3. Tenaga kesehatan yang berperan dalam penanggulangan gangguan kesehatan mata seperti dokter spesialis mata, refraksionis optisien,
perawat, dan tenaga medik penunjang terkait. 4. Organisasi profesi terkait seperti perhimpunan dokter spesialis mata
Perdami, Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia IROPIN dan persatuan perawat nasional Indonesia PPNI
5. Lembaga swadaya masyarakat terkait seperti koalisi untuk Indonesia Sehat, Yayasan Dharmais, Lions Club, Rotary CVlub, Helen Keller
International HKI, Christoffel Blindenmission CBM dan JICA. 6. Lembaga peneliti dan pengembangan pelayanan kesehatan mata.
7. Swasta yang terkait meliputi pabrik obat dan alat kesehatan serta produsen atau distributor lensa kacamata, bingkai kacamat dan lensa kontak.
8. Lembaga pendidikan tenaga kesehatan mata.
4.2. Deskripsi Karakteristik Responden Pasca Lasik di Sumatera Eye Center
Karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin dan pendidikan
dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Pasca Lasik di
Sumatera Eye Center
No. Karakteristik Pasien
Jumlah n Persentase
Umur 1.
1. 20 tahun 29
50,9 2. ≥ 20 tahun
28 49,1
Total 57
100
Universitas Sumatera Utara
2. Jenis Kelamin
1. Laki-laki 26
45,6 2. Perempuan
31 54,4
Total 57
100 3.
Pendidikan 1. SLTA
38 66,7
2. D3 11
19,3 3. S1
8 14,0
Total 57
100
Sumber: Hasil penelitian 2011
Menurut Hurlock 1980, umur dapat dikelompokkan atas dewasa dini usia 18- 40 tahun , dewasa madya 41- 60 tahun, dan dewasa lanjut 60 tahun
keatas. Berdasarkan tabel, dapat diketahui bahwa berdasarkan umur, mayoritas pasien pasca lasik yaitu berada pada kategori umur 20 tahun yaitu sebanyak 29
orang 50,9 dan dengan kelompok umur ≥ 20 berjumlah yaitu sebanyak 28
orang 49,1 Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas pasien pasca lasik berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 31 orang 54,4 dibandingkan dengan pasien pasca lasik yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 26 orang 45,6.
Berdasarkan pendidikan, mayoritas responden dengan pendidikan SLTA yaitu sebanyak 38 orang 66,7 dibandingkan pasien pasca lasik yang memiliki
pendidikan D3 yaitu sebanyak 11 orang 19,3 dan S1 sebanyak 8 orang 14,0.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Analisis Univariat
Analisis univariat ini adalah analisis mutu pelayanan terhadap variabel penelitian dalam bentuk distribusi frekuensi dan disajikan dalam Tabel persentase
terhadap variabel kehandalan reliability, daya tanggap responsiveness, jaminan assurance, empati empathy, bukti fisik tangibles terhadap kepuasan pasien
pasca lasik di Sumatera Eye Center.
4.3.1. Gambaran Mutu Pelayanan di Sumatera Eye Center
Variabel mutu pelayanan di Sumatra Eye Center dapat dilihat dari
kehandalan reliability, daya tanggap responsiveness, jaminan assurance, perhatian empathy, bukti fisik tangibles. Mayoritas responden atau pasien
rawat inap yang menilai kehandalan reliability Sumatera Eye Center tergolong baik ada 28 orang 49,1. Untuk variabel daya tanggap,diketahui bahwa
mayoritas responden atau pasien pasca lasik yang menilai daya tanggap responsiveness Sumatera Eye Center tergolong baik ada 24 orang 42,1.
Untuk variabel jaminan, diketahui bahwa mayoritas responden atau pasien pasca lasik yang menilai jaminan assurance Sumatera Eye Center yang tergolong baik
ada 28 orang 49,1. Di dalam variabel perhatian, diketahui bahwa mayoritas responden atau pasien pasca lasik yang menilai perhatian empathy Sumatera Eye
Center tergolong sedang ada 25 orang 43,9. Dan untuk variabel bukti fisik, diketahui bahwa mayoritas responden atau pasien pasca lasik yang menilai bukti
fisik tangibles Sumatera Eye Center tergolong baik ada 26 orang 45,6, dan
Universitas Sumatera Utara
responden yang menilai perhatian emphaty. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini :
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kehandalan
reliability, Daya Tanggap responsiveness, Jaminan assurance, Perhatian empathy, Bukti
Fisik
tangibles Pasien Pasca Lasik di Sumatera Eye Center No. Mutu Pelayanan
Jumlah n Persentase
1. Kehandalan
reliability
1. Baik 28
49,1 2. Sedang
23 40,4
3. Tidak Baik 6
10,5
Total 57
100
2.
Daya Tanggap responsiveness
1. Baik 24
42,1 2. Sedang
21 36,8
3. Tidak Baik 12
21,1
Total 57
100
3.
Jaminan assurance
1. Baik 28
49,1 2. Sedang
27 47,4
3. Tidak Baik 2
3,5
Total 57
100
4. Perhatian Empathy
1. Baik 13
22,8 2. Sedang
25 43,9
3. Tidak Baik 19
33,3
Total 57
100
5. Bukti Fisik Tangibles
1. Baik 26
45,6 2. Sedang
24 42,1
3. Tidak Baik 7
12,3
Total 57
100
Sumber : Hasil penelitian 2011
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, maka dapat kita simpulkan mutu pelayanan di Sumatra Eye Center dapat kita lihat pada tabel 4.3 di bawah ini :
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Mutu Pelayanan di Sumatera Eye Center
No. Mutu Pelayanan Jumlah n
Persentase
1. Baik
21 36,8
2. Sedang
35 61,4
3. Tidak Baik
1 1,8
Total 57
100
Sumber: Hasil Pnelitian 2011
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa mayoritas respoden yang menyatakan mutu pelayanan di Sumatera Eye Center sedang ada 35 orang
61,4, dan responden yang menyatakan mutu pelayanan pelayanan di Sumatera Eye Center baik ada 21 orang 36,8, dan yang menyatakan tidak baik ada 1
orang 1,8.
4.3.2. Gambaran Kepuasan Pasien Pasca Lasik di Sumatera Eye Center Variabel kepuasan pasien yang diukur dalam penelitian ini adalah
kehandalan reliability, daya tanggap responsiveness, jaminan assurance, perhatian empathy, bukti fisik tangibles, dengan hasil mayoritas responden
atau pasien rawat inap yang menilai kehandalan reliability Sumatera Eye Center tergolong sedang, yaitu 30 orang 52,6, dibandingkan yang menyatakan tidak
baik yaitu 14 orang 24,6, dan baik sebanyak 13 orang 22,8. Untuk variabel daya tanggap, mayoritas responden atau pasien rawat inap yang menilai daya
tanggap Sumatera Eye Center tergolong sedang, yaitu 28 orang 49,1,
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan yang menyatakan tidak baik yaitu 16 orang 28,1, dan baik sebanyak 13 orang 22,8. Untuk variabel jaminan, mayoritas responden atau
pasien rawat inap yang menilai jaminan Sumatera Eye Center tergolong tidak baik, yaitu 23 orang 40,4, dibandingkan yang menyatakan sedang yaitu 21
orang 36,8, dan baik sebanyak 13 orang 22,8. Untuk variabel perhatian, mayoritas responden atau pasien rawat inap yang menilai perhatian Sumatera Eye
Center tergolong sedang, yaitu 31 orang 54,4, dibandingkan yang menyatakan tidak baik yaitu 20 orang 35,1, dan baik sebanyak 6 orang 10,5. Dan untuk
variabel bukti fisik, mayoritas responden atau pasien rawat inap yang menilai bukti fisik Sumatera Eye Center tergolong sedang, yaitu 34 orang 59,6,
dibandingkan yang menyatakan tidak baik yaitu 11 orang 19,3, dan baik sebanyak 12 orang 21,1. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4. Distribusi Kepuasan Pasien Berdasarkan Kehandalan reliability,
Daya Tanggap responsiveness, Jaminan assurance, Perhatian
empathy, Bukti Fisik tangibles Pasien Pasca Lasik di Sumatera Eye Center
No. Kepuasan Jumlah n
Persentase 1.
Kehandalan reliability
1. Puas 13
22,8 2. Kurang Puas
30 52,6
3. Tidak Puas 14
24,6
Total 57
100
2.
Daya Tanggap responsiveness
1. Puas 13
22,8 2. Kurang Puas
28 49,1
3. Tidak Puas 16
28,1
Total 57
100
Universitas Sumatera Utara
3.
Jaminan assurance
1. Puas 13
22,8 2. Kurang Puas
21 36,8
3. Tidak Puas 23
40,4
Total 57
100
4.
Perhatian Empathy
1. Puas 6
10,5 2. Kurang Puas
31 54,4
3. Tidak Puas 20
35,1
Total 57
100
5. Bukti Fisik Tangibles
1. Puas 12
21,1 2. Kurang Puas
34 59,6
3. Tidak Puas 11
11,3
Total 57
100
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, maka dapat kita simpulkan kepuasan pasien Pasca Lasik di Sumatra Eye Center dapat kita lihat pada tabel 4.5 di bawah ini :
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Pasca Lasik di Sumatera
Eye Center No. Kepuasan Pasien
Jumlah n Persentase
1. Puas
12 21,1
2. Kurang Puas
31 54,4
3. Tidak Puas
14 24,6
Total 57
100
Sumber: Hasil Pnelitian 2011
Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa mayoritas respoden yang menyatakan puas terhadap pelayanan di Sumatera Eye Center ada 12 orang
21,1, dan responden yang menyatakan kurang puas terhadap pelayanan di Sumatera Eye Center sebanyak 31 orang 54,4, dan yang menyatakan tidak
puas sebanyak 14 orang 24,6.
Universitas Sumatera Utara
4.4. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel yang saling mempengaruhi. Adapun variabel-variabel tersebut antara lain kehandalan
reliability daya tanggap responsiveness, jaminan assurance, empati empathy, bukti fisik tangibles terhadap kepuasan pasien pasca lasik di
Sumatera Eye Center. Uji yang dipakai untuk melihat korelasi antar variabel penelitian ini adalah uji pearson product moment dengan hasil uji yang dapat
dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini :
Tabel 4.6. Hubungan Variabel Mutu Pelayanan dengan Kepuasan Pasien Pasca Lasik di Sumatera Eye Center
No Variabel
Koef. Korelasi P Value
1. Bukti Fisik
0,472 0,000
2. Kehandalan
0,484 0,000
3. Daya Tanggap
0,497 0,000
4. Jaminan
0,157 0,244
5. Empati
0,764 0,000
Sumber: Hasil penelitian 2011
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, untuk variabel bukti fisik diperoleh nilai p=0,000, artinya terdapat korelasi hubungan yang signifikan antara variabel
bukti fisik dengan kepuasan pasien di Sumatra Eye Center dengan koefisien korelasi sebesar 47,2, artinya hubungan yang terbentuk tergolong cukup kuat,
karena berada diantara 25-50. Selain itu, variabel ini juga masuk ke dalam model analisis multivariat, karena memiliki nilai p0,25.
Universitas Sumatera Utara
Pada variabel kehandalan diperoleh nilai p=0,000, artinya terdapat korelasi hubungan yang signifikan antara variabel kehandalan dengan kepuasan pasien di
Sumatra Eye Center dengan koefisien korelasi sebesar 48,4, artinya hubungan yang terbentuk tergolong cukup kuat, karena berada diantara 25-50. Selain itu,
variabel ini juga masuk ke dalam model analisis multivariat, karena memiliki nilai p0,25.
Pada variabel daya tanggap diperoleh nilai p=0,000, artinya terdapat korelasi hubungan yang signifikan antara variabel daya tanggap dengan kepuasan pasien
di Sumatra Eye Center dengan koefisien korelasi sebesar 49,7, artinya hubungan yang terbentuk tergolong cukup kuat, karena berada diantara 25-50. Selain itu,
variabel ini juga masuk ke dalam model analisis multivariat, karena memiliki nilai p0,25.
Pada variabel jaminan diperoleh nilai p=0,244, artinya tidak terdapat korelasi hubungan yang signifikan antara variabel jaminan dengan kepuasan pasien di
Sumatra Eye Center dengan koefisien korelasi sebesar 15,7, artinya hubungan yang terbentuk tergolong lemah, karena berada diantara 0-25. Selain itu,
variabel ini juga masuk ke dalam model analisis multivariat, karena memiliki nilai p0,25.
Pada variabel empati diperoleh nilai p=0,000, artinya terdapat korelasi hubungan yang signifikan antara variabel empati dengan kepuasan pasien di
Sumatra Eye Center dengan koefisien korelasi sebesar 76,4, artinya hubungan yang terbentuk tergolong sangat kuat, karena berada diantara 75-100. Selain
Universitas Sumatera Utara
itu, variabel ini juga masuk ke dalam model analisis multivariat, karena memiliki nilai p0,25.
4.5. Analisis Multivariat