Penilaian Bahan Baku VERIFIKASI VALIDASI

V. VERIFIKASI VALIDASI

Ukuran kinerja merupakan alat bagi manajemen puncak dalam menilai sejauh mana kinerja perusahaan telah dicapai melalui pelaksanaan strategi Kusnoto 2001. Melalui penilaian kinerja inilah, manajemen dapat melihat kinerja yang dicapai sekaligus mengambil langkah-langkah penyempurnaan atau audit strategi, baik strategi korporat maupun operasional perusahaan.

A. Penilaian Bahan Baku

Berdasarkan hasil penilaian program terhadap rata-rata kualitas dan jumlah material pada tahun 2004, PT. X memiliki penilaian bahan baku, seperti tertera pada Gambar 21. Gambar 21. Keluaran Hasil Akhir Penilaian Bahan Baku 80 Jumlah bahan baku yang Reject perlu diukur, sehingga perusahaan dapat menentukan kebijakan dalam pemilihan suplier dan klaim akibat buruknya kondisi material, karena material merupakan input yang menentukan kualitas produk dan menjadi tanggung jawab suplier Hardjosoedarmo 1996. Kualitas bahan baku akan menentukan efisiensi proses dan kualitas dari produk yang dihasilkan. Secara umum kualitas bahan baku yang paling banyak menentukan spesifikasi produk adalah Asam lemak bebas, Iodium Value, dan warna. Ketiga indikator tersebut akan menentukan ketengikan minyak dan prosentase gliserin. Moisture kadar air juga akan menentukan kuantitas output produk yang dihasilkan. Rata-rata kadar air dari bahan baku adalah 0.11 , yang berarti “Sedang”. Apabila bahan baku memiliki moisture yang kurang baik, berarti bahan baku tersebut banyak mengandung air. Jumlah air yang besar akan membuat kinerja vakum dalam proses hidrogenasi dan destilasi tidak stabil berfluktuasi, dan berpengaruh terhadap warna produk yang menjadi lebih tinggi out of spec, sehingga produk tersebut harus diolah kembali Recycle dan dimasukkan kembali ke dalam Elembyc untuk diuapkan , yang biasa disebut sebagai proses redestilasi. Proses ini akan memerlukan waktu yang lebih lama. Ketentuan kualitas bahan baku yang dibuat di dalam program diperoleh berdasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Rata-rata Iodium value dari bahan baku adalah 33 gr I 2 100 gr , yang berarti “Baik”. Kualitas produk yang paling baik adalah tipe SA 1800, dimana tipe ini akan dapat diperoleh jika bahan bakunya yang berupa RBD Stearin, memiliki Iodium Value 34 min. Apabila Iodium Value hanya 31, maka untuk mencapai spesifikasi tersebut dapat dilakukan proses fraksinasi, yang tentunya akan menambah biaya karena sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan proses tersebut. Oleh sebab itu perusahaan harus pandai dalam memilih suplier bahan baku, sehingga bahan baku tersebut memiliki spesifikasi yang diharapkan. Meskipun kadar asam lemak bebas dapat dinyatakan dengan AV, namun parameter ini jarang dipergunakan, biasanya asam lemak bebas dinyatakan sebagai persen FFA Sutanto 1995. Berat molekul asam lemak yang digunakan untuk 81 menghitung FFA umumnya menggunakan berat molekul rata-rata asam lemak penyusunnya. Pada penilaian ini FFA yang diperoleh adalah 0.2, yang berarti “Baik”. Pada program penilaian kinerja lain, seperti pada penilaian kinerja industri gula Cahyadi 2005 hanya melakukan penilaian terhadap kualitas bahan baku saja, tetapi pada penilaian kinerja ini, dilakukan juga penilaian terhadap kuantitas dari bahan baku, hal ini perlu dilakukan, karena kuantitas dapat dijadikan indikator untuk melihat stabilitas proses, seperti pada penggunaan statistical control, dimana proses dikatakan stabil apabila berada dalam statistical control Hardjosoedarmo 1996.

B. Penilaian Proses