Penilaian Kinerja Personalia Kinerja Mesin

93 target produksi dan kualitas produk dapat dicapai, sehingga mampu memberikan keuntungan besar bagi perusahaan.

2. Penilaian Kinerja Personalia

Berdasarkan penilaian program terhadap data PT. X tahun 2004. Perusahaan ini memiliki kinerja Sumber Daya Manusia, dengan prosentase mangkir karyawan 0.0614 , dimana nilainya ≤ 0.15 yang berarti prosentase tingkat mangkir karyawan PT.X “Baik”. Tingkat mangkir perlu diukur, mengingat pekerjaan yang ada di perusahaan, bergantung kepada kontinuitas keberadaan karyawan tersebut. Apabila banyak karyawan yang mangkir tanpa alasan yang jelas, menunjukkan bahwa motivasi mereka dalam bekerja, dinilai kurang. Tentunya hal ini akan berdampak terhadat target yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Hasil penilaian kinerja karyawan dapat dilihat pada Gambar 31. Gambar 31. Hasil Penilaian Kinerja Karyawan Sementara itu prosentase keluar masuk karyawan adalah 13.19 , dimana nilainya berada pada interval 8 dan 15 yang berarti prosentase keluar masuk karyawan employee turnover di PT.X adalah “Sedang”. Semakin tinggi tingkat Turnover karyawan, menunjukkan bahwa suasana kerja di perusahaan tersebut tidak kondusif, sehingga memudahkan seseorang karyawan untuk mencari alternatif pekerjaan lain diluar. PT. X perlu melakukan peningkatan, sehingga angka keluar masuk karyawannya menjadi rendah. Perusahaan juga perlu melakukan analisa, 94 terhadap faktor penyebab keluar masuknya karyawan, sehingga apabila ada karyawan yang akan keluar dari perusahaan, maka perlu dilakukan wawancara, sebagai evaluasi perusahaan. Turnover karyawan juga akan berdampak terhadap pengeluaran keuangan perusahaan. Jika seorang karyawan keluar, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya untuk rekrutasi karyawan baru, ditambah lagi upaya pemilihan karyawan secara selektif yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Kekosongan jabatan selama proses rekrutmen tentunya akan berdampak pada kinerja perusahaan. Hubungan kerja yang baik dan suasana kerja yang kondusif akan memperkecil tingkat mangkir dan keluar masuknya karyawan, sehingga karyawan akan merasa memiliki perusahaan. Manajemen Berdasarkan Sasaran Management By Objective dapat dipilih sebagai suatu upaya untuk mewujudkan hal tersebut. Isi pokok dari pendekatan Manajemen Pada Sasaran , bahwa setiap karyawan dengan hubungan kerja yang baik, akan menentukan prestasi hubungan kerja dimasa yang akan datang, yang biasanya dilakukan penyelesaian persetujuan kedua belah fihak. Jika keadaaan ini bertemu, maka karyawan akan memiliki kecakapan yang lebih baik, sehingga dalam jangka waktu yang telah ditentukan, mereka akan bisa menyesuaikan tingkah laku yang bisa menjamin pencapaian sasaran, dimana umpan balik prestasi kerja akan digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Untuk mencapai sasaran yang akan datang, karyawan mempunyai dorongan untuk berorganisasi, sehingga menolong pengawas dan karyawan untuk dapat melakukan pengembangan Soeprihanto 1988. Apabila dinilai secara keseluruhan, maka PT. X memperoleh skor 0.45 + 0.34 = 0.79. Skor 0.79 berada diatas interval 0.75, yang berarti Kinerja Sumber Daya Manusia perusahaan adalah “Baik”.

2.8. Penilaian Kinerja Keuangan