BAB VI PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
PLAZA
6.1 Sirkulasi Tapak.
Sirkulasi yang ada adalah sirkulasi kendaraan bermotor, sepeda dan pejalan kaki di bagian luar tapak dan sirkulasi untuk pejalan kaki dan sepeda di
dalam tapak. Fakultas FSRD terdiri dari beberapa gedung yang berbeda, tempat parkir yang ada di luar tapak dan arus sirkulasi yang cukup tinggi dari satu tempat
ke tempat lain. Bentuk sirkulasi diupayakan supaya dapat memfasilitasi kebutuhan sirkulasi pengguna tapak dan tidak berada di luar jalur sirkulasi yang ada.
6.1.1 Jalur Kendaraan Jalur kendaraan bermotor berada diluar tapak FSRD, ISI Yogyakarta. Jalur
kendaraan dimulai dari gerbang utama ISI Yogyakarta mengelilingi tapak. Ada tiga buah lapangan parkir yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna tapak yang
menggunakan kendaraan bermotor. Khusus untuk pengguna kendaraan bermotor roda dua dapat juga mengakses tapak dari sebelah utara tapak dimana terdapat
jalur alternatif yang berbatasan dengan area pemukiman.
6.1.1.1 Sirkulasi Kendaraan Bermotor Jalur sirkulasi pengguna kendaraan bermotor dibiarkan tetap seperti pada
kondisi awalnya. Bahan yang digunakan sebagai perkerasan untuk jalur sirkulasi kendaraan bermotor adalah aspal.
6.1.1.2 Sirkulasi Sepeda Sirkulasi sepeda ditambahkan pada sirkulasi diluar tapak. Sirkulasi sepeda
yang digunakan bersifat right-of-way yang terpisah dengan sirkulasi kendaraan bermotor seperti pada Gambar 26, gunanya adalah untuk memberikan area yang
aman bagi pengguna sepeda. Jalur sepeda pada luar tapak ditambahkan pada trotoar di bahu jalan. Dan hanya ada pada jalur sirkulasi disekeliling tapak.
Pengguna sepeda nantinya akan dapat memarkir sepedanya di 3 rak sepeda yang terletak pada dua area utama pada bagian pinggiran tapak gambar 27.
Gambar 26. Area peruntukan jalur sirkulasi pengguna sepeda sekaligus jalur pejalan kaki pada tapak.
Gambar 27. Area Parkir sepeda berupa rak sepeda. Jalur sepeda memiliki lebar kurang lebih 3000 cm karena fungsinya yang
terintegrasi dengan jalur pejalan kaki pada luar tapak. Ini berdasarkan
perhitungan lebar yang dibutuhkan untuk satu sepeda adalah 1500 centimeter dan lebar untuk dua orang pejalan kaki minimal adalah 1500 centimeter. Jalur sepeda
berada pada trotoar dengan level yang lebih tinggi dari jalan.
Gambar 28. Contoh detail jalur sirkulasi sepeda dan pejalan kaki pada tapak.
Selain itu diantara jalur sirkulasi sepeda dan jalan utama juga terdapat pembatas berupa rumput yang menjadi pemisah antara jalur sirkulasi kendaraan
bermotor dengan jalur sirkulasi sepeda dan pejalan kaki pada bagian luar tapak. Jenis perkerasan yang digunakan pada tapak adalah paving block. Paving block
memiliki durabilitas yang cukup baik dan memiliki penampilan yang cukup estetis. Paving blok aman dipakai sebagai perkerasan untuk jalur sepeda karena yang
tidak memiliki rongga yang besar seperti triheksagonal paving block untuk menghindari terjadinya kecelakaan pada pengguna sepeda.
Gambar 29. Contoh paving block triheksagonal yang digunakan pada jalur sepeda. Parkir untuk sepeda dibuat dalam bentuk rak sepeda sederhana yang
berada di dekat main entrance dan side entrance. Rak sepeda yang ada pada masing-masing lokasi parkir sepeda dapat mengakomodasi sekitar 12-15 unit
sepeda.
Jalur kendaraan bermotor Buffer Jalur sepedapedestrian
Gambar 30. Contoh rak sepeda sederhana yang dapat diterapkan pada tapak 6.1.2 Jalur Pejalan Kaki
Sirkulasi pejalan kaki dibuat untuk dapat mengakomodasi tapak semaksimal mungkin. Pada bagian luar tapak sirkulasi pejalan kaki tergabung
dengan sirkulasi sepeda, yaitu pada pedestrian yang ada hampir disekeliling tapak. Hal ini bisa dilihat pada Gambar 26.
Penggunaan sirkulasi dari di area tengah tapak yang menghubungkan semua gedung perkuliahan sangat tinggi. Sirkulasi eksisting pada tapak
mengggunakan sirkulasi dengan jalur-jalur sempit dan kurang memadai untuk mengakomodasi volume dan kebutuhan pengguna tapak. Akibatnya banyak
pengguna tapak yang memilih melintasi area rumput dari pada mengikuti jalur sirkulasi yang ada.
Gambar 31. Area sirkulasi berdasarkan kondisi eksisting area plaza FSRD.
Untuk mengakomodasi
kebutuhan pengguna, area plaza yang diberi
perkerasan dibuat menjadi lebih luas. Aksesibilitas dari gedung-gedung yang ada diupayakan supaya menjadi lebih terarah. Jalur-jalur yang ada dibuat lebih lebar
sehingga dapat menampung volume pengguna yang lebih besar. Semua area sirkulasi diarahkan kebagian tengah amphiteater yang ada, sehingga amphiteater
menjadi central tapak dan dapat berfungsi sebagai meeting point. Dengan demikian sirkulasi ini juga menjadi penghubung antara semua ruang yang ada
pada tapak.
Gambar 32. Hasil desain area sirkulasi pejalan kaki pada tapak.
Jalur sirkulasi pada tapak terdiri dari beberapa jenis perkerasan. Pada area entrance pada tapak perkerasan yang digunakan berupa concrete pavement warna
abu-abu muda dengan relief berupa motif kawung, untuk menandakan area entrance sekaligus bagian terluar tapak. Selain pada bagian entrance, perkerasan
menggunakan concrete juga digunakan untuk area tangga pada amphitheatre.
Gambar 33. Contoh perkerasan pada sirkulasi pejalan kaki pada tapak.
Gambar 34. Area pada tapak yang menggunakan perkerasan berupa concrete.
Gambar 35. Area pada tapak yang menggunakan perkerasan berupa paving block triheksagonal cat hijau.
Pada bagian sirkulasi utama didalam plaza menggunakan perkerasan berupa paving block triheksagonal yang dicat hijau untuk memberikan aksen
warna pada tapak. Sedangkan pada bagian utama plaza yaitu amphitheatre, menggunakan perkerasan berupa slab stone berwarna hitam.
Gambar 36. Area pada tapak yang menggunakan perkerasan berupa slab stone warna hitam.
6.1.3 Bollard Seringkali jalur pejalan kaki digunakan sebagai jalur sepeda motor.
Keadaan ini dapat dikendalikan dengan menambahkan bollard dan level untuk menghindari penyalahgunaan yang sama terjadi kembali. Bollard diletakan pada 3
area, yaitu pada welcome area utama tapak yang berada tepat di depan gedung dekanat FSRD, pada sebelah utara tapak berbatasan langsung dengan tempat
parkir, dan pada sebelah selatan tapak yang tadinya merupakan jalan setapak yang diciptakan oleh pengguna tapak.
Bollard yang digunakan adalah bollard beton dengan tinggi 75 centimeter, dan berjarak 60 cm satu sama lain. Bollard ini akan menjadi penanda batas tapak,
sehingga hanya pejalan kaki yang bisa memasuki tapak. Bahan beton dipilih dengan pertimbangan biaya dan tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang
terlalu tinggi.
Gambar 37. Contoh penggunaan bollard.
Gambar 38 . Area tapak dimana bollard digunakan.
Gambar 39. Detail bollard yang ada pada tapak
6.2 Tata Hijau