Analisis mikrobiologi Penelitian Utama

Hasil analisis logam berat Pb dan As pada minuman effervescent terpilih yaitu dengan konsentrasi Na-alginat 1 . Didapatkan nilai Pb timbal sebesar 0,18 ppm nilai ini lebih rendah dibandingkan SNI yaitu sebesar 0,20 ppm. Adanya kandungan Pb dalam produk diduga disebabkan adanya penambahan bahan baku yang mengandung Pb. Walaupun demikian nilai ini menunjukkan bahwa minuman effervescent pada penelitian ini layak untuk dikonsumsi. Nilai yang didapatkan pada analisis logam As tidak terdeteksi 0,01 ppm, yang berarti nilai As pada produk effervescent ini lebih rendah dari SNI yaitu sebesar 0,10 ppm. Arsenik merupakan unsur karsinogenik yang hampir selalu ditemukan secara alamiah di daerah pertambangan walaupun jumlahnya sangat sedikit. Sama halnya dengan Pb minuman effervescent ini sesuai dengan standar SNI untuk kadar logam berat As dan layak untuk dikonsumsi.

4.3.6. Analisis mikrobiologi

Analisis mikrobiologi penting dilakukan karena untuk menentukan mutu, apakah suatu produk dapat diterima oleh konsumen, karena berkaitan dengan masalah kesehatan tubuh. Analisis mikrobiologi dilakukan pada minuman effervescent yang terbaik pada penelitian utama dan minuman effervescent komersil. Uji mikrobiologi yang dilakukan terdiri dari uji TPC, Coliform dan Escherichia coli. 1 Uji Total Plate Count Total Plate Count TPC merupakan salah satu metode perhitungan jumlah mikroba dalam bahan pangan. Berdasarkan uji TPC minuman effervescent terpilih di dapatkan jumlah mikroba sebesar 2,5 x 10 2 koloniml. Persyaratan menurut SNI yaitu sebesar 2 x 10 2 koloniml. Hal ini berarti nilai TPC minuman effervescent telah sesuai dengan standar SNI yang ditetapkan. Begitu pula nilai TPC yang didapatkan dari minuman effervescent komersil yaitu sebesar 2,5 x 10 2 koloniml. Nilai TPC yang didapatkan menunjukkan kelayakan dari minuman effervescent yang dibuat. Nilai a w yang rendah berpengaruh terhadap jumlah mikroba pada bahan pangan. Nilai a w yang rendah berarti jumlah air yang dapat dimanfaatkan oleh mikroba untuk tumbuh pada bahan pangan tersebut sedikit sehingga akan menghambat pertumbuhan mikroba. Bakteri umumnya tumbuh dan berkembang baik hanya dalam media dengan nilai a w tinggi 0,91, khamir membutuhkan nilai a w lebih rendah 0,87-0,91, dan kapang lebih rendah lagi yaitu 0,80-0,87 Buckle et al. 1987. 2 Uji coliform dan Escherichia coli Mikroba perusak bahan pangan adalah bakteri, kapang, dan kamir. Pertumbuhan mikroba dapat dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yaitu pH, a w , nutrisi dan senyawa antimikroba. Faktor ekstrinsiknya antara lain suhu dan kelembaban relatif. Mikroba memiliki pH optimum berkisar antara 3,8-5,6 dan dapat tumbuh optimum pada suhu 22-37 o C. Berdasarkan uji yang dilakukan didapatkan nilai rata-rata coliform pada minuman effervescent terpilih sebesar 24 APMml. Nilai ini masih di atas standar SNI yaitu sebesar 20 APMml. Hal ini dikarenakan kondisi sanitasi pembuatan minuman yang kurang baik, diantaranya ruangan dan alat-alat yang digunakan dalam pembuatan. Berbeda dengan nilai coliform yang didapatkan dari minuman effervescent komersil yaitu 3 APMml. Perbedaan ini dikarenakan pembuatan minuman effervescent komersil memiliki teknologi dan sanitasi yang lebih baik. Setelah dilakukan uji coliform dilanjutkan dengan uji Escherichia coli terhadap produk minuman effervescent terpilih dan minuman effervescent komersil. Escherichia coli atau biasa disingkat E.coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri Gram negatif. Pada umumnya, bakteri ini menyebabkan masalah kesehatan pada manusia seperti diare, muntaber dan masalah pencernaan lainnya Buckle et al. 1987. Berdasarkan uji E.Coli didapatkan nilai negatif pada kedua produk. Nilai ini sesuai dengan standar SNI yaitu 3 APMml. Hasil ini menunjukkan bahwa minuman effervescent dalam penelitian ini layak untuk dikonsumsi.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Proses ekstraksi Na-alginat sebagai salah satu upaya pemanfaatan rumput laut coklat Sargassum filipendula yang diaplikasikan dalam produk minuman effervescent bercitarasa jeruk lemon sebagai fortifikasi serat dalam minuman Hasil evaluasi karakteristik Na-alginat dari Sargassum sp. menghasilkan nilai yang sesuai dengan standar kecuali pada nilai rendemen. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan minuman effervescent yang disukai oleh para panelis yaitu minuman effervescent dengan penggunaan konsentrasi Na-alginat sebanyak 1. Pengujian sensori pada produk effervescent hasil penelitian dengan minuman effervescent komersil menunjukkan nilai organoleptik yang berbeda nyata pada kedua produk tersebut. Uji fisika dan kimia didapatkan nlai kadar serat pangan dan kadar total gula yang berbeda nyata dimana kadar serat pangan dan kadar total gula pada minuman effervescent penelitian lebih tinggi dibandingkan dengan kadar serat pangan pada minuman effervescent komersial. Pengujian mikrobiologi dan logam berat didapatkan hasil bahwa minuman effervescent pada penelitian ini layak untuk dikonsumsi karena nilai yang didapatkan memenuhi nilai SNI yang digunakan.

5.2 Saran

1. Perlu mempelajari pembuatan aroma dari bahan alami lainnya misal aroma yang didapatkan dari kulit jeruk lemon, untuk memperbaiki aroma dari produk yang dihasilkan. 2. Perlu mempelajari pembuatan Na-alginat sesuai dengan kebutuhan dalam pemakaiannya untuk produk minuman dimana pada minuman effervescent ini tidak diperlukan viskositas Na-alginat yang tinggi. 3. Untuk mendapatkan kadar air yang lebih rendah pada produk diperlukan pengovenan bahan baku dan penyimpanan pada wadah kedap udara.