BAB IV KONSEP PERANCANGAN
4.1 Konsep Desain
Lanskap kampus Fakultas Seni Rupa dan Desain menitikberatkan pada sebuah plaza dengan amphitheatre di bagian tengah kampus yang menghubungkan
semua gedung fakultas. Plaza ini dapat dianggap sebagai central core dari keseluruhan tapak.
Plaza memiliki berbagai fungsi dan mengakomodasi kebutuhan berbagai pengguna. Plaza kampus merupakan ruang terbuka yang terletak di pusat kampus
yang juga merupakan pusat penghubung kegiatan ilmiah antara mahasiswa dengan universitas atau universitas dengan masyarakat. Perancangan terhadap Plaza
Fakultas Seni Rupa dan Desain, kampus ISI Yogyakarta ini didasarkan dalam sebuah konsep dasar yaitu memunculkan karakteristik budaya, yaitu pengguna
human culture dalam kawasan Fakultas Seni Rupa dan Desain dan identitas kampus ISI Yogyakarta sebagai kampus berwawasan seni dan budaya.
Desain yang akan dikembangkan terinspirasi dari sebuah motif batik khas Yogja yang dikenal dengan nama ‘Kawung’. Kawung adalah salah satu batik yang
digunakan oleh keluarga kesultanan Yogyakarta. Motif ini berasal dari buah dari pohon aren, yang dikenal juga dengan nama pohon enau yang menghasilkan
kolang-kaling. Pohon aren dari atas ujung daun sampai pada akarnya sangat berguna bagi kehidupan manusia, baik itu batang, daun, nira, dan buah. Secara
filosofis kawung memiliki makna yaitu manusia harus dapat berguna bagi siapa saja dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Inspirasi dari kawung ini dituangkan kedalam konsep tata ruang dimana
tiap bagian dari tapak memiliki kegunaan bagi pengguna tapak. Selain itu bentuk dari motif kawung ini juga dituangkan kedalam bentuk-bentuk elemen desain.
Meskipun tapak berada di Yogyakarta yang sarat akan unsur tradisionalnya namun tidak berarti bahwa semua elemen desain yang ada harus
menjadi serba tradisional. Unsur traditional sudah terwakili oleh gaya arsitektur bangunan yang ada. Maka pada plaza dapat diterapkan gaya yang lebih modern
dan tidak konvensional. Misalnya penggunaan warna yang mencolok pada point of interest atau signage tapak, untuk memberikan kesan menarik diluar warna-
warna monoton yang biasa digunakan pada kampus hitam, putih, kuning gading, coklat, hijau, dsb. Selain itu dapat juga dikembangkan elemen-elemen desain
dengan skala non-human untuk memberikan aksen pada tapak. Tentunya keseluruhan desain harus tetap menjaga kesatuan dan
keharmonisan tapak.
4.2 Pengembangan Konsep Desain