuran, tingkat kerapihan produk, daya tahan produk dan kualitas cetak. Data
yang dikumpulkan untuk membuat critical to quality CTQ diperoleh melalui feedback pelanggan yang diterima perusahaan. Berikut tabel keluhan
pelanggan yang diterima PT. PM pada tahun 2012:
Tabel 6 Tabel keluhan kelanggan PT.PM 2012 No.
Keluhan Jumlah
Box Persentase
1 Tinta kurang tebal
24 15
2 terdapat noda
20 12,5
3 cetakan tidak presisi
16 10
4 cetakan tembus
8 5
5 produk terlipat
57 35,625
6 produk berjamur
17 10,625
7 produk robek
7 4,375
8 cetakan tidak rata
11 6,875
Total 160
100 Sumber: PT. Pundi Miranti 2012
Jika dikategorikan keluhan-keluhan yang diterima oleh PT. PM, maka didapat CTQ sebagai berikut:
Tabel 7. Tabel CTQ Keluhan
CTQ Jumlah box
Terdapat noda Kerapihan Produk
84 Terlipat
Robek Tinta kurang tebal
Kualitas Cetak 59
Cetakan tidak presisi Cetakan tembus
Cetakan tidak rata Produk berjamur
Daya tahan Produk 17
- Kesesuaian Produk
Total 160
Sumber: PT. Pundi Miranti 2012 Keluhan pelanggan yang diterima di kategorikan kedalam empat kategori.
Kategori yang dipilih merupakan standar kualitas yang ditetapkan perusahaan. Kategori Kerapihan produk terdiri dari: terdapat noda, produk terlipat dan
robek yang berjumlah 84 box. Kategori kualitas cetak terdiri dari keluhan: tinta kurang tebal, cetakan tidak presisi, cetakan tembus dan cetakan tidak rata yang
berjumlah 59 box. Kategori daya taha produk hanya terdapat satu jenis keluhan yaitu produk mudah berjamur sebanyak 17 box. Sedangkan kategori kesesuaian
produk tidak ada keluhan, namun tetap menjadi critical to quality karena termasuk standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan. Berikut hubungan
CTQ dengan proses produksi dapat dilihat pada Gambar 6.
CTQ
Kesesuaian Ukuran
Daya tahan Produk
Kualitas Cetak
Tingkat Kerapihan
PROSES
PRACETAK CETAK
PASCACETA
K
Gambar 6. Hubungan CTQ dengan proses produksi