PT. Carita Boat merupakan salah satu galangan kapal yang berada di Pergudangan Tekno BSD yang memproduksi kapal fiberglass dengan ketentuan
Biro Klasifikasi Indonesia BKI. Galangan kapal ini menggunakan metode tradisional yaitu hand lay-up cetakan terbuka yaitu cara sederhana dan cara
cetakan terbuka yang paling tua dalam proses fabrikasi komposit, dengan metode tersebut mempermudah dalam pembuatan kapal fiber terutama dalam kurun waktu
yang relatif cepat dan jumlah yang relatif besarbanyak. Cetakan yang sudah jadi bisa dipergunakan kembali dalam pembuatan kapal dan akan sangat menghemat
waktu dalam pembuatan kapal fiberglass. Desain kapal fiber dapat menggunakan metode secara manual dan software.
Maksud metode manual ialah metode yang menggunakan alat-alat menulis Salah satu yang digunakan oleh PT. Carita Boat sendiri ialah software maxsurf yang
membantu dalam pembangunan kapal fiber. Desain, konstruksi, dan data tabel offset sudah tersedia didalamnya maka sangat membantu dalam pembangunan
kapal fiberglass, setelah itu dapat disesuaikan dengan Biro Klasifikasi Indonesia. BKI akan memberikan sertifikat kepada kapal yang sesuai dengan ketetapan yang
berlaku. Belum banyak penelitian tentang desain dan konstrusi kapal fiberglass
sehingga harus ada penelitian lanjutan tentang kapal ikan fiberglass. Salah satu penelitian kapal fiberglass dilakukan oleh saudara Eko Sulkhaini dengan kapal
dibawah 25 GT dan dibawah panjang 16 meter yang belum ada standar BKI, sehingga perlu ada penelitian lebih lanjut tentang kapal fiberglass diatas 25GT
yang sudah ada standarisasinya.
1.2 Tujuan
Menganalisis desain dan konstruksi kapal fiberglass di PT. Carita Boat, Kecamatan Setu, Kabupaten Tangerang Selatan, Banten.
1.3. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai sumber informasi bagi orang yang membutuhkan dalam pembuatan kapal fiberglass.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kapal Perikanan
Kapal perikanan adalah kapal yang digunakan untuk kegiatan perikanan yang meliputi aktivitas penangkapan atau pengumpulan sumber daya perairan,
pengolahanbudidaya sumberdaya perairan, serta penggunaan dalam pekerjaan riset, training dan inspeksi sumberdaya perairan Nomura Yamazaki, 1977.
Kapal ikan adalah suatu faktor yang paling penting diantara komponen unit penangkapan lainnya, dan merupakan modal terbesar yang ditanamkan pada usaha
penangkapan ikan Nomura Yamazaki, 1977. Bentuk dan jenis kapal perikanan berbeda-beda, hal ini disebabkan karena
perbedaan tujuan usaha, tujuan penangkapan ikan dan keadaan kondisi perairan. Bentuk desain dan konstruksinya harus disusaikan dengan alat tangkap agar dapat
beroperasi dengan baik.
2.2 Desain dan Konstruksi Kapal Ikan
Desain kapal dijelaskan sebagai proses penentuan spesifikasi dan menghasilkan gambar-gambar suatu obyek untuk keperluan pembuatan dan
pengoperasiannya Fyson, 1985. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi desain kapal ikan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1 Sumberdaya yang tersedia;
2 Alat dan metode penangkapan;
3 Karakteristik geografi suatu daerah penangkapan;
4 Seaworthiness kapal dan keselamatan anak buah kapal;
5 Peraturan-peraturan yang berhubungan dengan desain kapal ikan;
6 Pemilihan material yang tepat untuk kontruksi;
7 Penanganan dan penyimpanan hasil tangkapan; dan
8 Faktor-faktor ekonomis.
Sesuai dengan perbedaan jenis kapal ikan, maka desain dan konstruksi kapal dibuat berbeda-beda dengan memperhatikan syarat teknis pengoperasian
kapal perikanan tersebut.
Kapal perikanan juga memiliki karakteristik yang dapat membedakan kapal perikanan dengan kapal lainnya Ayodhyoa, 1972, yaitu :
1 Kecepatan kapal speed
Kecepatan yang dibutuhkan kapal perikanan disesuaikan dengan kebutuhan penangkapan
2 Olah gerak kapal maneuverability
Olah gerak khusus yang dilakukan secara baik pada saat pengoperasian. Hal tersebut meliputi kemampuan steerability yang baik, radius putaran turning
cycle, dan daya dorong propulsive engine yang dapat mudah bergerak maju dan mudur.
3 Layak laut seaworthiness
Meliputi hal seperti ketahanan dalam melawan kekuatan angin dan gelombang, stabilitas yang tinggi yang tinggi, serta daya apung yang cukup. Hal
ini diperlukan untuk menjamin dalam pelayaran dan operasi penangkapan ikan. 4
Luas lingkup area pelayaran Luas lingkup yang dimaksud adalah luas area pelayaran yang ditentukan oleh
pergerakan kelompok ikan, daerah, musim ikan, dan migrasi. 5
Konstruksi Konstruksi kapal perikanan yang kuat sangat diperlukan karena dalam operasi
penangkapan ikan, kapal akan akan menghadapi kondisi alam yang berubah-ubah. Kontruksi kapal harus mampu menahan getaran mesin yang timbul.
6 Mesin penggerak
Kapal perikanan membutuhkan tenaga mesin penggerak yang cukup besar, tetapi volume mesin dan getaran yang dihasilkan diusahakan harus kecil.
7 Fasilitas penyimpanan dan pengolahan ikan
Umumnya kapal ikan dilengkapi dangan fasilitas penyimpanan seperti: cool room, freezing room, processing machine.
8 Mesin bantu penangkapan fishing equipment
Fishing equipment berbeda untuk setiap kapal, tergantung dari jenis alat tangkap yang digunakan.
Nomura Yamazaki, 1977 menjelaskan syarat-syarat yang harus dimiliki dan perencanaan pembangunan kapal perikanan agar dapat beroperasi dengan baik
dan sesuai dengan Biro Klasifikasi Indonesia BKI adalah sebagai berikut:
1 Memiliki kekuatan struktur badan kapal; 2 Memiliki keberhasilan operasi penangkapan ikan;
3 Memiliki stabilitas yang tinggi; dan 4 Memiliki fasilitas penyimpanan hasil hasil tangkapan ikan.
Setelah memenuhi syarat tersebut barulah proses desain dan konstruksi kapal dilakukan agar laik laut dan kapal dapat beroperasi dengan baik. Fyson telah
menjelaskan kelengkapan dari perencanaan desain dan konstruksi kapal seperti: 1
Profil kapal, rencana dek, rencana bawah dek; 2
Gambar garis dan tabel offset; 3
Profil kontruksi dan perencanaan; 4
Bagian-bagian kontruksi; dan 5
Gambar konstruksi penyambung. Konstruksi yang kuat dapat diperoleh apabila syarat-syarat standar
pembangunan suatu kapal perikanan telah dipenuhi. Proses mendesain suatu kapal perikanan terdiri dari berbagai tahapan. Fyson 1985 menyebut ada beberapa
tahap pembuatan kapal mulai dari outline dan general design, proses penggambaran, perhitungan-perhitungan yang dibutuhkan, hingga tahap tryout
dan evaluasi dari hasil pengoperasiaan kapal sebelum kapal tersebut selesai dan diberikan kepada pemilik.
Sesuai dengan perbedaan jenis-jenis kapal ikan yang ada, desain dan konstruksi kapal ikan dibuat berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan
pembentuknya dengan
memperhatikan persyaratan-persyaratan
teknis pengoperasian kapal tersebut. Perbedaan-perbedaan dalam desain ini terlihat
dalam dimensi utama kapal, besaran koefisien, rancangan besaran tinggi metacenter umum kapal dan rancangan penggunaan Pasaribu, 1985.
Panjang L, lebar B, dan dalam D merupakan dimensi utama dalam penentuan kemampuan suatu kapal. Dimensi utama desain dalam kapal harus
diperhatikan dengan teliti. Adapun ukuran kapal menurut Soejana 1983 meliputi:
1 Panjang Kapal 1 Panjang total atau LOA length over all adalah jarak horizontal, diukur
mulai dari titik terdepan dari linggi haluan sampai dengan titik terbelakang dari buritan.
2 Panjang garis air atau Lwl length of water line adalah panjang garis air yang diukur antara titik perpotongan Lwl pada badan kapal bagian haluan dan
badan kapal bagian buritan. 3 Jarak sepanjang garis tegak atau LPPLBP length perppendicularlength
between perpendiculator adalah panjang kapal antara fore perpendicular FP dan after perpendicular AP.
a FP
: Garis tegak lurus pada perpotongan antara Lwl dan badan pada bagian haluan kapal
b AP
: Garis tegak lurus pada perpotongan antara Lwl pada bagian buritan kapal.
c Lwl : Garis air wl pada kondisi kapal penuh load water line.
Sumber: Dohri dan Soedjana 1983
Gambar 1 LOA, LBP, dan LWL 2 Lebar kapal breadthB
Lebar kapal terdiri dari: 1 Lebar terbesar atau B
max
breadth maximum adalah jarak horizontal pada lebar kapal yang terbesar di tengah-tengah kapal, dihitung dari salah satu sisi
terluar sheer yang satu ke sisi sheer lainya yang berhadapan. 2 Lebar dalam atau B
moulded
breadth moulded adalah jarak horizontal pada lebar kapal yang terbesar, diukur dari bagian dalam kulit kapal yang satu ke
bagian kulit kapal yang lainnya yang berhadapan.
Sumber: Dohri dan Soedjana 1983
Keterangan: 1
Lebar terbesar breadth maximum 2
Lebar dalam breadth moulded 3
Gading frame 4
Kulit kapal plate 5
Garis air water line Gambar 2 Lebar Kapal Breadth
3 Dalam kapal depth Dalam kapal terdiri dari :
1 Dalam atau depth D adalah jarak vertikal yang diukur dari dek terendah kapal sampai tititk terendah badan kapal.
2 Sarat kapal atau d draft adalah jarak vertikal yang diukur dari garis air water line tertinggi sampai titik terendah badan kapal.
3. Lambung bebas free board adalah jarak vertikaltegak yang diukur dari garis air water line tertinggi sampai sheer.
Sumber: Dohri dan Soedjana 1983
Keterangan: 1
Dalam Depth 2
Sarat kapal draft 3
Lambung bebas free board Gambar 3 Dalam Kapal
Besar kecilnya nilai rasio dimensi utama kapal L,B,D dalam membangun kapal dapat digunakan untuk menganalisa performa dan mempengaruhi
kemampuan dari suatu kapal. Nilai perbandingan LD, LB, dan BD perlu diperhatikan dalam perhitungan teknis, jenis bahan maupun ketentuan yang
berlaku. Menurut Fyson 1985, dalam desain sebuah kapal, karakteristik perbandingan dimensi-dimensi utama merupakan hal penting yang harus
diperhatikan. Perbandingan tersebut meliputi: 1
Perbandingan antara panjang dan lebar LB yang mempengaruhi tahanan dan kecepatan kapal. Semakin kecilnya nilai perbandingan LB akan berpengaruh
pada kecepatan kapal kapal menjadi lambat. 2
Perbandingan antara lebar dan dalam BD merupakan faktor yang berpengaruh pada stabilitas. Jika nilai BD membesar akan membuat stabilitas
baik tetapi disisi lain mengakibatkan propulsiveability memburuk. 3
Perbandingan antara panjang dan dalam LD merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan memanjang kapal. Jika nilai LD membesar
maka kekuatan longitudinal kapal melemah. Analisis kesesuaian antara desain kapal dengan fungsi dan peruntukkannya
perlu dilakukan karena menurut Fyson 1985, rasio antara panjang dan lebar LB berpengaruh pada resistensi kapal. Rasio antara panjang dan dalam LD
berpengaruh pada kekuatan memanjang kapal, serta rasio antara lebar dan dalam berpengaruh pada stabilitas kapal.
Fyson 1985, mengemukakan bahwa koefisien bentuk Coefficient of Fineness menunjukkan bentuk tubuh kapal bedasarkan hubungan antara luas area
badan kapal yang berbeda dan volume tubuh kapal terhadap masing-masing dimensi utama kapal. Adapun koefisien bentuk badan kapal, terdiri dari:
1 Coefficient of block Cb menunjukkan perbandingan antara nilai volume
displacement kapal dengan volume bidang balok yang mengelilingi badan kapal.
Sumber: Iskandar dan Novita 1997
Gambar 4 Coefficient of block Cb 2
Coefficient of prismatic Cp menunjukkan perbandingan antara nilai volume displacement kapal dengan volume yang dibentuk oleh luas area penampang
melintang tengah kapal A
ø
dan panjang kapal pada garis air tertentu Lwl. 3
Coefficient of vertical prismatic Cvp menunjukkan perbandingan antara volume displacement kapal dengan volume yang dibentuk oleh luas area kapal
pada WL tertentu pada horizontal-longitudinal Aw dan draft kapal.
Sumber: Iskandar dan Novita 1997
Gambar 5 Coefficient of vertical prismatic Cvp
4 Coefficient of waterplan Cw menunjukkan besarnya luas area penampang
membujur tengah kapal dibandingkan dengan bidang empat persegi panjang yang mengililingi luas area tersebut.
Sumber: Iskandar dan Novita 1997
Gambar 6 Coefficient of waterplan Cw 5
Cofficient of midship C
ø
menunjukkan perbandingan antara luas penampang melintang tengah kapal secara vertikal dengan bidang empat persegi panjang
yang mengelilingi luas area tersebut.
Sumber: Iskandar dan Novita 1997
Gambar 7 Cofficient of midship C
ø
2.3 Fiberglass Reinforcement Plastic FRP