16
besar pangsa pasar dan efektivitas pasar suatu kegiatan usaha, maka semakin baik kinerja dari perusahaan tersebut.
Proses Produksi Asam stearat dari RBD Stearin dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Fat Splitting Pemisahan lemak Hidrolisa
Pada proses ini bahan baku minyak yaitu RBD Stearin Stearin Kasar direaksikan dengan air condensate water didalam sebuah menara pemisah
splitting tower pada suhu 265
o
C dengan tekanan 60 bar, sehingga terjadi reaksi hidrolisa antara trigliserida yang terkandung dalam RBD Stearin dengan air.
Dalam reaksi hidrolisa, minyak dan lemak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol Ketaren 1986. Minyak RBD Stearin atau stearin masuk pada
bagian bawah tower, sedangkan air kondensat masuk dari bagian atas tower. Hasil reaksinya adalah :
1. Asam Lemak Kasar Crude Fatty Acid, yaitu asam stearat yang masih mengandung asam lemak tak jenuh, yang keluar dari bagian atas tower
2. Glicerol yang berupa Gliserin Encer Sweet water, yaitu gliserin yang masih banyak mengandung air dan pengotor yang keluar pada bagian bawah tower.
Rumus Kimia reaksi hidrolisa dapat dilihat pada Lampiran 4.
b. Proses Hidrogenasi
Crude Fatty Acid direaksikan dengan gas Hidrogen H
2
dibantu dengan nikel katalis untuk mempercepat reaksi Katalisator. Adapun kebutuhan gas hidrogen
tersebut diperoleh dari proses elektrolisa air pada electrolizer plant. Proses hidrogenasi asam lemak ini dilakukan dalam sebuah reaktor atau autoclave yang
dilengkapi dengan mixer pada suhu hingga ±200
o
C dan tekanan mencapai 22 bar. Setelah dilakukan filtrasi kemudian diperoleh asam lemak yang dijenuhkan
hydrogenated fatty acid yang untuk selanjutnya dilakukan proses distilasi.
c. Distilasi Asam Lemak
Pada tahapan ini asam lemak yang dijenuhkan dilakukan proses distilasi untuk memperoleh fatty acid dengan komposisi dan kemurnian yang lebih baik. Proses
ini berlangsung pada sebuah vessel elembic pada tekanan vacum ± 3 millibar
17
dan suhu 190–200
o
C. Distilat I pada proses distilasi ini selanjutnya dilakukan tahap flaking untuk diubah menjadi flake serpih kemudian disimpan dalam silo
untuk seterusnya dikemas dalam karung seberat 25 kg atau 500 kg dengan berbagai tipe seperti SA 1800, SA 1801, SA 1806 dan lain-lain, yang
spesifikasinya dapat dilihat pada Tabel 5. Residu dari proses distilasi ini sebelum ditampung dalam sebuah tangki, diuapkan terlebih dahulu dalam residu distiler
sehingga diperoleh distilat II untuk diproses lagi sedangkan residunya sendiri selanjutnya di kemas.
d. Proses Fraksinasi