72 keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pelaksanaan Program PEMP.
Peran pihak eksekutif dalam Program PEMP baru hanya sebatas memberikan sharing dana untuk kegiatan sosialisasi. Sementara pihak legislatif, yudikatif,
kalangan dunia usaha, perguruan tinggi, lembaga adat dan lembaga swadaya masyarakat belum dilibatkan secara aktif sebagai mitra Program PEMP.
Dengan kondisi demikian pembinaan terhadap usaha ekonomi produktif yang diharapkan dari mitra Program PEMP praktis tidak berjalan. Disamping itu
perguliran DEP yang diharapkan dapat difasilitasi oleh kalangan dunia usaha sebagai mitra Program PEMP juga tidak dapat dilaksanakan, padahal di Kabupaten Maluku
Tenggara banyak terdapat perusahan-perusahan perikanan yang dapat dilibatkan sebagai mitra program PEMP. Demikian juga dengan penguatan modal LEPP-M3
yang diharapkan dari lembaga keuangan lainnya tidak dapat berjalan, karena sampai saat ini pengelola Program PEMP belum membangun jaringan kerja dengan
lembaga-lembaga keuangan lainnnya yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara. Dengan melakukan perbaikan terhadap beberapa hal yang dikemukakan diatas,
diharapkan status keberlanjutan dari elemen kinerja Kemitraan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik sehingga pelaksanaan Program PEMP dapat berkelanjutan.
e. Persepsi Pemangku Kepentingan Stakeholders
Keberhasilan suatu program sangat dipengaruhi oleh persepsi orang-orang yang terkait baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan program itu.
Adapun mereka yang terkait secara langsung dengan program PEMP ini antara lain Pemerintah Daerah, KM, TPD, anggota LEPP-M3 dan masyarakat pesisir sebagai
penerimapemanfaat program PEMP, sedangkan yang terkait secara tidak langsung antara lain, pihak legislatif, yudikatif, kalangan dunia usaha, perguruan tinggi,
lembaga adat dan lembaga swadaya masyarakat. Gambaran tentang persepsi pemangku kepentingan yang cenderung negatif
terhadap program PEMP umumnya terkait dengan pemahaman pemangku kepentingan terhadap Program PEMP itu sendiri, kesesuaian peran pemangku
kepentingan dalam Program PEMP, dan relevansi program dan anggaran dari pemangku kepentingan. Selain itu kemampuan KM dan TPD, serta penunjukan
73 Bank Pelaksana menjadi hal yang paling banyak disoroti dalam pelaksanaan
Program PEMP di Kabupaten Maluku Tenggara.
Tabel 15. Atribut yang mempengaruhi kinerja Pemangku Kepentingan
No Atribut Yang Berpengaruh
Nilai Leverage 1 Kesesuaian
peran stakeholders dalam program PEMP
12,22 2
Relevansi program dan anggaran dari stakeholders 12,37 3 Pemahaman
stakeholders tentang program PEMP 23,10
Berdasarkan hasil analisis Leverage dengan menggunakan RAPFISH seperti yang ditunjukan pada Tabel 15, terlihat besaran pengaruh yang diberikan oleh
berbagai faktor terhadap capaian status kinerja Pemangku Kepentingan dalam pelaksanaan Program PEMP. Dari 3 atribut yang dinilai, terlihat bahwa terdapat 2
atribut yang pengaruhnya “sangat kuat” terhadap kinerja Pemangku Kepentingan dalam Program PEMP karena nilainya berada pada kisaran 0 – 20, yaitu kesesuaian
peran Stakeholders dalam Program PEMP, dan Relevansi program dan anggaran dari Stakeholders. Selain itu juga terdapat 1 atribut yang pengaruhnya “kuat”
terhadap kinerja Pemangku Kepentingan dalam pelaksanaan Program PEMP karena nilainya berada pada kisaran 20 – 40, yaitu pemahaman Stakeholders tentang
Program PEMP. Atribut-atribut diatas saling mempengaruhi satu dengan lainnya sehingga
membentuk satu kesatuan kinerja Pemangku Kepentingan dalam pelaksanaan Program PEMP, dimana berdasarkan hasil analisis Ordinasi yang telah dijelaskan
sebelumnya terlihat bahwa kinerja Pemangku Kepentingan mencapai nilai 75,08. Oleh karena nilai tersebut berada dalam kisaran 60 - 80 maka dapat disimpulkan
bahwa status keberlanjutan dari Pemangku Kepentingan dalam pelaksanaan Program PEMP di Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara termasuk dalam
kategori “buruk”. Buruknya status keberlanjutan dari elemen kinerja Pemangku Kepentingan ini
antara lain disebabkan karena kesesuaian peran pemangku kepentingan serta
74 relevansi program dan anggaran belum berjalan sebagaimana yang diharapkan, hal
ini terjadi karena masih kurangnya pemahaman pemangku kepentingan terhadap Program PEMP yang telah dilaksanakan selama ini.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa persepsi pemangku kepentingan termasuk masyarakat sebagai pemanfaat program dipengaruhi oleh beberapa hal.
Adanya informasi yang keliru tentang program PEMP, ternyata memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap persepsi pemangku kepentingan dan masyarakat sebagai
pemanfaat program tentang Program PEMP itu sendiri. Adapun informasi yang keliru itu muncul karena keberadaan program-program lain di luar Program PEMP.
Banyak program lain diluar Program PEMP yang menggulirkan dana bantuan ke masyarakat pemanfaat dengan sistem hibah, sehingga masyarakat tidak perlu
mengembalikan dana yang sudah didapat. Hal itu sangat mempengaruhi pandangan pemangku kepentingan dan masyarakat sebagai pemanfaat program PEMP, dimana
mereka beranggapan bahwa Program PEMP juga merupakan hibah, dan bukan dalam bentuk dana bergulir. Terkait dengan beberapa hal tersebut maka keterlibatan
pemangku kepentingan untuk berpartisipasi aktif dalam sosialisasi juga merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam. membentuk persepsi masyarakat.
Pembelajaran yang dapat ditarik dari evaluasi kinerja pemangku kepentingan adalah sebagai berikut :
¾ Pe rse p si ya ng b a ik d a ri p e ma ng ku ke p e nting a n a ka n te rb a ng un me la lui p ro se s p e ng ha nta ra n info rm a si ya ng b e na r d a n inte nsif m e ng e na i ha l-
ha l ya ng te rka it d e ng a n p ro g ra m PEMP, b a ik ya ng b e rsifa t sub sta nsi m a up un m a na je m e n. Se la in itu, p e rse p si ya ng b a ik d a ri p e m a ng ku
ke p e nting a n d a p a t te rb a ng un d a n d ip e ng a ruhi o le h ke m a m p ua n p e la ksa na p ro g ra m m e na m p ilka n p ra kte k-p ra kte k tra nsp a ra nsi d a n
a kunta b ilita s. ¾ Ke te rlib a ta n p e ma ng ku ke p e nting a n umumnya ma sih b e rsifa t p a rtisip a si
se m a ta ya ng ha nya m e ng ukur m a nfa a t ya ng d a p a t d ip e ro le h d a ri ke te rlib a ta nnya ta np a m e liha t ting ka t urg e nsi d a n ke m a nfa a ta n ya ng
d a p a t d ip e ro le h d e ng a n ke te rlib a ta nnya . Me num b uhka n p a rtisip a si se ja ti d a ri p e m a ng ku ke p e nting a n ha nya d a p a t te rja d i jika d id e ka ti
d e ng a n te knik p e rsua sif, ko nsiste n, d a n ke ikhla sa n. Se a in itu, p e rlu m e la hirka n p re se d e n-p re se d e n ya ng b a ik d a la m b e ntuk ka rya p re se ta si
75
untuk m e ng g a ntika n p re se d e n-p re se d e n b uruk p a d a m a sa la lu, se hing g a se c a ra p e rla ha n p e m a ng ku ke p e nting a n d a p a t m e liha t
m a nfa a t d a ri Pro g ra m PEMP.
Dengan perbaikan-perbaikan seperti yang dikemukakan diatas, diharapkan status keberlanjutan dari elemen kinerja Pemangku Kepentingan dapat ditingkatkan
menjadi lebih baik sehingga pelaksanaan Program PEMP dapat berkelanjutan.
5.2. Analisis Skala Prioritas Alternatif Kebijakan Peningkatan Mutu Program PEMP