Kemitraan Strategi Peningkatan Mutu Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir ( PEMP ) Di Kabupaten Maluku Tenggara

70 akan mendukung KMP mewujudkan tertib administrasi, transparansi dan akuntabilitas usaha, sehingga akan menumbuhkan kepercayaan antar anggota kelompok dan lembaga-lembaga mitra pemerintah, koperasi dan lembaga perbankan. Demikian juga penghantaran DEP dalam mendukung UEP harus lebih ditingkatkan agar dapat membantu dalam penguatan usaha intensifikasi, pengembangan usaha ekstensifikasi, dan perluasan usaha diversifikasi, dengan itu akan terbangun kekuatan KMP yang selanjutnya secara mandiri dapat mengelola UEP bahkan dapat memberikan multiplier effect dan breakdown effect bagi kelompok masyarakat lainnya. Nilai manfaat ekonomi berupa peningkatan pendapatan dari UEP yang dilaksanakan oleh KMP merupakan tujuan utama program PEMP sebagai salah satu bentuk upaya pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir. Untuk itu dibutuhkan upaya peningkatan pemahaman tentang teknis pengelolaan UEPDEP. Manajemen usaha yang diterapkan oleh KMP dalam melakukan UEP terutama dalam hal keterampilan merencanakan usaha, kemampuan teknis, keterampilan mengelola keuangan dan kemampuan mengembangkan jaringan kemitraan akan sangat membantu efektifitas dan pengembangan UEP. Dengan perbaikan-perbaikan seperti yang dikemukakan diatas, diharapkan status keberlanjutan dari elemen kinerja Kapasitas Pemanfaat dapat ditingkatkan menjadi lebih baik sehingga pelaksanaan Program PEMP dapat berkelanjutan.

d. Kemitraan

Kemitraan yang baik akan berpengaruh secara signifikan terhadap proses pencapain misi dari program PEMP. Keterlibatan pemangku kepentingan yang dibingkai dalam sebuah kemitraan, akan melahirkan sinergitas yang tinggi dan pembagian peran yang efektif. Kemitraan yang dibangun dalam pelaksanaan Program PEMP tidak bisa dipisahkan dari peran pemangku kepentingan dan peran pelaksana program sebagai penentu keberhasilan kemitraan tersebut. Berbagai alasan yang diberikan mengapa kemitraan masih rendah, antara lain misalnya belum adanya dukungan yang kuat dari para pemangku kepentingan sehingga belum terjalinnya kerjasama dan tidak terjadi sinergitas dalam pelaksanaan Program PEMP. 71 Berdasarkan hasil analisis Leverage dengan menggunakan RAPFISH seperti yang ditunjukan pada Tabel 14, terlihat besaran pengaruh yang diberikan oleh berbagai faktor terhadap capaian status kinerja Kemitraan dalam Program PEMP. Dari 5 atribut yang dinilai, terlihat bahwa terdapat 1 atribut yang pengaruhnya “cukup kuat” terhadap kinerja Kemitraan dalam Program PEMP karena nilainya berada pada kisaran 40 – 60, yaitu pembinaan DEP oleh Mitra Program PEMP. Tabel 14. Atribut yang mempengaruhi kinerja Kemitraan No Atribut Yang Berpengaruh Nilai Leverage 1 Pembinaan DEP oleh Mitra program PEMP 40,4 2 Peran Mitra dalam mendukung program PEMP 65,6 3 Perguliran DEP yang difasilitasi oleh Mitra program PEMP 67,2 4 Penguatan modal LEPP-M3 oleh lembaga keuangan lainnya 84,8 5 Sharing dana oleh Mitra program PEMP 93,2 Selain itu terdapat 2 atribut yang pengaruhnya “lemah” terhadap kinerja Kemitraan dalam Program PEMP karena nilainya berada pada kisaran 60 – 80, yaitu peran Mitra dalam mendukung Program PEMP, dan perguliran DEP yang difasilitasi oleh Mitra Program PEMP. Disamping itu juga terdapat 2 atribut yang pengaruhnya “sangat lemah” terhadap kinerja Kemitraan dalam Program PEMP karena nilainya berada pada kisaran 80 – 100 yaitu penguatan modal LEPP-M3 oleh lembaga keuangan lainnya, dan sharing dana oleh Mitra Program PEMP. Atribut-atribut diatas saling mempengaruhi satu dengan lainnya sehingga membentuk satu kesatuan kinerja Kemitraan dalam pelaksanaan Program PEMP, dimana berdasarkan hasil analisis Ordinasi yang telah dijelaskan sebelumnya terlihat bahwa kinerja Kemitraan mencapai nilai 72,89. Oleh karena nilai tersebut berada dalam kisaran 60 - 80 maka dapat disimpulkan bahwa status keberlanjutan dari elemen kinerja Kemitraan dalam pelaksanaan Program PEMP di Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara termasuk dalam kategori “buruk”. Buruknya status keberlanjutan dari elemen kinerja Kemitraan ini antara lain disebabkan karena masih belum dilibatkannya berbagai pihak yang mempunyai 72 keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pelaksanaan Program PEMP. Peran pihak eksekutif dalam Program PEMP baru hanya sebatas memberikan sharing dana untuk kegiatan sosialisasi. Sementara pihak legislatif, yudikatif, kalangan dunia usaha, perguruan tinggi, lembaga adat dan lembaga swadaya masyarakat belum dilibatkan secara aktif sebagai mitra Program PEMP. Dengan kondisi demikian pembinaan terhadap usaha ekonomi produktif yang diharapkan dari mitra Program PEMP praktis tidak berjalan. Disamping itu perguliran DEP yang diharapkan dapat difasilitasi oleh kalangan dunia usaha sebagai mitra Program PEMP juga tidak dapat dilaksanakan, padahal di Kabupaten Maluku Tenggara banyak terdapat perusahan-perusahan perikanan yang dapat dilibatkan sebagai mitra program PEMP. Demikian juga dengan penguatan modal LEPP-M3 yang diharapkan dari lembaga keuangan lainnya tidak dapat berjalan, karena sampai saat ini pengelola Program PEMP belum membangun jaringan kerja dengan lembaga-lembaga keuangan lainnnya yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara. Dengan melakukan perbaikan terhadap beberapa hal yang dikemukakan diatas, diharapkan status keberlanjutan dari elemen kinerja Kemitraan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik sehingga pelaksanaan Program PEMP dapat berkelanjutan.

e. Persepsi Pemangku Kepentingan Stakeholders