Perkembangan Berat Badan dan Feed Conversion Efficiency FCE

19 badannya. Penurunan berat badan yang mencolok terjadi pada kelompok tikus yang diberi ransum non-protein. Nilai FCE menerangkan korelasi antara perubahan berat tikus terhadap jumlah ransum gram yang dikonsumsi selama hari percobaan. Berdasarkan nilai FCE yang digambarkan pada Tabel 11, terlihat bahwa nilai FCE dari masing-masing kelompok tikus perlakuan berbeda sangat nyata p0.01 dengan uji jarak Duncan berdasarkan hasil analisis sidik ragam Lampiran 6. Nilai FCE kelompok ransum daging sapi menempati posisi paling tinggi 30.29, hal tersebut masuk akal karena jumlah konsumsi ransum kelompok ini memang paling tinggi daripada jumlah konsumsi ransum kelompok lainnya. Selain itu, protein hewani memiliki availabilitas yang tinggi di dalam tubuh. Selanjutnya diikuti oleh nilai FCE kelompok ransum kasein dan kelompok ransum isolat protein kedelai yang masing-masing bernilai 23.13 dan 17.54. Kondisi fisik tikus percobaan tampak lincah karena kecukupan energi yang terpenuhi. Sementara itu, nilai FCE dari kelompok ransum FSB dan kelompok ransum non-protein bernilai negatif, masing-masing bernilai -3.64 dan -15.21. Meskipun kedua nilai FCE tersebut bernilai negatif yang artinya mengalami penurunan berat badan selama percobaan, tetapi penyebabnya berbeda. Untuk kelompok ransum FSB, jumlah ransum yang dikonsumsi jauh lebih kecil daripada jumlah ransum yang dikonsumsi oleh keempat kelompok lainnya. Hal ini mungkin disebabkan ransum FSB itu memberikan efek cepat kenyang yang nyata bagi tikus percobaan meskipun dalam jumlah yang sedikit disebabkan oleh tingginya kandungan serat. Kelompok ini menunjukkan keadaan fisik yang lincah layaknya kelompok ransum daging sapi, isolat protein kedelai, dan kasein. Indikasi tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Wahjuningsih et al 2005 yang menyatakan bahwa diet serat tinggi high fiber diet, yang berasal dari konsentrat serat kedelai, mampu menekan kenaikan berat badan tikus percobaan sekalipun jumlah konsumsi pakan kelompok tersebut relatif sama dengan jumlah konsumsi pakan kelompok lain kelompok diet standar dan kelompok diet serat rendah. Menurut Muchtadi 2001, dengan adanya serat membutuhkan waktu mengunyah lebih lama, dan hal ini akan menstimulir ekskresi saliva air liur dan cairan lambung lebih banyak. Sekresi yang berlebihan ini akan menyebabkan perut merasa kenyang. Lain halnya dengan kelompok ransum non-protein. Meskipun jumlah ransum yang dikonsumsi relatif sama tinggi dengan jumlah ransum yang dikonsumsi kelompok ransum selain kelompok ransum FSB, kelompok non-protein mengalami penurunan berat badan yang drastis. Hal ini disebabkan kelompok tersebut kekurangan zat gizi protein dimana ransum yang dikonsumsi tidak ditambahkan sumber protein. Meskipun ransum tersebut dinyatakan memiliki kadar protein 1, protein tersebut diduga merupakan zein yang berasal dari pati jagung. Sediaoetama 1976 diacu dalam Tasar menyatakan kandungan protein dalam maizena, yaitu zein, ternyata tidak mengandung glisin atau lisin dan hanya sedikit sekali triptofan. Bila tikus percobaan muda diberi pakan yang mengandung semua zat dalam jumlah yang cukup kecuali satu-satunya jenis protein yang terdapat hanya-lah zein, maka tikus ini akan berhenti tumbuh, menjadi sakit dan selanjutnya tidak dapat hidup lama lagi. Kekurangan asupan protein dalam ransum menyebabkan gangguan pada penyerapan dan transportasi zat-zat gizi, sehingga ransum yang dikonsumsi tidak dapat menambah massa otot, bahkan sebaliknya. Jadi, makanan yang dikonsumsi ini hanya berfungsi untuk mempertahankan hidup. Keadaan fisik tikus percobaan kelompok non-protein tampak tidak aktif. 20

4.4 Protein Efficiency Ratio PER dan Net Protein Ratio NPR

Perhitungan PER diperoleh berdasarkan perbandingan antara pertambahan berat badan dan jumlah protein yang dikonsumsi. Pada hakikatnya, perhitungan PER ini hampir sama dengan perhitungan FCE, yang membedakan adalah pembaginya. Dalam PER pembaginya adalah jumlah protein yang dikonsumsi, sedangkan pada dalam FCE pembaginya adalah jumlah ransum yang dikonsumsi. Angka jumlah protein diperoleh dari 10 angka jumlah ransum. Perbandingan nilai PER disajikan dalam Gambar 5 dan Lampiran 7. Gambar 5. Perbandingan nilai PER Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata p0.01 dengan uji jarak Duncan. Berdasarkan nilai PER yang digambarkan pada Gambar 5, terlihat bahwa nilai PER dari masing-masing kelompok tikus perlakuan berbeda sangat nyata p0.01 dengan uji jarak Duncan berdasarkan hasil analisis sidik ragam Lampiran 8. Nilai PER menjelaskan semua protein digunakan hanya untuk pertumbuhan tubuh Muchtadi 2010. Jika dilihat dari grafik, ada hal yang mencolok, yaitu nilai PER kelompok ransum FSB yang bernilai negatif -0.36. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya pada pembahasan FCE, kelompok tersebut mengalami penurunan berat badan. Menurut Sam dan Manuel 2002, beberapa studi pada hewan dan manusia yang obesitas menyatakan bahwa kedelai sebagai makanan sumber protein mempunyai efek antiobesitas yang penting bagi tubuh. Kelompok FSB ini memiliki PER negatif berarti tidak cukup protein untuk pertumbuhan, namun mungkin hanya cukup untuk pemeliharaan tubuh yang akan dijawab oleh nilai NPR. Pertumbuhan tubuh berarti peningkatan massa otot, dimana peningkatan massa otot hanya mungkin terjadi apabila ketersediaan campuran asam-asam amino lebih banyak dibandingkan ketersediaannya untuk pemeliharaan jaringan tubuh Muchtadi, 2010. Semua nilai PER sampel uji dilakukan koreksi Lampiran 7, dengan alasan sampel kasein yang dijadikan sebagai sampel protein standar pada penelitian ini bukan merupakan kasein ANRC Animal Nutrition Research Council. Nilai PER terkoreksi daging sapi sebesar 3.27, isolat protein kedelai 1.90, dan FSB -0.39. Nilai NPR memecahkan masalah-masalah teoritis yang terdapat dalam metode PER. Dalam PER, semua protein yang dikonsumsi dianggap hanya digunakan untuk pertumbuhan. Padahal, protein yang dikonsumsi tersebut sebagian ada yang digunakan untuk pemeliharaan maintenance tubuh -1 1 2 3 4 2.31 c 3.03 d 1.75 b -0.36 a P E R Protein Eficiency Ratio Casein Beef Soy Protein Isolate Fruit Soy Bar 21 Muctadi, 2010. Pada penentuan parameter NPR diperlukan data penurunan berat badan yang dihitung sebagai rata-rata dari grup tikus yang menerima ransum non-protein. NPR dihitung untuk tiap ekor tikus, dan nilainya dirata-ratakan untuk tiap grup. Rataan penurunan berat badan grup non- protein pada penelitian ini sebesar 9.4 g. Gambar 6 menjelaskan perbandingan nilai NPR Lampiran 9. Gambar 6. Perbandingan nilai NPR Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata p0.01 dengan uji jarak Duncan. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 10 menunjukkan bahwa NPR kelompok kasein tidak berbeda nyata dengan NPR kelompok daging sapi p0.01 dengan uji jarak Duncan, dan NPR kelompok isolat protein kedelai tidak berbeda nyata dengan NPR kelompok FSB p0.01 dengan uji jarak Duncan. Salah satu hal yang menarik untuk dibahas, yaitu nilai NPR kelompok FSB. Nilai NPR kelompok ransum FSB 3.63 yang tidak berbeda nyata dengan nilai NPR kelompok ransum isolat protein kedelai 3.71 berarti bahwa ketersediaan protein pada FSB itu cukup baik untuk pemeliharaan tubuh. Hal tersebut pada kenyataannya dapat ditunjukkan dengan kondisi fisik kelompok tikus tersebut yang sehat, dengan aktivitas bergerak lincah. Jadi, jika dikaitkan antara nilai PER dan NPR pada kelompok ransum FSB dapat dikatakan bahwa ketersediaan protein pada FSB cukup baik untuk pemeliharaan tubuh agar tetap sehat, tetapi tidak sampai menimbulkan pertambahan berat badan. Dengan demikian, FSB ini cocok bagi orang yang sedang menjalankan „program diet‟ istilah orang awam yang ingin tetap sehat tetapi tidak mengakibatkan bertambah berat badan. 4.5 True Digestibility TD, Biological Value BV, dan Net Protein Utilization NPU Nilai True Digestibility TD, Biological Value BV, dan Net Protein Utilization NPU diperoleh dengan cara mengoleksi volume urin, dan berat feses yang telah dikeringkan dari masing- masing kelompok tikus percobaan Lampiran 11. Daya cerna protein adalah jumlah fraksi nitrogen dari bahan makanan yang dapat diserap oleh tubuh. Tidak semua protein dapat dihidrolisis oleh enzim pencernaan menjadi asam-asam amino. 2 4 6 4.85 b 5.13 b 3.71 a 3.63 a NPR Net Protein Ratio Casein Beef Soy Protein Isolate Fruit Soy Bar