113
kenyamanan dalam bekerja. Berdasarkan keluaran program, PT. X memiliki kebisingan yang berada pada parameter yang berlebih. Hal ini diakibatkan oleh
usia mesin yang semakin bertambah. Sumber kebisingan pada industri asam stearat berasal dari mesin dan genset. Hasil penilaian kebisingan dapat dilihat
pada Gambar 45.
Gambar 45. Hasil Penilaian Kebisingan
H. Penilaian Akhir Kinerja Perusahaan
Apabila seluruh kriteria dapat diperoleh hasilnya, maka kinerja perusahaan dapat dinilai berada dalam keadaan Normal Sedang, seperti terlihat pada Gambar
46.
114
Gambar 46 . Hasil Akhir Penilaian Kinerja Perusahaan Tahun 2004 merupakan tahun yang cukup sulit bagi perusahaan, karena
pengaruh faktor eksternal. Pada bulan februari tahun 2004 terjadi perubahan manajemen perusahaan, sehingga perlu penyesuaian baru, akan tetapi sampai saat ini
banyak terjadi perubahan, efisiensi di setiap bagian, memungkinkan perusahaan dapat berjalan dengan stabil. Faktor eksternal juga berpengaruh terhadap keberhasilan
perusahaan, contohnya adalah bea masuk. Penilaian kinerja ini berbeda dengan metode penilaian kinerja lain, seperti
penilaian kinerja Manajemen Tradisional. Dalam manajemen tradisional, pengukuran kinerja dilakukan dengan menetapkan secara tegas tindakan tertentu yang diharapkan
akan dilakukan oleh personel dan melakukan pengukuran kinerja untuk memastikan bahwa personel akan melaksanakan tindakan sebagaimana yang diharapkan Yuwono
et al. 2004. Penilaian didasarkan kepada target yang telah ditetapkan sebelumnya, bukan kepada nilai ideal yang bukan hanya dapat diterima oleh intern perusahaan.
Penilaian kinerja pada penelitian ini didasarkan kepada nilai ideal yang dapat diterima oleh semua perusahaan yang ingin bersaing pada produk sejenis.
115
Sistem penilaian kinerja yang banyak dipakai oleh perusahaan adalah pengukuran kinerja berbasis informasi keuangan. Pada sistem ini terdapat kendala,
dimana keuangan sudah tidak bisa lagi memuaskan semua pihak Yuwono et al. 2004. Akhirnya yang menjadi kambing hitam adalah sistem akuntansi. Posisinya
makin tersudut, manakala ia diharapkan sebagai penghasil laporan keuangan yang mampu menengahi berbagai kepentingan. Penilaian akan lebih objektif, jika tidak
hanya menyajikan satu aspek penilaian saja. Banyak analisa keuangan yang diambil pada sistem ini, antara lain Return On Investment, Return On Capital Employed,
Economic Value Added, Residual Income , dan Return On Equity. Pada penelitian ini,
ada satu kriteria penilaian kinerja yang diambil dari sistem ini, yaitu Return On Investment,
sehingga dapat mewakili aspek keuangan. Penilaian kinerja yang lain adalah Balanced Scorecard, yang muncul dalam
era teknologi informasi, dimana dalam metode ini berupaya untuk memotivasi personel untuk mewujudkan visi dan strategi organisasi Mulyadi et al. 1999. Pada
Balanced Scorecard terdapat empat aspek yang diukur, yaitu perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Tentu saja berbeda dengan penilaian kinerja yang dilakukan dalam
penelitian ini yang menilai berdasarkan delapan aspek penilaian.
VI. PEMBAHASAN
A. Sistem Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja industri asam stearat, memiliki 11 item kriteria penilaian, dan ini adalah jumlah yang cukup banyak. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor
pada setiap hasil penilaian kualitatif. Metode ini dipilih berdasarkan skala Bogardus, yaitu salah satu skala untuk mengukur jarak sosial yang dikembangkan oleh Emory
S. Bogardus. Pada kasus ini setiap kriteria diberikan bobot yang besarnya tergantung kepada hasil penilaian pakar mengenai pengaruh setiap kriteria terhadap penilaian
Proses. Pada skala penilaian si penilai memberi angka pada suatu kontinum di mana individu atau obyek akan ditempatkan, dan sebaiknya penilai hendaklah orang-orang
yang mengetahui bidang yang dinilai Nazir 1988. Skor yang diperoleh untuk setiap kriteria akan dikalikan dengan bobot, dimana
hasilnya akan diinterpretasikan kedalam interval penilaian yang telah ditentukan sebelumnya. Ukuran interval adalah suatu pemberian angka kepada set dari objek
yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain, yaitu jarak yang sama pada pengukuran interval memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau
sifat objek yang diukur Nazir 1988. Apabila diperoleh kesulitan dalam menentukan bobot, maka dipergunakan teknik perbandingan berpasangan pairwise comparison.
Teknik ini dilakukan dengan cara manipulasi matriks. Matriks yang diperoleh digunakan untuk menentukan bobot dari kriteria, yaitu dengan jalan menentukan nilai
eigen pada prosedur sebagai berikut Marimin 2004. Nilai yang diperoleh pada teknik ini didapat berdasarkan jawaban kuesioner yang diisi oleh para pakar.
Hasil penilaian kinerja yang diperoleh, juga menggunakan if-then rules. Kaidah ini dipilih untuk mengantisipasi kondisi yang berada diluar alur interval, sehingga
penilaian menjadi lebih sensitif, walaupun secara teknis membutuhkan proses yang lama, karena setiap kondisi yang mungkin terjadi, harus digambarkan satu persatu.
Sistem penilaian kinerja measurement performance system telah dikenal lama dalam dunia industri. Pada awalnya sistem pengukuran kinerja pertama kali
diperkenalkan oleh sebuah perusahaan bernama Dupont pada tahun 1919. Sistem