Persiapan dan analisis proksimat ransum

12 Tabel 6. Rancangan komposisi ransum percobaan Komponen Sumber Jumlah Perhitungan Protein Protein standar protein uji 10 Lemak Minyak jagung 8 Mineral Campuran mineral 5 Vitamin Campuran vitamin 1 1 Serat CMC 1 Air Air minum 5 Karbohidrat Pati jagung sisanya 100 – lainnya Sumber: AOAC 1995.

3.3.2.2 Pengelolaan tikus percobaan

Tikus percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus putih galur Sprague Dawley yang berumur 4 minggu, lepas sapih, dan berjenis kelamin jantan, yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka. Pemilihan hewan jantan diduga karena terdapat perbedaan hormon, sehingga hewan jantan mempunyai pertambahan bobot badan lebih cepat daripada hewan jantan yang dikebiri atau betina Parakkasi, 1988 diacu dalam Yudi dan Parakkasi, 2005. Jumlah tikus percobaan yang digunakan sebanyak 45 ekor. Tikus dikandangkan secara individual dalam kandang metabolik guna memperoleh feses dan urin secara terpisah. Kandang terbuat dari stainless steel berlubang-lubang berukuran sekitar 17,5 x 23,75 x 17,5 cm. Kandang berlokasi pada ruangan dengan suhu optimum 22-24°C, kelembaban udara 50-60, ventilasi yang cukup, namun tidak ada jendela yang terbuka, dan bebas dari kebisingan, asap industri, dan polutan lainnya. Selain itu, ruangan juga mudah dibersihkan dan disanitasi Muchtadi, 2010. Masa adaptasi Masa adaptasi tikus dilakukan selama satu minggu sebelum melakukan perlakuan. Masa adaptasi berguna untuk membiasakan tikus percobaan terhadap lingkungan percobaan. Selain itu, dengan masa adaptasi dapat diketahui apakah tikus percobaan dapat terus digunakan dalam masa pengujian. Semua tikus percobaan diberi ransum protein kasein. Ransum diberikan secara ad libitum berlebihan untuk memberikan keleluasaan bagi tikus percobaan. Dengan demikian, dapat diketahui pola makan dari setiap tikus percobaan sebelum memasuki masa percobaan. Selama masa adaptasi ini semua tikus diberi ransum sebanyak 15 gram. 13 Seleksi dan klasifikasi Setelah melewati masa adaptasi, seleksi terhadap tikus percobaan untuk mengetahui kondisi kesehatan tikus percobaan. Sekaligus dilakukan klasifikasi terhadap sejumlah 45 ekor tikus percobaaan tersebut ke dalam lima kelompok perlakuan berdasarkan berat badan tikus. Klasifikasi tersebut dibedakan dengan perlakuan pemberian ransum protein Tabel 7. Variasi berat badan antar tikus dalam satu kelompok tidak melebihi 10 g, dan variasi rataan berat badan antar kelompok tidak melebihi 5 g Muchtadi, 2010. Tabel 7. Klasifikasi tikus perlakuan Kelompok Tikus Perlakuan Kasein Tikus yang diberi ransum protein kasein standar Daging sapi Tikus yang diberi ransum protein daging sapi Isolat protein kedelai Tikus yang diberi ransum protein isolat protein kedelai Fruit soy bar Tikus yang diberi ransum protein fruit soy bar Non-protein Tikus yang diberi ransum non-protein Masa percobaan Percobaan dilakukan selama 28 hari. Pengamatan yang dilakukan yaitu perhitungan jumlah ransum yang dikonsumsi per hari dan penimbangan berat badan per dua hari. Ransum diberikan secara ad libitum feeding, begitu pun keperluan minumnya. Selama masa adaptasi, semua tikus diberi ransum kasein sebanyak 15 g setiap hari per ekor dan masih terdapat sisa ransum. Dengan demikian, ditetapkan jumlah 15 g per hari ransum sesuai dengan sampel perlakuan untuk setiap ekor tikus percobaan pada awal pelaksanaan penelitian. Namun, seiring berjalan waktu, terdapat kelompok tikus yang nafsu makannya meningkat, sehingga jumlah ransum dinaikkan menjadi 20 g hingga 25 g per hari per ekor tikus percobaan. Pengumpulan feses dan urin Pengumpulan feses dan urin dilakukan selama 10 hari terakhir dan dilakukan setiap hari. Pengerjaan ini dilakukan seteliti mungkin sehingga diyakini tidak ada feses atau urin yang terbuang. Oleh karena itu, penampungan feses dan urin dirancang dengan sebaik mungkin Gambar 2. Botol panampung urin diberi ± 1 ml larutan H 2 SO 4 5 untuk mencegah penguapan amoniak. Selama percobaan urin dan feses yang dikumpulkan terpisah untuk masing-masing tikus, selanjutnya disimpan dalam refrigerator selama menunggu akhir percobaan. Gambar 2. Kandang metabolik a Seperangkat kandang metabolik lengkap b Corong feses dan urin c Wadah penampung feses dan urin a b c