Rancangan Penelitian dan Analisis Data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Proksimat Sampel

Tabel 8 menyajikan data hasil analisis proksimat semua sampel Lampiran 1 yang digunakan pada penelitian ini. Data hasil analisis ini selanjutnya dijadikan dasar perhitungan formulasi ransum tikus yang akan digunakan dalam percobaan. Tabel 8. Hasil analisis proksimat sampel Sampel Kadar bb Air Abu Protein Lemak Serat Kasein 9.89 0.74 83.40 0.15 0.12 Tepung daging sapi 6.67 4.67 77.14 9.06 0.35 Isolat protein kedelai 6.88 4.81 83.09 0.22 0.42 Tepung FSB 7.21 2.73 13.85 20.40 11.97 Berdasarkan data Tabel 8, terdapat hal yang mencolok yaitu nilai gizi yang terkandung dalam sampel tepung FSB. Tepung FSB memiliki kadar protein 13.85 yang jauh lebih rendah, kadar lemak 20.40 dan kadar serat 11.97 jauh lebih tinggi daripada sampel pembanding. Hal ini wajar karena kasein dan isolat protein kedelai merupakan sampel protein murni, sedangkan tepung daging sapi merupakan komoditi yang kaya akan protein hewani dan memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi. Komposisi FSB terdiri atas berbagai jenis bahan, di antaranya tepung kedelai utuh, buah- buahan kering, dan margarin. Dalam hal protein, kadar protein FSB tidak setinggi kadar protein sampel pembanding 75. Dalam hal kadar lemak, margarin mengakibatkan kadar lemak FSB lebih tinggi. Begitu pula dalam hal kadar serat, serat FSB berasal dari tepung kedelai utuh dan dari buah- buahan kering sehingga kadar seratnya jauh lebih tinggi daripada kadar serat sampel pembanding 1.

4.2 Formulasi dan Analisis Proksimat Ransum

Berdasarkan hasil analisis proksimat terhadap sampel yang akan diujikan, kemudian disusun komposisi ransum mengacu pada standar AOAC. Penyusunan komposisi ransum Lampiran 2 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Komposisi ransum sampel basis 1 kg ransum Ransum perlakuan Komponen penyusun g Sampel protein Minyak jagung Mineral mix Vitamin mix CMC Air minum Pati jagung Kasein 119.6 79.8 49.1 10.0 9.8 38.2 693.5 Daging sapi 129.7 68.2 43.9 10.0 9.5 41.3 697.4 Isolat protein kedelai 120.4 79.7 44.2 10.0 9.5 41.7 694.5 Fruit soy bar 720.7 0.0 30.3 10.0 0.0 0.0 239.0 Non-protein 0.0 80.0 50.0 10.0 10.0 50.0 800.0 17 Berdasarkan hasil perancangan komposisi ransum di atas, dapat dibuat masing-masing ransum perlakuan dengan cara mencampurkan semua bahan yang diperlukan sampai homogen Gambar 3. Secara teknis, pencampuran bahan dilakukan dengan menuangkan bahan mulai dari yang paling kecil beratnya sampai yang paling besar beratnya. Setiap kali menuangkan satu jenis bahan, diaduk hingga merata, begitu pun seterusnya sampai semua bahan dicampurkan. Hasil analisis proksimat ransum Lampiran 3 disajikan pada Tabel 10. Gambar 3. Ransum tikus percobaan Keterangan: A : ransum kasein B : ransum isolat protein kedelai C : ransum daging sapi D : ransum fruit soy bar E : ransum non-protein Tabel 10. Hasil analisis proksimat ransum Ransum Kadar Air Abu Protein Lemak Kasein 16.35 4.21 10.92 8.32 Daging sapi 13.99 4.24 10.99 8.11 Isolat protein kedelai 14.65 4.38 11.29 8.07 Fruit soy bar 15.14 4.18 10.31 14.24 Non-protein 15.66 4.10 1.00 7.81 Tabel 10 menunjukkan nilai kadar protein ransum sampel yang relatif dekat dengan nilai standar AOAC 10. Jadi, dapat dikatakan ransum tersebut tercampur secara homogen. Pada intinya, sejumlah ransum tersebut sudah menunjukkan kondisi isoprotein. Namun demikian, terdapat hal yang menyimpang yaitu kadar air semua sampel ransum yang terlalu tinggi. Padahal berdasarkan standar AOAC, kadar air ransum tikus percobaan sebesar 5. Hal ini mungkin disebabkan oleh kandungan air yang terdapat dalam bahan penyusun ransum selain bahan sumber protein, terutama yang berasal dari pati jagung sumber karbohidrat. Selain itu, mungkin disebabkan oleh penyimpanan sampel ransum yang tidak tepat saat pra-analisis. Data lemak ransum FSB tinggi jauh lebih tinggi dari 8 merupakan hal yang wajar karena untuk mencapai kadar protein sesuai standar AOAC 10 diperlukan penyusun protein tepung FSB yang jauh lebih banyak jumlahnya 720.7 g kg ransum dibandingkan dengan penyusun protein pada ransum sampel pembandingnya kasein, tepung daging sapi, dan isolat protein kedelai yaitu antara 119 – 129 g kg ransum. Selain itu, kadar lemak sampel FSB sendiri pun tinggi 11.97.